Liputan6.com, Tasikmalaya - Ratusan ulama di kota Santri Kabupatan Tasikmalaya, Jawa Barat, mengecam aksi bom bunuh diri polsek Astana Anyar Kota Bandung, yang dilakukan AS (34), terduga teroris anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Jabar.
"Ini bukan ajaran agama manapun apalagi Islam, Islam itu ajarkan rahmatan lil lamin," ujar Ketua Forum Pondok pesantren Tasikmalaya KH Ansori, selepas istigosah korban bencana di Cianjur, Garut, dan Semeru, Rabu, (7/12/2022).
Untuk mempersempit ruang gerak mereka, para ulama yang tergabung dalam forum Pondok Pesantren Kabupaten Tasikmalaya itu, meminta aparat kepolisian segera menuntas kasus bom bunuh diri Polsek Astana Anyar tersebut secara tuntas.
Advertisement
"Semoga polisi makin solid dan kuat, kami minta juga agar kasus ini diungkap sampai akar-akarnya," kata dia.
Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Tasikmalaya menambahkan, aksi terorisme bisa dicegah dengan pemberdayaan rukun tetangga secara optimal. Â
"Teror itu tujuanya menakut nakuti, nah kami FKUB tentu berupaya antisipasi aksi terorisme dengan melibatkan Rukun Tetangga," ujar Ketua FKUM Tasikmalaya KH Edeng ZA.
Sementara itu, untuk memberikan rasa aman bagi masyarakat, pengamanan masuk Kepolisian Resort (Polres) Tasikmalaya langsung diperketat usai informasi penyerangan bom bunuh diri itu beredar.
"Kami tingkatkan kewaspadaan. Pelayanan tetap berjalan maksimal tidak ada perubahan. Masyarakat juga aman," ujar Kapolres Tasikmalaya AKBP Suhardi Hery Haryadi.
Upaya itu, ujar dia, terpaksa dilakukan untuk memberikan rasa aman terhadap seluruh pengunjung yang datang dalam mendapatkan pelayanan optimal kepolisian. "Mohon maaf kondisi ini semata-mata untuk kebaikan masyarakat juga," ujar dia.
Rizky, salah seorang pemohon pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM) mengaku kaget dengan perlakuan itu. Namun, ia memahami upaya peningkatan kewaspadaan yang dilakukan kepolisian.
"Saya juga di Polresnya jadi aman dan nyaman. Apalagi baru ada bom di Bandung," kata dia.