Cegah Kekerasan Dunia Maya, Ini 8 Cara Menjaga Privasi di Media Sosial

Mengutip SAFEnet, berikut adalah delapan cara menjaga privasi media sosial dan aplikasi chatting:

oleh Switzy Sabandar diperbarui 28 Agu 2022, 11:00 WIB
Diterbitkan 28 Agu 2022, 11:00 WIB
[Fimela] Ilustrasi privasi
Ilustrasi provasi di Media Sosial | unsplash.com/@benji3pr

Liputan6.com, Yogyakarta - Kekerasan berbasis gender online (KBGO) sering ditemukan di media sosial dan aplikasi chatting. Umumnya, KBGO dilakukan oleh orang asing atau bahkan orang dekat yang mengincar perempuan dan kaum rentan.

SAFEnet mencatat ada delapan jenis KBGO. Delapan jenis tersebut meliputi pendekatan untuk memperdaya (cyber grooming), pelecehan online (cyber harassment), peretasan (hacking), konten ilegal (illegal content), pelanggaran privasi (infringement of privacy), ancaman distribusi foto atau video pribadi (malicious distribution), pencemaran nama baik (online defamation), dan rekrutmen online (online recruitment).

Salah satu cara untuk menghindari kekerasan dunia maya adalah dengan menjaga privasi. Pada dasarnya, yang dimaksud dengan privasi adalah batasan atas diri atau informasi mengenai diri dari jangkauan mata publik.

Dalam ranah online, melindungi privasi berarti melindungi data pribadi, terlebih data sensitif, dari siapa pun yang bisa mengakses informasi tersebut secara online maupun offline. Pelaku KBGO selalu memiliki cara untuk menjalankan aksi jahatnya.

Namun, tak ada salahnya untuk melindungi diri dari hal tersebut. Mengutip SAFEnet, berikut adalah delapan cara menjaga privasi media sosial dan aplikasi chatting:

1. Pisahkan akun pribadi dengan akun publik

Menggunakan beberapa akun untuk memisahkan hal-hal bersifat pribadi dan hal-hal yang bisa dibagi ke publik bisa menjadi alternatif untuk melindungi diri di dunia maya. Kamu bisa membuat dua akun atau lebih.

Jika kamu tipikal orang yang suka membagi kegiatan sehari-hari dengan menampilkan foto dan informasi tertentu, kamu bisa membuat akun khusus. Kunci akun tersebut dan usahakan untuk menerima permintaan pertemanan dari orang-orang terdekat saja.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Ini:


Pengaturan Privasi

2. Cek dan atur ulang pengaturan privasi

Sesuaikan pengaturan privasi dengan level kenyamanan diri dalam berbagi data pribadi. Contohnya nama, foto, nomor ponsel, lokasi (geo-tag atau location sharing), dan aplikasi yang kamu beri akses atas akun media sosial atau aplikasi percakapan yang kamu miliki.

Kendalikan siapa atau apa saja yang dapat mengakses data pribadimu. Sebaiknya, minimalisasi untuk membagikan sesuatu yang bersifat pribadi.

3. Buat password yang kuat dan nyalakan verifikasi login

Hindari peretasan akun media sosial kamu dengan membuat password atau kata sandi login yang kuat. Umumnya, password yang kuat harus memenuhi beberapa syarat, seperti harus panjang dan mengandung unsur huruf, angka, serta simbol.

Selain itu, aktifkan juga verifikasi login. Dalam beberapa platform media sosial atau aplikasi percakapan, verifikasi login disebut dengan istilah two-step verification atau teo-factor authentication.

Tak hanya di akun media sosial, berlakukan juga hal ini untuk e-mail pribadi. E-mail juga tak luput menjadi target para pelaku.

4. Jangan mudah percaya pada aplikasi pihak ketiga

Aplikasi pihak ketiga biasanya meminta akses akun media sosialmu. Aplikasi pihak ketiga bisa berupa apa saja, misalnya yang mengadakan kuis di Facebook, Twitter, atau Instagram.

Aplikasi pihak ketiga yang tidak bertanggung jawab, bisa saja menggunakan informasi atau data pribadi yang mereka dapat dari akses tersebut secara tidak bertanggung jawab. Hal itu bisa berdampak buruk pada kehidupanmu, baik online maupun offline.

 


Hindari Berbagi Lokasi

5. Hindari berbagi lokasi pada waktu nyata (real time location sharing)

Lokasi real time atau lokasi tempat seseorang sering kali lewati atau kunjungi, dapat menjadi informasi yang berharga bagi orang-orang yang ingin berniat jahatm, misalnya penguntit.

6. Berhati-hati dengan URL yang dipendekkan

Ada potensi bahaya ketika mengklik URL yang dipendekkan. Lektor Sumber Seragam atau Uniform Resource Locator (URL) merupakan rangkaian karakter menurut suatu format standar tertentu yang digunakan untuk menunjukkan alamat suatu sumber.

URL yang dipendekkan memungkinkan seseorang untuk menyembunyikan alamat atau domain asli. Bila URL berasal dari akun yang mencurigakan, bisa saja URL tersebut mengarahkan kita ke situs-situs berbahaya atau jahat yang dapat mencuri data pribadi.

7. Lakukan data detox

Tactical Tech dan Mozilla telah menyusun data detoks untuk mengecek keberadaan data diri pribadi di internet. Cobalah data detox agar dapat mempunyai kendali atas data diri di ranah online dengan mengakses https://datadetox.myshadow.org.

8. Jaga kerahasiaan PIN atau password pada ponsel dan laptop pribadi

Sering kali, pelaku kekerasan berbasis gender online dan offline adalah orang-orang terdekat. Untuk itu, perlu untuk memasang dan menjaga kerahasiaan PIN atau password pada gawai atau perangkat elektronik pribadi lainnya, terutama yang menyimpan data-data pribadi.

Jangan sekalipun membagikan PIN atau password. Meskipun dengan orang terdekat, kerahasiaan PIN dan password tetap harus dijaga.

(Resla Aknaita Chak)

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya