Liputan6.com, Cilacap - Banjir lebih dari sepekan pada pertengahan Maret hingga dasarian ketiga di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah berdampak ke nyaris semua sektor. Salah satu yang paling terdampak adalah pertanian.
Dalam banjir itu, ribuan hektare sawah di sejumlah kecamatan terendam. Akibatnya, sebagian petani gagal panen.
Sementara, petani lainnya mengalami gagal tanam, dan harus mengulang penanaman padi atau benih.
Advertisement
Sedikitnya 2.626 hektare terendam. Dari jumlah itu, sekitar 847 hektare tanaman padi siap panen terendam lebih dari sepekan sehingga terancam puso.
Baca Juga
“Kalau yang tadi menjelang panen, itu seluas 847 hektare. Itu ada di tiga kecamatan, Nusawungu, Kroya dan Kesugihan,” kata Kepala Bidang Pertanaman Pangan Dinas Pertanian Cilacap, Melati Asih, Senin (28/3/2022).
Meski begitu, sebagian petani tetap memanen padinya setelah air surut mulai 25 Maret, meski kondisinya sudah menghitam atau tidak layak.
Dipastikan padi mengalami penurunan kualitas dan sebagian lainnya benar-benar gagal panen.
“Ini yang tadi sudah diap panen, itu umurnya antara 70-90 hari setelah tanam. Ya secara kondisi fisik (buruk),” jelasnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Potensi Kehilangan Gabah
Akan tetapi, dia mengaku belum memperoleh data pasti berapa luasan yang bisa dipanen dan gagal panen. Karena itu, diasumsikan ratusan hektare sawah itu gagal panen karena buruknya kualitas.
Artinya, petani kehilangan sekitar 5.000 ton lebih gabah kering panen (GKP) dengan asumsi perhitungan produksi 6 ton per hektare.
Melati menjelaskan, selain menyebabkan gagal panen, banjir juga juga menyebabkan benih di persemaian dan pertanaman padi puso.
Benih puso terjadi di Cilacap wilayah timur, seluas 40 hektare atau jika dikonversikan untuk lahan seluas 800 hektare.
Kemudian, tanaman padi usia muda, kurang dari satu bulan seluas 979 hektare puso dan dipastikan harus tanam ulang di sejumlah kecamatan.
“Kalau diperhitungkan, potensi kehilangan gabah ya, itu 10 ribu ton lebih,” ucap dia.
Artinya, jika dikonversikan dengan nilai rupiah, maka kerugian petani Cilacap mencapai miliaran
Advertisement