Liputan6.com, Pekanbaru - Riau kembali memerah. Bukan karena Covid-19, tetapi kembali terjadinya kebakaran lahan. Dalam beberapa hari terakhir, terjadi lonjakan titik panas sebagai indikasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di berbagai wilayah Bumi Lancang Kuning.
Pada Kamis petang, 22 Juli 2021, satelit Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika di Pekanbaru mendeteksi 64 titik panas indikator kebakaran lahan. Paling banyak terdapat di Kabupaten Rokan Hilir.
Advertisement
Baca Juga
Menurut prakirawan BMKG Ahmad Agus Widodo, di Kabupaten Rokan Hilir terpantau 43 titik panas. Selanjutnya, di Kabupaten Bengkalis 10 titik panas, lalu Rokan Hulu 4 titik.
"Kemudian Kepulauan Meranti dan Pelalawan, masing-masing 2 titik kemudian Kabupaten Kampar, Siak serta Indragiri Hilir, masing-masing 1 titik," kata Ahmad.
Secara umum, sambung Ahmad, di Pulau Sumatra pada Kamis petang terpantau 120 titik. Selain Riau, titik panas tersebar di Bangka Belitung 18 titik, Sumatra Utara 12 titik dan Sumatra Barat 12 titik.
"Berikutnya Sumatra Selatan 7 titik, Lampung 3 titik, dan Jambi 2 titik," kata Ahmad.
Â
Simak video pilihan berikut ini:
Pantauan Pesawat Tempur
Sebelumnya, pesawat F-16 dari Skadron Udara 16/Rydder Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru memantau kebakaran lahan cukup besar di Riau. Kebakaran di lahan sawit itu bahkan membuat kabut asap sangat tebal membumbung ke udara.
Komandan Lanud Roesmin Nurjadin Marsma TNI Andi Kustoro mengatakan, pesawat F-16 memantau kebakaran lahan itu pada Rabu kemarin, 21 Juli 2021. Hal itu disampaikan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah Riau.
"Pesawat sedang latihan rutin, pemantauan bekerjasama dengan BMKG stasiun Pekanbaru guna menentukan koordinat titik api yang terpantau citra satelit," kata Andi.
Laporan ini ditinjaklanjuti Bidang Operasi Udara dengan mengirimkan helikopter untuk melaksanakan Water Bombing. Juga dikirim tim darat dari TNI Polri, BNPB, Manggala Agni dan relawan yang melaksanakan pemadaman dari bawah.
Andi menjelaskan, kebakaran terletak di 90 kilometer arah barat dari Kota Pekanbaru, tepatnya di Koto Tuo, Kabupaten Kampar.
Andi mengatakan, pemantauan ini adalah bukti nyata peran penting Lanud Roesmin Nurjadin dalam penanggulangan karhutla. Tidak hanya sebagai koordinator pengerahan satgas udara helikopter BNPB tetapi juga dengan mengerahkan kekuatan unsur-unsur tempurnya.
"Kemudian dikombinasikan dengan latihan tempur udara, pesawat tempur F-16 maupun Hawk 100/200 juga melaksanakan observasi terhadap titik-titik api di Riau," kata Andi.
Andi menyatakan, Lanud Roesmin Nurjadin sebagai kekuatan penuh di udara akan selalu mengamankan Indonesia dari setiap ancaman dan gangguan, termasuk karhutla.
Andi menegaskan, penanganan karhutla di Riau harus menjadi perhatian seluruh elemen, tidak hanya aparatur negara. Dengan harapan tidak ingin hutan ataupun lahan di Riau kembali terbakar.
"Kita semua berharap udara Riau terbebas dari asap karhutla," jelas Andi.
Advertisement