Gowa - Tim SAR gabungan akhirnya menemukan seorang pendaki perempuan yang dilaporkan hilang beberapa hari lalu. Pendaki bernama bernama Ani, berusia 20 tahun itu ditemukan dalam kondisi selamat. Sebelumnya, ia dilaporkan hilang sejak Minggu, 23 Februari 2025 di sekitar Pos 10 Gunung Bawakaraeng, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
"Tim SAR gabungan bertemu dengan korban dan ditemukan dalam keadaan lemah," kata Kepala Seksi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas Makassar Andi Sultan, Senin, 24 Februari 2025, dikutip dari Anfara. Usai ditemukan tim SAR, korban lalu dibawa ke dalam tenda untuk istirahat agar memulihkan kondisinya dan melaporkan kondisi terakhir di pos tim SAR gabungan untuk langkah evakuasi.
Baca Juga
Penanganan medis awal dilakukan oleh tim saat tiba di Pos 10. Usai ditangani, korban dievakuasi turun dengan menggunakan tandu melalui Jalur Tassoso Kabupaten Sinjai, Sulsel, yang memang merupakan jalur tercepat untuk evakuasi.
Advertisement
"Tim memberikan penanganan medis lapangan agar kondisi korban tidak semakin parah, kemudian dievakuasi melalui Jalur Tassoso," jelas Andi Sultan. Selanjutnya, korban dibopong dan tiba di posko registrasi Bulu Ballea, Kabupaten Gowa, pada Senin petang, dengan menggunakan rescue CAR.
"Kondisi korban masih dalam keadaan lemah, sehingga kami mengevakuasi ke Puskesmas Tinggi Moncong," kata Andi Sultan. Sebelumnya Ani ikut mendaki ke Gunung Bawakaraeng bersama rombongannya dengan jumlah pendaki sebanyak 17 orang dan berencana sampai ke puncak pada Minggu 23 Februari 2025. Namun saat mereka berada di Pos 9 para pendaki terkendala hujan lebat dan kabut.
Â
Minta Bantuan Tim SAR
Korban saat itu terpisah dari rombongan. Setelah rekannya mencari, tapi tidak ditemukan, selanjutnya melapor kejadian itu ke tim SAR untuk meminta bantuan pencarian.
Gunung Bawakaraeng merupakan sebuah gunung di wilayah Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Di lereng gunung ini terdapat wilayah ketinggian, Malino, tempat wisata terkenal di Sulawesi Selatan.
Gunung ini memiliki ketinggian 2.840 mdpl, termasuk dalam deretan gunung tinggi di Sulawesi. Secara ekologis gunung ini mempunyai posisi penting karena menjadi sumber penyimpan air untuk Kabupaten Gowa, Kota Makassar, Kabupaten Bantaeng, Kabupaten Bulukumba dan Kabupaten Sinjai.
Pada Maret 2024, wilayah di Gunung Bawakaraeng sempat mengalami longsor yang menelan puluhan korban jiwa. Bekas tempat longsor tersebut mengakibatkan daerah aliran sungai (DAS) menjadi labil.
Setiap musim hujan, lumpur di kaki Gunung Bawakaraeng akan mengalir masuk ke Bendungan Bilibili. Ini merupakan bedungan terbesar di Sulawesi Selatan yang ada di Kabupaten Gowa, yang menjadi sumber air baku di Gowa dan Makassar.
Advertisement
Gunung Bawakaraeng Paling Populer di Sulsel
Mengutip dari laman Gunung Bagging, Gunung Bawakaraeng adalah pendakian paling populer di Sulawesi Selatan, karena letaknya yang dekat dengan Makassar dan juga ketinggiannya yang cukup tinggi. Pendakian memakan waktu 7-8 jam dari ujung jalan setapak ke puncak.
Tetangga Bawakaraeng yang sedikit lebih tinggi adalah Moncong Lompobatang, namun mengingat sebagian besar pendaki tidak punya waktu untuk melintasi kedua gunung tersebut dalam jangka waktu 4 atau 5 hari, Bawakaraeng jelas merupakan gunung yang berharga.
Ujung jalan setapak berada di desa Lembanna yang menyenangkan dengan ketinggian 1.514 mdpl, sekitar 2 setengah jam perjalanan dari Makassar. Dalam perjalanan Anda akan melewati resor bukit Malino yang populer setelah sekitar 2 jam, di mana terdapat beberapa hotel yang layak dan pemandangan lembah yang menakjubkan.
Di sini juga terkenal kebun stroberinya dan diklaim penduduk setempat yang rasanya paling enak di Indonesia Sekitar 8 km setelah Malino, Anda mungkin harus meminta belokan kanan yang benar ke Lembanna karena tidak ada penunjuk arah.
Di awal pendakian terdapat tanda peta rute baru di Lembanna yang menunjukkan 10 Pos yang sumber airnya ditandai dengan warna biru. Pada awal tahun 2013 juga, penanda semen baru telah dipasang di semua Po.
Banyak Pendaki di Akhir Pekan
Beberapa data ketinggiannya sangat jauh dan beberapa penanda berada di tempat yang sedikit berbeda dengan lokasi Pos aslinya. Hal ini tidak menjadi masalah, pencarian rute seharusnya tidak menjadi masalah mengingat seberapa baik jalur yang dilalui.
Anda kemungkinan besar akan bertemu banyak pendaki lain, terutama di akhir pekan, dan mungkin bahkan Tata Rasyid, penjaga gunung yang rutin melakukan pendakian untuk merayakan perayaan keagamaan tradisional yang sering diadakan di gunung.
Setelah melewati ladang tomat, bawang merah, dan wortel di Lembanna, bagian pertama pendakian mengikuti aliran sungai kecil melewati hutan pinus. Pos 1 (1.720 mdpl) sebenarnya merupakan pertigaan, jika ke arah kiri terus naik Bawakaraeng atau kanan ke Lembah Ramma (Lembah Ramma pada ketinggian 1.629 mdpl.
Tempat ini dikelilingi oleh tanaman tomat liar yang buahnya kecil. Menurut pemandu, ini bukan tomat dan juga tidak bisa dimakan. Faktanya, bahan-bahan tersebut mungkin beracun, jadi hindari godaan untuk mencobanya.
Â
Advertisement
