Liputan6.com, Jakarta Bruntusan merupakan masalah kulit yang umum dialami banyak orang, terutama pada area wajah. Kondisi ini ditandai dengan munculnya benjolan-benjolan kecil pada permukaan kulit yang terasa kasar saat diraba. Meski tidak berbahaya, bruntusan dapat mengganggu penampilan dan menurunkan rasa percaya diri. Untuk mengatasi masalah ini dengan efektif, penting untuk memahami berbagai penyebab bruntusan dan cara penanganannya.
Pengertian dan Karakteristik Bruntusan
Bruntusan adalah kondisi kulit di mana muncul benjolan-benjolan kecil yang bertekstur seperti pasir dan berwarna kemerahan pada permukaan kulit. Benjolan ini terbentuk akibat tersumbatnya pori-pori kulit oleh sebum (minyak) berlebih, sel kulit mati, atau bakteri. Bruntusan sering dianggap sebagai bentuk awal dari jerawat dan umumnya muncul di area wajah, terutama pada daerah T-zone (dahi, hidung, dan dagu).
Karakteristik utama bruntusan meliputi:
- Tekstur kulit yang kasar dan tidak rata
- Benjolan kecil berwarna kemerahan atau sewarna kulit
- Ukuran benjolan yang sangat kecil, seperti butiran pasir
- Tidak menimbulkan rasa nyeri atau gatal yang signifikan
- Dapat muncul dalam jumlah banyak dan berkelompok
- Sering terjadi pada kulit berminyak atau kombinasi
Meski bruntusan dan jerawat memiliki beberapa kesamaan, keduanya merupakan kondisi yang berbeda. Bruntusan cenderung lebih halus dan tidak meradang seperti jerawat. Namun, jika tidak ditangani dengan baik, bruntusan dapat berkembang menjadi jerawat yang lebih serius.
Advertisement
Faktor-Faktor Penyebab Bruntusan
Munculnya bruntusan pada kulit dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Memahami penyebab-penyebab ini penting untuk mencegah dan mengatasi masalah bruntusan secara efektif. Berikut adalah beberapa faktor utama yang dapat memicu timbulnya bruntusan:
1. Perubahan Hormonal
Fluktuasi hormon dalam tubuh merupakan salah satu penyebab utama munculnya bruntusan. Perubahan hormonal dapat terjadi pada berbagai fase kehidupan, seperti:
- Masa pubertas: Peningkatan produksi hormon androgen selama pubertas dapat merangsang kelenjar sebum untuk menghasilkan lebih banyak minyak, meningkatkan risiko tersumbatnya pori-pori.
- Siklus menstruasi: Banyak wanita mengalami peningkatan produksi minyak dan munculnya bruntusan beberapa hari sebelum menstruasi dimulai.
- Kehamilan: Perubahan hormonal selama kehamilan dapat mempengaruhi kondisi kulit, termasuk munculnya bruntusan.
- Menopause: Penurunan kadar estrogen selama menopause dapat menyebabkan kulit menjadi lebih kering dan rentan terhadap iritasi, yang dapat memicu bruntusan.
Hormon-hormon yang berperan dalam memicu bruntusan antara lain androgen, estrogen, dan progesteron. Ketidakseimbangan hormon-hormon ini dapat meningkatkan produksi sebum, mempercepat pergantian sel kulit, dan mempengaruhi respons inflamasi kulit.
2. Produksi Sebum Berlebih
Sebum adalah minyak alami yang diproduksi oleh kelenjar sebaceous untuk melindungi dan melembabkan kulit. Namun, produksi sebum yang berlebihan dapat menyebabkan masalah kulit, termasuk bruntusan. Beberapa faktor yang dapat memicu produksi sebum berlebih meliputi:
- Genetik: Beberapa orang memiliki kecenderungan genetik untuk memproduksi lebih banyak sebum.
- Stres: Kondisi stres dapat meningkatkan produksi hormon kortisol, yang pada gilirannya dapat merangsang produksi sebum.
- Diet: Konsumsi makanan tinggi lemak dan gula dapat mempengaruhi produksi sebum.
- Penggunaan produk skincare yang tidak tepat: Produk yang terlalu berminyak atau tidak cocok dengan jenis kulit dapat meningkatkan produksi sebum.
Sebum berlebih dapat menyumbat pori-pori kulit, menciptakan lingkungan yang ideal bagi pertumbuhan bakteri dan memicu terbentuknya bruntusan.
3. Akumulasi Sel Kulit Mati
Proses alami pergantian sel kulit (eksfoliasi) terkadang tidak berjalan sempurna, menyebabkan penumpukan sel kulit mati di permukaan kulit. Akumulasi sel kulit mati ini dapat menyumbat pori-pori dan berkontribusi pada pembentukan bruntusan. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan penumpukan sel kulit mati antara lain:
- Kurangnya eksfoliasi: Tidak melakukan eksfoliasi secara teratur dapat menyebabkan penumpukan sel kulit mati.
- Dehidrasi kulit: Kulit yang kekurangan kelembapan cenderung mengalami pengelupasan sel yang tidak merata.
- Paparan sinar UV berlebih: Paparan sinar matahari yang berlebihan dapat mempercepat kerusakan sel kulit dan mengganggu proses regenerasi normal.
- Penuaan: Seiring bertambahnya usia, proses pergantian sel kulit melambat, meningkatkan risiko penumpukan sel kulit mati.
Eksfoliasi yang tepat dan teratur dapat membantu mengurangi akumulasi sel kulit mati dan mencegah terbentuknya bruntusan.
4. Penggunaan Produk Skincare yang Tidak Sesuai
Pemilihan dan penggunaan produk perawatan kulit yang tidak sesuai dengan jenis kulit dapat menjadi penyebab munculnya bruntusan. Beberapa kesalahan umum dalam penggunaan skincare meliputi:
- Menggunakan produk yang terlalu berminyak: Produk dengan kandungan minyak tinggi dapat menyumbat pori-pori, terutama pada kulit yang sudah cenderung berminyak.
- Penggunaan produk yang tidak cocok dengan jenis kulit: Misalnya, menggunakan produk untuk kulit berminyak pada kulit kering dapat menyebabkan iritasi dan bruntusan.
- Terlalu sering mengganti produk: Pergantian produk skincare yang terlalu sering dapat membuat kulit menjadi sensitif dan rentan terhadap iritasi.
- Penggunaan produk yang mengandung bahan iritan: Beberapa bahan seperti alkohol, pewangi, atau bahan kimia tertentu dapat mengiritasi kulit dan memicu bruntusan.
- Tidak membersihkan wajah dengan benar: Membersihkan wajah yang tidak tuntas dapat menyisakan residu makeup atau kotoran yang menyumbat pori-pori.
Penting untuk memilih produk skincare yang sesuai dengan jenis kulit dan kebutuhan spesifik kulit Anda. Konsultasikan dengan dermatolog jika Anda tidak yakin tentang produk yang cocok untuk kulit Anda.
5. Faktor Lingkungan dan Gaya Hidup
Lingkungan dan gaya hidup memiliki pengaruh signifikan terhadap kesehatan kulit, termasuk munculnya bruntusan. Beberapa faktor lingkungan dan gaya hidup yang dapat memicu bruntusan antara lain:
- Polusi udara: Paparan terhadap polutan dapat menyumbat pori-pori dan merusak barrier kulit, meningkatkan risiko bruntusan.
- Cuaca ekstrem: Baik cuaca yang terlalu panas dan lembab maupun terlalu dingin dan kering dapat mempengaruhi kondisi kulit.
- Kurang tidur: Kekurangan tidur dapat meningkatkan produksi hormon stres, yang berpengaruh pada kesehatan kulit.
- Pola makan tidak sehat: Konsumsi makanan tinggi gula, lemak jenuh, dan makanan olahan dapat mempengaruhi kesehatan kulit.
- Kurang olahraga: Olahraga teratur membantu meningkatkan sirkulasi darah dan detoksifikasi, yang penting untuk kesehatan kulit.
- Merokok: Merokok dapat merusak kolagen dan elastin kulit, serta mengurangi aliran darah ke kulit.
- Stres berlebihan: Stres kronis dapat mempengaruhi keseimbangan hormonal dan fungsi imun, yang berdampak pada kesehatan kulit.
Mengelola faktor-faktor gaya hidup ini dapat membantu menjaga kesehatan kulit dan mengurangi risiko munculnya bruntusan.
Cara Mengatasi dan Mencegah Bruntusan
Mengatasi bruntusan memerlukan pendekatan holistik yang melibatkan perawatan kulit yang tepat, perubahan gaya hidup, dan terkadang intervensi medis. Berikut adalah beberapa strategi efektif untuk mengatasi dan mencegah bruntusan:
1. Rutinitas Perawatan Kulit yang Tepat
Membangun rutinitas perawatan kulit yang sesuai adalah langkah penting dalam mengatasi bruntusan. Berikut beberapa langkah yang perlu diperhatikan:
- Membersihkan wajah: Bersihkan wajah dua kali sehari dengan pembersih wajah yang lembut dan sesuai dengan jenis kulit Anda. Hindari mencuci wajah terlalu sering atau menggunakan air yang terlalu panas, karena dapat mengiritasi kulit.
