Muncul Siklon Tropis Kompasu, Ini Dampak Cuaca di Jabar

Siklon tropis Kompasu tersebut terbentuk di Samudera Pasifik sebelah timur Filipina.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 10 Okt 2021, 05:00 WIB
Diterbitkan 10 Okt 2021, 05:00 WIB
Ilustrasi angin kencang (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)
Ilustrasi angin kencang (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)

Liputan6.com, Bandung - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui The Regional Specialized Meteorological Center (RSMC) Tokyo memantau pertumbuhan siklon tropis Kompasu yang tumbuh di belahan bumi utara pada 7 Oktober 2021 pukul 07.05 WIB.

Siklon tropis Kompasu tersebut terbentuk di Samudera Pasifik sebelah timur Filipina, tepatnya di 13.8 LU, 131.5 BT dengan kecepatan angin maksimum di sekitar sistemnya mencapai 35 knots (69 km/jam) dan tekanan udara di pusatnya mencapai 992 hPa. Selain itu, siklon ini bergerak ke arah barat mendekati Vietnam.

Kepala BMKG Stasiun Geofisika Bandung Teguh Rahayu mengatakan, keberadaan siklon Kompasu ini memberikan tiga dampak cuaca terhadap wilayah Jawa Barat.

Pertama, potensi angin kencang di wilayah utara Jawa Barat mencapai 25 knot. Kedua, potensi terjadinya gelombang tinggi di wilayah pesisir utara Jawa Barat.

“Ketiga, terganggunya pertumbuhan awan hujan dalam satu hingga dua hari ke depan,” kata Rahayu melalui keterangan tertulis, Sabtu (9/10/2021).

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Gelombang Tinggi

Berdasarkan data prakiraan tinggi gelombang di wilayah perairan selatan Jawa Barat, diketahui bahwa tinggi gelombang pada 9 Oktober 2021 berpotensi mencapai ketinggian hingga 4,0 meter dan berlaku hingga 11 Oktober 2021 pukul 07.00 WIB. Namun kondisi ril di lapangan, ketinggian gelombang bisa berpotensi lebih tinggi dari prakiraan dan pantauan data satelit.

Menurut Rahayu, gelombang tinggi di wilayah perairan selatan Jawa Barat disebabkan oleh angin kencang hingga 21 knot (39,0 km/jam). Berdasarkan skala Beaufort, angin sekencang itu dapat menyebabkan gelombang laut tinggi.

Rahayu menyebutkan, angin kencang yang melanda wilayah perairan selatan Jawa Barat juga disebabkan oleh karena menguatnya kembali MJO. Selain itu, angin kencang juga disebabkan oleh aktivitas gelombang Kelvin yang terpantau aktif mulai awal dasarian III September 2021 dan diperkirakan akan berakhir pada akhir dasarian I Oktober 2021.

“Kombinasi MJO dan aktivitas gelombang equatorial menjadi penyebab utama angin kencang dan gelombang tinggi di perairan selatan Jawa Barat,” ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya