Konflik Keraton Solo Berakhir Damai, Sang Raja Menangis Haru

Konflik internal Keraton Kasunanan Surakarta antara kubu Sinuhun Paku Buwono XIII Hangabehi dengan Lembaga Dewan Adat Keraton Kasunanan Surakarta berakhir damai.

oleh Fajar Abrori diperbarui 04 Jan 2023, 11:00 WIB
Diterbitkan 04 Jan 2023, 11:00 WIB
Keraton Solo
Keraton Surakarta Hadiningrat atau Keraton Solo. (Liputan6.com/Fajar Abrori)

Liputan6.com, Solo - Konflik internal yang yang terjadi di Keraton Kasunanan Surakarta mulai menemui titik temu penyelesaian. Dua kubu yang berseteru Lembaga Dewan Adat dan Raja Paku Buwono XIII Hangabehi akhirnya memutuskan untuk bertemu dan saling berdamai demi melestarikan keraton.

Pertemuan antara kubu Lembaga Dewan Adat yang diwakili GKR Wandansari Koes Moertiyah atau Gusti Moeng dengan Raja Keraton Kasunanan Surakarta, Sinuhun Paku Buwono XIII Hangabehi berlangsung di Sasana Narendra pada Selasa (2/1/2023) sekitar pukul 15.30 WIB.

Islah dua kubu tersebut berkat peran salah satu kerabat Keraton Kasunanan Surakarta atau Keraton Solo yang bernama KRAy Herniatie Sriana Munasari. Perempuan paruh baya yang sukses merayu dua kubu untuk bertemu itu merupakan cucu dari Gubernur Jawa Tengah pertama, Raden Pandji Suroso.

Butuh Waktu 5 Hari

KRAy Herniatie Sriana Munasari atau yang akrab disapa Herni mengaku sangat bersyukur karena momen yang ditunggu-tunggu pertemuan antara Sinuhun Paku Buwono XIII dengan Gusti Moeng akhirnya bisa terwujud. Dalam pertemuan itu sang raja didampingi permaisuri dan putra mahkotanya.

“Hari ini saya sangat bahagia karena mbakyu saya yang sangat saya sayangi (Gusti Moeng) dengan Sinuhun sudah mau berjabat tangan. Itu yang terpenting buat saya. Saya berhari-hari menunggu momen ini,” kata dia saat ditemui di Keraton Kasunanan Surakarta, Selasa (2/12/2023).

Untuk mempertemukan dua kubu yang yang terlbat konflik Keraton Surakarta selama belasan tahun itu, Herni mengaku membutuhkan waktu selama lima hari untuk melakukan penjajakan. Tak hanya bertemu dengan kubu Raja Paku Buwono XIII, ia juga aktif melobi pentolan kubu Lembaga Dewan Adat, Gusti Moeng

“Kemarin saya hampir putus asa dan mau pulang ke Jakarta karena tidak ada titik temu. Alhmadulillah Tuhan berkata lain, tadi malam kami akhirnya banyak bicara untuk pagi ini bisa bertemu. Sore tadi setelah ashar, kami bisa mempersatukan islah ini,” ucapnya bangga.

Sinuhun Menangis

Sementara itu Gusti Moeng mengaku pertemuan dengan raja yang juga kakak kandungnya sendiri itu berlangsung dengan penuh haru. Sinuhun Paku Buwono XIII menangis ketika mengetahui adiknya datang sungkem dan mencium tangan sang raja.

“Sinuhun menangis. Terus saya tak elus-elus saja. Pun kangmas mbotensah menggalih (Sudah mas tidak usah memiliki perasaan) ke saya itu jelek. Saya nggak mungkin akan ngapa-ngapa gitu,” kata dia.

Pertemuan yang berlangsung sekitar satu jam itu penuh dengan suasana kekeluargaan. Menurut Gusti Moeng tidak semua orang bisa masuk dalam pertemuan islah tersebut. Pertemuan hanya dilakukan secara terbatas tidak melibatkan pihak-pihak lain.

“Dalam pertemuan itu yang hadir saya, Sinuhun didampingi istrinya, terus Mbak Herni,” sebutnya.

Kemudian salah satu petinggi Lembaga Dewan Adat yang juga suami Gusti Moeng, KP Eddy Wirabhumi pun menunjukkan foto-foto pertemuan islah antara perwakilan dua kubu yang sempat terlibat konflik internal keraton. Di dalam foto tersebut terlihat Sinuhun didampingi permaisuri, putra mahkota berfoto bareng bersama dengan Gusti Moeng dan Herni.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya