Pentingnya Pengelolaan Secara Bijak untuk Kelestarian Ekosistem Mangrove di Sulbar

Sekretaris Daerah Sulawesi Barat, Muhammad Idris mengatakan sebagian kawasan mangrove di daerah ini mulai mengalami kerusakan

oleh Abdul Rajab Umar diperbarui 14 Nov 2022, 16:26 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2022, 07:51 WIB
Sekprov Sulbar
Sekprov Sulbar, Muhammad Idris (Liputan6.com/Istimewa)

Liputan6.com, Mamuju - Sekretaris Daerah Sulawesi Barat, Muhammad Idris mengatakan sebagian kawasan mangrove di daerah ini mulai mengalami kerusakan. Mangrove sangat penting bagi kelangsungan ekosistem pantai yang ada di provins ke-33 itu.

Dia menyebut, data yang dimiliki luas ekosistem mangrove di Sulawesi Barat sekitar 3.324 hektare, yang terdiri dari 527 hektare di dalam kawasan hutan serta 2.797 hektare di luar kawasan hutan.

"Kerusakan ekosistem mangrove disebabkan antara lain oleh adanya konversi lahan mangrove menjadi penggunaan lain, illegal loging, hama dan penyakit, pencemaran dan perluasan tambak serta praktek budidaya yang tidak berkelanjutan," kata Idris di Mamuju, Selasa (25/10/22).

Untuk itu, dia menekankan ekosistem mangrove harus dikelola dan digunakan secara bijak dan berkelanjutan. Pemprov Sulawesi Barat bersama beberapa instansi terkait telah memiliki beberapa kebijakan dalam mengelola mangrove, di antaranya dengan melakukan program rehabilitasi dan restorasi hutan mangrove.

"Program rehabilitasi bertujuan untuk memulihkan hutan mangrove yang mengalami kerusakan," ujarnya.

Selain itu, lanjut Idris, dengan cara merevitalisasi Kelompok Kerja Mangrove Daerah yang telah dibentuk melalui Keputusan Kepala Dinas Kehutanan Sulbar Nomor 162/Kpts/V.2/DISHUT tanggal 1 Juli 2014.

Saksikan Video Pilihan Berikut:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya