Liputan6.com, Wonosobo - Juli 2021, angka kematian akibat Covid-19 di Kabupaten Wonosobo melonjak. Peningkatan jumlah kematian itu tak lepas dari tingginya kasus konfirmasi Covid-19.
Selain peningkatan jumlah pasien Covid-19, ada satu kekeliruan fatal yang membuat kematian Covid-19 tinggi, yakni terlambat penanganan.
Kasus kematian tinggi ini tentu perhatian khusus dari pemerintah daerah. Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat menduga banyaknya kasus kematian karena Covid-19 salah satunya diakibatkan oleh terlambatnya penanganan.
Advertisement
Baca Juga
Warga yang terpapar datang ke fasilitas kesehatan setelah keadaan mereka sudah dalam kondisi yang parah.
"Sehingga di kabupaten Wonosobo yang meninggal banyak ini rata-rata orang yang datang ke Rumah Sakit dalam kondisi sudah sakit agak berat, tetapi dia bukan isoman, kalau isoman jelas datanya, nah ini artinya sakit tapi tidak terpantau sehingga fatal," katanya, dikutip dari laman Pemkab Wonosobo, website.wonosobokab.go.id, Jumat malam (7/8/2021).
Sebab itu, bupati meminta agar masyarakat memahami betapa bahayanya virus ini. Dengan demikian, masyarakat bisa mengantisipasi dengan tetap menjaga kesehatan masing-masing serta saling membantu dan mengingatkan untuk tetap disiplin prokes dan menaati imbauan pemerintah.
Dia juga meminta masyarakat membantu pemerintah menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi, baik terhadap penanganan Covid-19Â maupun efek yang ditimbulkan akibat pandemi ini.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Segera ke Periksa ke Faskes Saat Merasakan Gejala
Di sisi lain, Afif juga mengajak masyarakat tetap waspada terhadap penyebaran Covid-19 terutama varian Delta yang sangat mudah menyebar dan menular. Masyarakat diminta untuk mengenali gejala-gejala yang ditimbulkan jika terpapar virus tersebut.
Jika merasakan gejala yang hampir mirip dengan gejala Covid-19 agar segera melakukan tes pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat. Atau setidaknya melakukan isolasi mandiri terdata dengan melaporkan kepada Ketua RT setempat atau kepada satgas atau tenaga kesehatan terdekat., agar bisa terpantau.
"Saya melihat dan memantau, masih banyak saudara kita yang sebenarnya punya gejala yang hampir mirip dengan Covid-19, ya pilek, batuk, hilang penciumanya tapi enggak mau periksa ke puskesmas, dokter, apalagi rumah sakit karena takut di swab, takut jika positif, sehingga ini menjadi PR untuk kita semua," ucap dia.
Dia mengimbau seluruh elemen masyarakat bahu membahu, saling membantu dan mengingatkan untuk tetap menjaga kesehatan dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan dan patuh terhadap imbauan yang dikeluarkan pemerintah.
Hal ini harus dilakukan dengan sungguh-sungguh agar penyebaran virus corona yang masih belum mereda ini bisa ditekan, sehingga upaya memutus penularan ini bisa berjalan dengan optimal dan pandemi segera usai.
Hingga 4 Agustus 2021, kasus terkonfirmasi Covid-19 di Wonosobo mencapai 13.524 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 11.111 orang sembuh dan 628 orang meninggal dunia. Sisanya, sebanyak 1.785 orang sedang menjalani perawatan, baik isolasi mandiri maupun di RS rujukan Covid-19.
Advertisement