Temuan Mainan Anak pada Bangunan Diduga Candi di Indramayu, Seperti Apa?

Proses ekskavasi situs diduga candi di Kabupaten Indramayu terus mendapat progres baik bahkan belakangan tim mendapat banyak temuan bebatuan yang akan menjadi rangkaian cerita

oleh Panji Prayitno diperbarui 05 Jun 2021, 16:00 WIB
Diterbitkan 05 Jun 2021, 16:00 WIB
Temuan Alat Permainan Anak Pada Bangunan Diduga Candi di Indramayu
Tim arkeolog menemukan alat permainan anak pada ekskavasi di Situs Sambimaya Kabupaten Indramayu. Foto (istimewa)

Liputan6.com, Indramayu - Proses ekskavasi bangunan situs diduga candi di Desa Sambimaya Kabupaten Indramayu terus dilakukan. Tim Arkeolog menemukan mainan anak di tengah proses ekskavasi tersebut.

Alat permainan anak yang terbuat dari gerabah tersebut ditemukan pada kedalaman 170 sentimeter. Mainan bernama gacuk tersebut terbuat dari gerabah ditemukan di kotak ekskavasi B6 S7 oleh tim arkeolog.

Selain itu, tim juga menemukan gerabah gores di lokasi ekskavasi. Ketua tim ekskavasi arkeolog situs Dingkel Sambimaya Nanang Saptono menjelaskan, fragmen gerabah gores dimungkinkan memiliki kesamaan dengan gerabah yang ditemukan di Situs Buni Bekasi.

"Temuan tersebut memperkuat dugaan bahwa situs dingkel yang tengah dilakukan ekskavasi merupakan kawasan permukiman," kata Ketua tim ekskavasi arkeologi situs Dingkel Sambimaya Nanang Saptono, Jumat (4/6/2021).

Dia menjelaskan temuan gacuk sangat penting untuk dapat mengungkap keberadaan situs Dingkel pada masa lalu. Menurut Nanang, Gacuk yang ditemukan di Indramayu ini memiliki fungsi sakral dan profan.

Fungsi profan, sebagai alat permainan anak-anak. Sementara fungsi sakralnya bisa sebagai alat penunjang dalam upacara keagamaan seperti tujuh bulanan bagi calon ibu yang akan melahirkan.

Saksikan video pilihan berikut ini

Fungsi Gerabah Gores

Temuan Alat Permainan Anak Pada Bangunan Diduga Candi di Indramayu
Penampakan temuan alat permainan anak proses ekskavasi Situs Sambimaya Kabupaten Indramayu. Foto (Istimewa)

Nanang memastikan temuan tersebut ditemukan di areal permukiman. Sama halnya dengan temuan gacuk di situs permukiman yang ada di daerah Trowulan, Batujaya, dan situs permukiman lainnya di Indonesia.

"Kami belum bisa memastikan apakah di Sambimaya ini memiliki tradisi penggunaan gerabah seperti di situs Buni," kata dia.

Nanang menggambarkan, gerabah gores yang ditemukan di situs Buni memiliki fungsi pengunaan yang berbeda. Seperti sebagai wadah bekal kubur dan fungsi sebagai alat penunjang dalam memasak sehari-hari.

"Harus ada kajian lebih lanjut terhadap gerabah gores ini," kata dia.

Sementara, progres ekskavasi di situs Dingkel Sambimaya ini tim arkeologi sudah menggali tiga kotak ekskavasi. Masing-masing kotak, tim berhasil menemukan dinding struktur bangunan, sudut struktur bangunan, dan fragmen gerabah lokal dalam jumlah yang banyak.

Pada ekskavasi kali ini, tim memperkirakan ada tiga bangunan yang saling berdekatan. Hanya saja, tim arkeologi dari Balar Bandung dan BPCB Banten belum dapat menginterpretasikan apakah bangunan ini berfungsi sebagai bangunan suci atau hanya sebagai rumah tinggal.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya