Pentingnya Uji Deteksi Dini untuk Cegah Kasus Thalasemia Baru

Thalasemia merupakan kelainan darah yang membuat penderitanya mengalami keluhan cepat lelah, mudah mengantuk, hingga sesak napas.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 09 Okt 2021, 21:00 WIB
Diterbitkan 09 Okt 2021, 21:00 WIB
Penyakit Thalasemia
Penyakit Thalasemia (iStockphoto)

Liputan6.com, Bandung - Thalasemia merupakan kelainan darah yang membuat penderitanya mengalami keluhan cepat lelah, mudah mengantuk, hingga sesak napas. Kelainan ini diturunkan dari orangtua atau genetik.

Kelainan tersebut belum dapat diobati, tetapi dapat dicegah melalui pencegahan perkawinan sesama pembawa sifat thalasemia. Sehingga memerlukan pendeteksian dini atau skrining.

Dalam rangka mencegah kelahiran penderita thalasemia baru, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Puskesmas Garuda Kota Bandung menggelar uji coba deteksi dini thalasemia pada Selasa (5/10/2021). Uji coba ini terselenggara dari kolaborasi Kementerian Kesehatan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan Pemerintah Kota Bandung.

Wali Kota Bandung Oded M Danial mengatakan, dengan adanya program deteksi dini thalasemia ini, sosialisasi dan edukasi semakin gencar. Sehingga masyarakat semakin paham tentang thalasemia.

"Nanti kita bisa mendapat data yang akurat. Mudah-mudahan bisa memitigasi terjadinya pernikahan antara pembawa sifat," katanya.

Menurut Oded, ketika pernikahan pembawa sifat ini bisa diputus mata rantainya dengan pemahaman masyarakat, maka bisa meminimalisasi penderita thalasemia baru.

"Pengidapnya di Kota Bandung sekitar 300-an orang yang sedang pengobatan. Karena Jawa Barat termasuk tertinggi tingkat provinsi, maka Kota Bandung juga bisa dikatakan tinggi. Karena ini penyakit turunan atau genetik, makanya salah satu caranya dengan tidak ada pernikahan pembawa sifat, pemahaman itu sudah ada di masyarakat tetapi masih kurang," tuturnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Ahyani Raksanagara mengatakan, tahun ini Kota Bandung menjadi salah satu lokus uji coba deteksi dini thalasemia yang dilakukan di sejumlah puskesmas.

"Sasarannya keluarga di ring satu yaitu saudara kandung pengidap thalasemia yang tercatat ada 382 di Kota Bandung. Pelaksanaan hari ini di Puskesmas Garuda yang akan diikuti oleh 13 UPT Puskesmas lainnya selama Oktober," ujarnya.

Ia memastikan pelaksanaan deteksi dini thalasemia tidak akan berhenti dan menjadi komitmen dalam pencegahan kelahiran dengan thalasemia untuk mewujudkan Kota Bandung zero kelahiran thalasemia.

"Pada rangkaian uji coba hari ini, Puskesmas Garuda meluncurkan inovasi Garpu Thala, Garuda Peduli Thalasemia. Ke depannya semua calon pengantin, ibu hamil, remaja, dan pasien akan mendapatkan pemeriksaan," kata dia.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini:

40 Persen Kasus di Jabar

Thalasemia
Uji coba deteksi dini thalasemia di UPT Puskesmas Garuda Kota Bandung, Selasa 5 Oktober 2021. (Foto: Humas Kota Bandung)

Sementara itu, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kemenkes Cut Putri Arianie menuturkan, uji coba deteksi dini thalasemia ini dilakukan Kemenkes dengan kerja sama pemerintah daerah, dan organisasi profesi, serta lembaga swadaya masyarakat.

"Di Jawa Barat datanya menunjukkan provinsi tertinggi sekitar 40 persen kasusnya. Makanya, di Jawa Barat dilakukan di 14 Kabupaten/Kota yang terpilih melakukan uji coba ini," kata Putri.

Menurutnya, penyakit ini dari beberapa literatur dan referensi menyatakan saudara kandung penyandang thalasemi hampir 50 persen menjadi pembawa sifat. Sehingga, skrining diperlukan untuk para saudara kandung dari penyandang thalasemia tersebut.

"Pada hari ini yang akan diskrining adalah para saudara kandung dari para penyandang thalasemia yang pada usia produktif. Terutama yang memang belum menikah agar mereka tahu bagaimana mengambil langkah selanjutnya, untuk kelanjutan perkawinan atau merencanakan keturunan," katanya.

"Mudah-mudahan dengan kegiatan ini, akan menjadi replika yang baik untuk dilakukan secara nasional. Dan kolaborasi yang ada Jawa Barat, khususnya Kota Bandung akan menjadi satu pembelajaran baik bagi sistem kesehatan di Indonesia," Putri menandaskan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya