3 Desa di Kaki Gunung Ile Lewotolok Diimbau Waspada Ancaman Longsoran Lava

Pos pemantau Gunung Ile Lewotolok mengimbau warga di tiga desa di kaki gunung tersebut untuk waspada terhadap adanya potensi longsoran lava.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Nov 2022, 11:27 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2022, 11:27 WIB
Gunung Ile Lewotolok
Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur. (Liputan6.com/Ola Keda)

 

Liputan6.com, Kupang - Sebanyak tiga desa yang ada di kaki Gunung Ile Lewotolok diminta waspada, terhadap kemungkinan terjadinya longsoran lava dari puncak gunung akibat tingginya curah hujan di puncak. 

"Tiga desa yang harus waspada adalah desa Jontona, Lamawolo dan Lamatokan," kata Kepala Pos Pemantau Gunung Ile Lewotolok Stanis Arakian, Selasa (8/11/2022).

Hal ini disampaikan berkaitan dengan perkembangan erupsi Gunung Ile Lewotolok yang sampai saat ini masih dalam status siaga atau level III.

Stanis mengatakan bahwa selain karena longsoran lava, hal yang perlu diwaspadai juga oleh masyarakat sekitar adalah awan panas dari puncak gunung itu.

"Lokasinya yang perlu diwaspadai itu di puncak gunung tepatnya di bagian timur," katanya.

Selain itu, pos pemantau juga mengingatkan adanya potensi bahaya abu vulkanik yang dapat mengakibatkan gangguan pernapasan (ISPA) dan gangguan kesehatan lainnya, maka masyarakat yang berada di sekitar harus selalu menyiapkan masker penutup hidung dan mulut maupun perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.

Warga yang berdomisili di sekitar aliran sungai juga diminta untuk mewaspadai ancaman lahar panas terutama saat musim hujan. Karena jika ada hujan dengan intensitas tinggi dikhawatirkan akan ada material dari puncak gunung yang ikut.

Sejauh ini ujar dia, Pemda setempat bersama BPBD Provinsi dan kabupaten dan pihak pos pemantau selalu berkoordinasi dengan dalam hal antisipasi gunung berapi.

Lebih lanjut kata dia, saat ini aktivitas gunung api yang pernah erupsi dengan ketinggian erupsi mencapai lebih dari 2.000 meter itu cenderung turun.

 

Waspada Kemungkinan Terburuk

Terhitung sejak 26 Juli 2022 sampai saat ini aktivitas guguran tidak terjadi lagi. Dan hasil pemantauan dengan drone pada tanggal 15 Oktober 2022 diperkirakan bahwa panjang aliran lava di bagian lereng Timur Laut sekitar 800 meter dari bibir kawah timur atau sekitar 1.200 meter dari pusat erupsi.

Stanis menambahkan, meski aktivitas gunung cenderung menurun namun masyarakat perlu waspada terhadap potensi ancaman bahaya yang sewaktu-waktu bisa terjadi, seperti guguran atau longsoran lava ke arah Timur dan Timur Laut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya