Liputan6.com, Yogyakarta - Setiap 2 November, umat Katolik memperingati Hari Arwah atau Hari Semua Jiwa (All Souls Day). Hari Arwah diperingati sehari setelah Hari Raya Semua Orang Kudus yang diperingati setiap 1 November.
Mengutip dari p2kp.stiki.ac.id, Hari Arwah adalah hari yang dimaksudkan untuk mengenang dan mendoakan semua orang beriman yang telah wafat. Doa yang disampaikan dalam peringatan tersebut adalah permohonan agar umat yang telah tutup usia dibebaskan dari dosa dan diperbolehkan menikmati kebahagiaan di sisi Tuhan.
Sejak masa awal perkembangan agama Kristen, umat Kristiani telah mendoakan keluarga, teman, serta kerabat yang sudah tutup usia. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya doa tertulis di Katakomba.
Advertisement
Baca Juga
Katakomba adalah ruangan atau jalan di bawah tanah yang kebanyakan dipakai untuk kebutuhan religius. Biasanya, wujud tersebut berupa kuburan bawah tanah yang terletak di berbagai kota Kekaisaran Roma, khususnya di Kota Roma itu sendiri.
Dalam Alkitab, praktik mendoakan keluarga yang telah wafat tercatat dalam kitab Makabe dan Timotius, yakni surat Santo Paulus kepada Onesiforus. Dengan berlandaskan Alkitab, umat beriman pun akan mengalami masa pemurnian dari dosa setelah mengalami kematian atau sering disebut sebagai api penyucian.
Pada abad ke-6, komunitas Benediktin memperingati umat yang telah meninggal pada perayaan Pentakosta. Ordo Santo Benediktin (OSB) atau Benediktin merupakan istilah yang dipergunakan untuk menunjuk ke biara Katolik Roma yang mengikuti Peraturan Santo Benediktus dengan ditambah konstitusi lainnya.
Pada 998, perayaan Hari Arwah menjadi peringatan umum di bawah pengaruh rahib Odilo dari Cluny, mulai pada saat itu, perayaan Hari Arwah pun diadakan setiap 2 November di kalangan ordo Beneditin, biara Carthusian, Gereja Anglikan, di sebagian Gereja Lutheran, serta di beberapa gereja lainnya.
Para umat akan memanjatkan doa agar seluruh umat yang telah menghadap Tuhan terbebas dari dosa. Selain itu, panjatan doa juga dimaksudkan agar para arwah mendapatkan kebahagiaan penuh dan hakiki di dekat Tuhan para orang kudus.
Penulis: Resla Aknaita Chak