Bau Sampah Hilang dengan Eco Lindi Karya Mahasiswa

Seorang mahasiswa di Yogyakarta menciptakan Eco Lindi yang dapat menghilangkan bau sampah.

oleh Yanuar H diperbarui 18 Jun 2022, 08:00 WIB
Diterbitkan 18 Jun 2022, 08:00 WIB
Tumpukan sampah di Pekanbaru yang menimbulkan bau busuk karena kelalaian pengelolaan.
Tumpukan sampah di Pekanbaru yang menimbulkan bau busuk karena kelalaian pengelolaan. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Yogyakarta - Cairan yang dihasilkan dari pemaparan air hujan di tumpukan sampah yang disebut Air lindi selain menimbulkan bau tidak sedap juga membahayakan lingkungan dan bisa berdampak kesehatan jika tidak diolah dengan benar. Mahasiswa Fakultas Biologi UGM, Raina Nura Anindhita berhasil mengolah air lindi menjadi formula untuk menetralkan bau sampah bernama Eco Lindi.  

“Eco lindi ini dibuat dari air lindi dicampur dengan sisa air tebu (molase), asam sulfat, dan katalis organik dan hasilnya terbukti bisa menghilangkan bau tak sedap sampah,” kata Gadis asal Desa Prasung, Kecamatan Buduran, Sidoarjo itu. 

Raina mengatakan pembuatan eco lindi cukup sederhana dan mudah. Air lindi, molase, asam sulfat dan katalis dicampur dalam satu wadah kedap udara atau tangki. Dalam satu hari bisa memproduksi 10 ribu liter eco lindi.  

Sementara untuk penggunaannya, cairan hanya disemprotkan ke timbunan sampah. Dalam waktu kurang dari 10 menit eco lindi akan bereaksi menetralkan bau sampah.  

“Reaksinya sekitar 3-10 menit setelah disemprotkan ke sampah tidak tercium bau lagi,” ujarnya.  

Ia mengatakan Eco lindi telah diujicobakan  di tempat pembuangan akhir (TPA), lingkungan pasar dan juga di peternakan. Hasilnya, formula ini dinyatakan aman untuk ternak.    

“Formula ini dapat diaplikasikan di semua limbah yang memproduksi bau selain itu juga bisa digunakan sebagai pupuk,” tuturnya. 

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tantangan Cari Solusi

Raina menjelaskan pengembangan eco lindi ini hasil dorongan dari sang ayah yang kala itu menjabat sebagai Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Sidoarjo. Ia ditantang ayahnya untuk ikut mencari solusi atas persoalan sampah di TPA, terutama mengatasi bau sampah.  

“Proses penetralan bau dan komposting yang biasa dilakukan memerlukan waktu sekitar 6-8 minggu.  Saya ditantang ayah untuk mempersingkat waktu menghilangkan bau dan setelah melalui diskusi dan berbagai kajian akhirnya ketemulah formulasi eco lindi ini,” katanya.  

Inovasi yang dikembangkan Raina ini tidak hanya memberikan alternatif solusi dalam mengatasi persoalan lingkungan. Namun juga berhasil menyabet penghargaan Trash Control Heroes dari Bupati Sidoarjo Ahmad Mudlor.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya