Menyusuri Kampung Mural di Yogyakarta, Wisata Tipis-Tipis di Tengah Pandemi

Mural tersebut terletak di Kampung Taman atau yang sering disebut dengan Kampung Patehan Yogyakarta.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 25 Sep 2021, 06:00 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2021, 06:00 WIB
Kampung mural Yogyakarta
Seorang pejalan kaki melintasi mural sejumlah anak yang mengoperasikan komputer jinjing, di Kampung cyber Taman, Patehan,Kraton,Yogyakarta. (Antara).

Liputan6.com, Yogyakarta - Di dekat Tamansari Yogyakarta terdapat sebuah kampung yang dihiasi mural apik. Mural tersebut terletak di Kampung Taman atau yang sering disebut dengan Kampung Patehan Yogyakarta.

Kampung yang menjadi kampung wisata ini memang menyuguhkan goresan mural yang dilukis oleh warga sekitar. Selain untuk menutupi tembok yang sudah usang, mural yang ada juga dipakai untuk menarik wisatawan agar berkunjung.

Perekonomian warga Kampung Patehan pun dapat terangkat sedikit demi sedikit. Terlebih, lokasinya dengan Tamansari dan Keraton Yogyakarta.

Memanfaatkan tembok sepanjang 100 meter di gang sempit yang hanya mampu dilalui oleh becak, seniman lokal dan warga sekitar mengambil berbagai macam tema sebagai inspirasi gambarnya. Beberapa tema yang diangkar, seperti, sejarah, kebudayaan, motif batik hingga kritik sosial yang dibalut dengan komedi sederhana ala warga sekitar.

 

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan berikut ini:


Seniman Mural Luar Negeri

Meskipun didominasi seniman lokal dan warga sekitar, namun beberapa seniman luar negeri yang berasal dari Finlandia, Jepang, Yunani hingga Serbia juga ikut terlibat dalam proses pembuatan mural Kampung Patehan.

Pada awalnya, mural yang ada hanya sebatas asal-asalan atau sekadar coretan biasa. Tetapi semenjak adanya pandemi Covid-19 dan destinasi wisata sekitar Kampung Patehan menurun , secara tidak langsung membuat ekonomi warga turut menurun. Melihat kenyataan tersebut, warga sekitar memiliki inisiatif untuk mengembangan mural sebagai salah satu objek wisata.

Walaupun wisatawan tidak dipungut biaya masuk untuk mengunjungi dan menikmati kampung mural di Yogyakarta ini, warga sekitar tetap dapat mendapatkan keuntungan dengan cara berjualan di sekitar atau di luar area mural dan membangun beberapa penginapan bagi pelancong domestik maupun non-domestik yang ada.

(Yohana Nabilla)

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya