Calon Kuat KSAL Pesan Kapal Patroli Bermeriam di Banten

Kapal patroli cepat yang dilengkapi meriam kaliber 12,7 mm, sonar radar, dengan panjang 60 meter, lebar 8,50 meter, tinggi 5 meter, mampu berlayar delapan hari dengan kecepatan 24 Knot dan mengangkut 55 prajurit, dibangun TNI AL.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 11 Des 2022, 09:00 WIB
Diterbitkan 11 Des 2022, 09:00 WIB
Wakasal, Laksamana Madya TNI Ahmadi Heri Purwono, Di Galangan Kapal Patroli Cepat TNI AL. (Jumat, 09/12/2022). (Yandhi Deslatama/Liputan6.com).
Wakasal, Laksamana Madya TNI Ahmadi Heri Purwono, Di Galangan Kapal Patroli Cepat TNI AL. (Jumat, 09/12/2022). (Yandhi Deslatama/Liputan6.com).

Liputan6.com, Serang - Kapal patroli cepat yang dilengkapi meriam kaliber 12,7 mm, sonar radar, dengan panjang 60 meter, lebar 8,50 meter, tinggi 5 meter, mampu berlayar delapan hari dengan kecepatan 24 Knot dan mengangkut 55 prajurit, dibangun TNI AL di galangan kapal milik PT Caputra Mitra Sejati (CMS), Kecamatan Puloampel, Kabupaten Serang, Banten.

Kapal itu akan menambah alutsista TNI AL untuk menjaga kedaulatan Indonesia dari sisi kelautan.

"Negara kita ini negara kepulauan yang sangat besar, tentunya membutuhkan kapal yang sangat banyak untuk mengamankan, minimal asisten force, yang mana saat ini masih 60 persen dari target yang dijadwalkan," ujar Wakasal, Laksamana Madya TNI Ahmadi Heri Purwono, di lokasi, Jumat (09/12/2022).

Perwira bintang tiga yang menjadi calon kuat KSAL, pengganti Laksamana TNI Yudo Margono itu berujar, kapal patroli cepat yang dibangun ditarget selesai pada 2024 dan akan menjadi alutsista Koarmada III TNI AL yang bermarkas di Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya.

Dua kapal patroli cepat itu akan mengamankan kedaulatan negara dari sisi laut yang berbatasan dengan sejumlah negara di wilayah paling timur Indonesia.

Secara keseluruhan, TNI AL akan membangun 10 kapal patroli cepat untuk menjaga kedaulatan Indonesia, dari tindakan ilegal fishing hingga ilegal mining.

"Kita butuh 50 kapal, saat ini kita baru punya 40 kapal, tetapi yang 50 persen kapal tua. Itu juga nanti akan menjadi program kita untuk diperbaiki, sehingga galangan kapal berkompetisi untuk membangun kapal patroli cepat masih sangat banyak, dari jumlah saja kita kurang 10," terangnya.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Strategi Penuhi Alutsista TNI AL

Wakasal, Laksamana Madya TNI Ahmadi Heri Purwono, Jelaskan Strategi Memenuhi Alutsista TNI AL. (Jumat, 09/12/2022). (Yandhi Deslatama/Liputan6.com).
Wakasal, Laksamana Madya TNI Ahmadi Heri Purwono, Jelaskan Strategi Memenuhi Alutsista TNI AL. (Jumat, 09/12/2022). (Yandhi Deslatama/Liputan6.com).

Pembangunan kapal di galangan Indonesia, dipastikan menggunakan komponen dalam negeri yang sudah diatur pemerintah.

Termasuk saat ini, tengah membangun Kapal Cepat Rudal (KCR) atau Combat Management System (CMS) sebagai kapal perang ringan di wilayah Batam.

Pria yang masuk dalam radar menjadi KSAL itu akan berupaya memenuhi kebutuhan kapal perang Indonesia, menggunakan galangan dalam negeri yang biayanya lebih murah. Lantaran, jika membeli dari luar negeri, harganya lebih mahal.

"Membangun kapal dari dalam negeri jadi sangat efektif dibanding kita menunggu kapal perang tempur yang (dari luar negeri). Kita sudah membuat dua kapal tempur, CMS, kita sudah membuat dua, satu dibuat dan satu lagi di rencanakan, di Batam, sejenis kapal kecil. Kita harus mulai, karena bagaimana mengajak teman-teman galangan mengimprovisasi menjadi lebih baik," jelasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya