Tak Ikut Ketetapan Pemerintah, Jemaah An-Nadzir Rayakan Iduladha 9 Juli 2022

Jemaah An-Nadzir menggunakan cara hitungan sendiri untuk menentukan perayaan Iduladha.

oleh Fauzan diperbarui 02 Jul 2022, 07:00 WIB
Diterbitkan 02 Jul 2022, 07:00 WIB
Jemaah An-Nadzir Lebaran Hari Ini
Jemaah An-Nadzir. (Antara)

Liputan6.com, Gowa - Jemaah An-Nadzir Gowa, Sulawesi Selatan, menetapkan pelaksanaan Salat Idul Adha 1443 Hijriah jatuh pada Sabtu (9/7/2022). Hal itu berbeda dengan penetapan pemerintah yang menentukan bahwa Iduladha jatuh pada Minggu (10/7/2022).

"Berdasarkan hasil pemantauan dan perhitungan bulan inilah yg menjadi standar dan parameter, maka kemudian Jamaah An-Nadzir memutuskan dan menetapkan pelaksanaan shalat Iedul Adha 1443 H, bertepatan dgn hari Sabtu, 9 Juli 2022 Milahiyah," kata pimpinan An-Nadzir, Ustadz Samiruddin Pademmui, Jumat (1/7/2022).

Penentuan hari raya kurban itu, lanjut Samiruddin, ditentukan berdasarkan ilmu dan metodologi pemantauan bulan yang sudah dipahami selama ini, Jemaah An-Nadzir mulai memantau bulan untuk menentukan purnama ke 14, 15, dan 16 Dzulqaidah 1443 H.

"Dari hasil pemantauan, maka didapatkan bulan purnama ke 14, 15, dan 16 Dzulqaidah 1443 H, bertepatan dengan tanggal 13, 14, dan 15 Juni 2022, sesuai dengan kriterianya masing-masing. Yakni purnama 14, bulan duluan terbenam di ufuk barat baru matahari terbit di ufuk timur, purnama 15, yang kita sebut dengan fajar di timur dan fajar di barat, dan purnama 16, yg ditandai dgn matahari sudah terbit di ufuk timur, sementara bulan masih nampak (belum tenggelam) di ufuk barat pada pagi hari," paparnya.

Tak berhenti sampai disitu, perhitungan itu kemudian dilanjutkan hingga 27, 28, dan 29 Dzulqaidah 1443 H dengan memperhatikan jam terbitnya bulan di ufuk timur pada subuh hari.

"Perjalanan bulan Dzulqaidah terhitung hingga tanggal 29 Juni 2022, bulan masih lebih duluan terbit di timur sekitar 3 menit baru kemudian matahari terbit, meskipun sudah sangat sulit dilihat secara kasat mata, sebagaimana sulitnya dilihat bulan muda (hilal) di ufuk barat. Hal ini berarti bahwa masih bulan sabit atau bulan tua Dzulqaidah 1443 H. Namun perjalanannya sudah tidak sampai ke ufuk barat," jelasnya.

Berdasarkan hasil pemantauan perjalanan bulan dengan bantuan teknologi, Samiruddin menjelaskan bahwa didapatkan perpisahan bulan Dzulqaidah ke bulan Dzulhijjah terjadi konjungsi atau Ijtima' sekitar pukul 11.00 WITA.

Hal ini secara sunnatullah juga ditandai dengan fenomena alam seperti terjadinya hujan, kilat, dan angin bertiup agak kencang, hingga terjadinya pasang puncak (konda) air laut.

"Jadi pergantian bulan Dzulqaidah ke bulan Dzulhijjah terjadi pada tanggal 29 Juni 2022 sekitar jam 11.00 WITA. Pada saat ini hilal di ufuk barat sudah nampak sekitar 3 derajat. Matahari lebih duluan terbenam daripada bulan (hilal)," tuturnya.

Awal bulan Dzulhijjah 1443 H kata Samiruddin terhitung mulai tanggal 29-30 Juni 2022. Hal ini berarti bahwa 10 Dzulhijjah 1443 H jatuh pada hari Jumat dan Sabtu tanggal 8 hingga 9 Juli 2022 Milahiyah.

"Karena pergantian bulan terjadi sekitar jam 11.00 WITA, kita tidak memungkinkan lagi melakukan salat Iduladha 1443 H di hari Jumat tanggal 8 Juli 2022, maka pelaksanaan shalat Iduladha 1443 H dilakukan pada hari Sabtu pagi tanggal 9 Juni 2022 Milahiyah," pungkasnya.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya