BMKG: Waspada Siklon Tropis Chantu dan Conson di Utara Indonesia

Siklon tropis Chantu terbentuk di sekitar Samudra Pasifik timur Filipina dan siklon tropis Consonter bentuk di sekitar Kepulauan Filipina.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 10 Sep 2021, 07:00 WIB
Diterbitkan 10 Sep 2021, 07:00 WIB
FOTO: Waspada Hujan Angin di Jakarta Dampak Siklon Molave
Pedagang melintas saat hujan mengguyur Jakarta, Senin (26/10/2020). BPBD DKI Jakarta mengeluarkan peringatan dini cuaca berupa potensi terjadinya hujan lebat disertai petir dan angin kencang dampak dari siklon tropis Molave hingga 27 Oktober 2020. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Bandung - Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memonitoring terbentuknya dua siklon tropis di wilayah belahan bumi utara pada 7 September 2021 pukul 19.00 WIB. Kedua yaitu siklon tropis yaitu Chantu dan Conson yang secara bersamaan terbentuk di sekitar wilayah perairan Filipina.

Kepala BMKG Stasiun Geofisika Bandung Teguh Rahayu mengatakan, siklon tropis Chantu terbentuk di sekitar Samudra Pasifik timur Filipina dan siklon tropis Conson terbentuk di sekitar Kepulauan Filipina.

“Kedua siklon tropis tersebut dapat menyebabkan potensi dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca di wilayah Jawa Barat, yaitu meningkatnya angin di Perairan Selatan Jawa Barat dengan kecepatan maksimum 56 km/jam,” kata Rahayu melalui pesan tertulis, Kamis (9/8).

Rahayu menjelaskan, berdasarkan data tinggi gelombang di wilayah perairan selatan Jawa Barat, diketahui bahwa potensi tinggi gelombang pada 9 September 2021 mencapai ketinggian antara 3,0-4,0 meter dan berlaku hingga 10 September 2021 pukul 07.00 WIB.

Sedangkan prakiraan tinggi gelombang perairan selatan Jawa Barat untuk 10 September 2021, berpotensi mencapai ketinggian antara 3,5-5,0 meter.

“Potensi ketinggian gelombang maksimum dapat mencapai 6,0 meter, yang berlaku mulai 9 September hingga 10 September 2021 pukul 07.00 WIB,” ujar Rahayu.

Meski begitu, Rahayu menuturkan, kondisi riil di lapangan ketinggian gelombang bisa berpotensi lebih tinggi dari prakiraan model dan pantauan data satelit.

 

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini

Gelombang Tinggi

Adapun gelombang tinggi di wilayah perairan selatan Jawa Barat disebabkan oleh angin kencang hingga 30 knot (56 km/jam) yang merupakan pengaruh dari pertumbuhan siklon tropis Chantu dan Conson di wilayah Filipina. Berdasarkan skala Beaufort, angin sekencang itu dapat menyebabkan gelombang laut tinggi.

Sementara itu, angin kencang yang melanda wilayah perairan selatan Jawa Barat juga disebabkan oleh karena menguatnya kembali monsoon Australia pada tiga hari terakhir. Selain itu, angin kencang juga disebabkan oleh aktivitas gelombang equatorial Rossby yang terpantau aktif mulai 6 September 2021 dan diperkirakan akan berakhir pada pertengahan dasarian II September 2021.

“Kombinasi aktivitas siklon tropis, angin monsoon Australia dan aktivitas gelombang equatorial Rossby menjadi penyebab utama angin kencang dan gelombang tinggi di perairan selatan Jawa Barat,” tutur Rahayu.

Fenomena angin kencang ini tidak saja dirasakan oleh wilayah pesisir selatan Jabar, namun juga oleh masyarakat di wilayah Bandung raya atau wilayah daratan Jawa Barat. Pada 6-8 September, di BMKG Bandung, kecepatan angin maksimum terpantau antara 21-26 km/jam yang melebihi kecepatan rata-rata, yaitu 16 km/jam.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya