Â
Liputan6.com, Gorontalo - Merasa janggal dengan sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jalur zonasi, puluhan orangtua siswa menggeruduk kantor Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikbudpora) Provinsi Gorontalo. Mereka protes sistem PPDB jalur zonasi membuat anak-anak mereka tidak keterima di SMA.Â
Advertisement
Baca Juga
Orangtua siswa menilai, penerapan PPDB online jalur zonasi membuat anak mereka tidak terjaring. Padahal domisili para calon siswa tersebut berada dekat dengan sekolah SMA dan SMK yang menjadi tujuan mereka mendaftar.
Mirisnya lagi, salah satu orangtua bahkan mengaku, anaknya tidak terjaring tanpa ada alasan jelas, sementara rumahnya hanya bersebelahan dengan sekolah.
"Anak saya tidak diterima kenapa?, rumah kami hanya sekitar 200 meter dari sekolah kok tidak terjaring," kata Stevani, orangtua siswa.
Mereka meminta Dikbudpora Provinsi Gorontalo harus terbuka dan transparan dalam perekrutan ini. Jangan sampai ada indikasi permainan curang dalam sistem PPDB jalur zonasi.
Â
Simak juga video pilihan berikut:
Respons Kadisdik
Terkait hal itu, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Provinsi Gorontalo Wahyudin Katili mengatakan, PPDB jalur zonasi diterapkan agar ada pemerataan peserta didik.
"Memang ada siswa yang jarak rumahnya dekat dengan sekolah, namun kami masukkan ke dalam zonasi yang agak jauh. Hal ini dimaksud agar sekolah itu merekrut lebih banyak siswa dari zonasi yang lebih luas," katanya.
Wahyudin juga mengatakan, ada yang coba 'mengakali' sistem PPDB online, misalnya, dia alamat rumahnya di Kabupaten, namun dia memilih wilayah sekolah yang berada di Kota Gorontalo.
"Mereka tidak tahu kalau sistem akan mengunci dan terjebak di dalam pembagian zonasi, sehingga tidak ada pilihan sekolah tersebut," katanya.
Advertisement