- Eksfoliasi: Lakukan eksfoliasi 1-2 kali seminggu untuk membantu menghilangkan sel kulit mati. Pilih eksfoliator yang lembut dan sesuai dengan jenis kulit Anda.
- Gunakan toner: Toner dapat membantu menyeimbangkan pH kulit dan mengangkat sisa kotoran setelah membersihkan wajah.
- Aplikasikan pelembap: Gunakan pelembap yang non-comedogenic untuk menjaga kelembapan kulit tanpa menyumbat pori-pori.
- Proteksi sinar matahari: Gunakan tabir surya setiap hari untuk melindungi kulit dari kerusakan akibat paparan sinar UV.
Penting untuk konsisten dalam menjalankan rutinitas perawatan kulit dan memberikan waktu setidaknya 4-6 minggu untuk melihat hasil yang signifikan.
2. Pemilihan Produk Skincare yang Tepat
Memilih produk skincare yang tepat sangat penting dalam mengatasi bruntusan. Berikut beberapa tips dalam memilih produk:
- Pilih produk non-comedogenic: Produk ini dirancang untuk tidak menyumbat pori-pori.
- Perhatikan kandungan aktif: Cari produk yang mengandung bahan aktif seperti asam salisilat, benzoyl peroxide, atau retinol yang efektif dalam mengatasi bruntusan.
- Sesuaikan dengan jenis kulit: Pilih produk yang sesuai dengan jenis kulit Anda, apakah berminyak, kering, kombinasi, atau sensitif.
- Hindari produk dengan pewangi atau alkohol berlebih: Bahan-bahan ini dapat mengiritasi kulit dan memperparah bruntusan.
- Perhatikan tekstur produk: Untuk kulit berminyak, pilih produk berbasis gel atau lotion ringan. Untuk kulit kering, pilih krim atau lotion yang lebih kaya.
Jika ragu, konsultasikan dengan dermatolog untuk mendapatkan rekomendasi produk yang paling sesuai dengan kondisi kulit Anda.
3. Perubahan Gaya Hidup
Mengadopsi gaya hidup yang lebih sehat dapat membantu mengurangi risiko munculnya bruntusan. Beberapa perubahan gaya hidup yang dapat dilakukan meliputi:
- Perbaiki pola makan: Konsumsi lebih banyak buah, sayuran, dan makanan kaya antioksidan. Kurangi konsumsi makanan olahan, tinggi gula, dan lemak jenuh.
- Tingkatkan asupan air: Minum cukup air membantu mendetoksifikasi tubuh dan menjaga kelembapan kulit.
- Olahraga teratur: Berolahraga membantu meningkatkan sirkulasi darah dan mendukung kesehatan kulit secara keseluruhan.
- Kelola stres: Praktikkan teknik manajemen stres seperti meditasi, yoga, atau olahraga ringan.
- Tidur cukup: Usahakan untuk tidur 7-9 jam setiap malam untuk mendukung regenerasi kulit.
- Hindari menyentuh wajah: Kurangi kebiasaan menyentuh wajah untuk menghindari transfer bakteri dari tangan ke wajah.
- Bersihkan peralatan makeup: Rutin membersihkan kuas dan spons makeup untuk menghindari akumulasi bakteri.
Perubahan gaya hidup ini tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan kulit, tetapi juga untuk kesehatan tubuh secara keseluruhan.
4. Perawatan Medis
Jika bruntusan tidak membaik dengan perawatan di rumah, mungkin diperlukan intervensi medis. Beberapa perawatan medis yang dapat membantu mengatasi bruntusan meliputi:
- Obat topikal: Dokter dapat meresepkan krim atau gel yang mengandung retinoid, antibiotik, atau asam azelaic untuk mengatasi bruntusan.
- Peeling kimia: Prosedur ini menggunakan bahan kimia untuk mengangkat lapisan atas kulit, membantu mengurangi bruntusan dan memperbaiki tekstur kulit.
- Mikrodermabrasi: Teknik ini menggunakan partikel halus untuk mengeksfoliasi kulit dan mengurangi bruntusan.
- Terapi laser: Beberapa jenis terapi laser dapat membantu mengurangi produksi sebum dan memperbaiki tekstur kulit.
- Ekstraksi komedo: Prosedur ini dilakukan oleh profesional untuk membersihkan pori-pori yang tersumbat.
Selalu konsultasikan dengan dermatolog sebelum memulai perawatan medis untuk memastikan keamanan dan efektivitas perawatan yang dipilih.
Advertisement
Mitos dan Fakta Seputar Bruntusan
Terdapat banyak mitos yang beredar seputar bruntusan yang dapat menyesatkan dalam upaya perawatan kulit. Penting untuk memahami fakta yang sebenarnya untuk menghindari kesalahan dalam mengatasi bruntusan. Berikut beberapa mitos dan fakta seputar bruntusan:
Mitos 1: Bruntusan hanya terjadi pada remaja
Fakta: Meski bruntusan memang lebih sering terjadi pada remaja karena perubahan hormonal, orang dewasa juga dapat mengalami bruntusan. Faktor seperti stres, perubahan hormonal (misalnya selama siklus menstruasi atau kehamilan), dan penggunaan produk skincare yang tidak tepat dapat menyebabkan bruntusan pada orang dewasa.
Mitos 2: Mencuci wajah sesering mungkin dapat menghilangkan bruntusan
Fakta: Mencuci wajah terlalu sering justru dapat mengiritasi kulit dan memperparah bruntusan. Kulit yang terlalu sering dicuci dapat menjadi kering, yang kemudian memicu produksi minyak berlebih sebagai respons. Cukup membersihkan wajah dua kali sehari dengan pembersih yang lembut.
Mitos 3: Makanan berminyak dan cokelat selalu menyebabkan bruntusan
Fakta: Meski diet memang dapat mempengaruhi kesehatan kulit, hubungan langsung antara makanan tertentu (seperti makanan berminyak atau cokelat) dengan bruntusan bervariasi pada setiap individu. Yang lebih penting adalah menjaga pola makan seimbang dan memperhatikan makanan yang memicu bruntusan pada diri sendiri.
Mitos 4: Sinar matahari dapat mengeringkan bruntusan
Fakta: Meski paparan sinar matahari mungkin terlihat mengeringkan kulit dalam jangka pendek, hal ini sebenarnya dapat memperparah bruntusan. Sinar UV dapat merusak kulit, meningkatkan produksi sebum, dan memicu peradangan. Selalu gunakan tabir surya untuk melindungi kulit dari efek negatif sinar matahari.
Mitos 5: Bruntusan akan hilang dengan sendirinya tanpa perawatan
Fakta: Meski beberapa kasus bruntusan ringan mungkin membaik tanpa perawatan, sebagian besar kasus memerlukan perawatan yang tepat untuk mencegah memburuknya kondisi dan mencegah terbentuknya bekas. Perawatan kulit yang konsisten dan gaya hidup sehat penting untuk mengatasi bruntusan secara efektif.
Kapan Harus Konsultasi ke Dokter?
Meski bruntusan sering kali dapat diatasi dengan perawatan di rumah, ada kalanya diperlukan bantuan profesional. Berikut adalah beberapa situasi di mana Anda sebaiknya berkonsultasi dengan dokter kulit atau dermatolog:
- Bruntusan tidak membaik setelah beberapa minggu perawatan mandiri
- Bruntusan menyebar ke area yang lebih luas atau menjadi lebih parah
- Anda mengalami rasa sakit, gatal yang intens, atau peradangan pada area bruntusan
- Bruntusan disertai dengan gejala lain seperti demam atau kelelahan
- Anda mengalami efek samping dari produk perawatan kulit yang digunakan
- Bruntusan mempengaruhi kualitas hidup atau rasa percaya diri Anda secara signifikan
- Anda memiliki riwayat masalah kulit yang kompleks atau kondisi medis tertentu
Dokter kulit dapat melakukan pemeriksaan menyeluruh, mengidentifikasi penyebab spesifik bruntusan Anda, dan merekomendasikan perawatan yang paling sesuai. Mereka juga dapat memberikan saran tentang rutinitas perawatan kulit yang optimal dan produk yang cocok untuk jenis kulit Anda.
Advertisement
Kesimpulan
Bruntusan merupakan masalah kulit yang umum namun dapat mengganggu penampilan dan kepercayaan diri. Memahami berbagai penyebab bruntusan, mulai dari faktor hormonal hingga gaya hidup, adalah langkah penting dalam mengatasi masalah ini. Perawatan kulit yang tepat, pemilihan produk skincare yang sesuai, dan perubahan gaya hidup yang positif dapat membantu mengurangi dan mencegah munculnya bruntusan.
Penting untuk diingat bahwa setiap individu memiliki jenis kulit dan faktor pemicu yang berbeda-beda. Oleh karena itu, pendekatan yang personal dalam perawatan kulit sangat diperlukan. Jika bruntusan terus menjadi masalah meski telah melakukan perawatan mandiri, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter kulit atau dermatolog. Dengan perawatan yang tepat dan konsisten, kulit yang sehat dan bebas bruntusan bukanlah hal yang mustahil untuk dicapai.
