Liputan6.com, Gorontalo - Tanggal 23 Januari 1942 bagi masyarakat Gorontalo menjadi momen yang selalu dikenang. Pada saat itu, di Gorontalo muncul gerakan masyarakat di bawah pimpinan Nani Wartabone yang berjuang untuk melepaskan diri dari penjajahan Belanda.
Peristiwa itu dikenal sebagai Hari Patriotik. Peristiwa itu juga disebut proklamasi kecil. Di bawah kepemimpinan Pahlawan Gorontalo, Nani Wartabone, ribuan warga Gorontalo turun ke jalan tanpa memandang suku, agama, dan jabatan.
Advertisement
Baca Juga
Ketika itu, rakyat Gorontalo dari berbagai kalangan dan golongan turun ke jalan menduduki kantor-kantor pemerintahan Belanda. Banyak tentara Belanda yang ditahan: ada kepala polisi, asisten residen, dan kepala kontrol. Pada waktu itu, massa juga mengibarkan bendera Merah Putih di depan Kantor Pos Gorontalo.
Yos Wartabone, saksi hidup yang melihat langsung perjuangan ayahnya melawan penjajah Belanda, saat disambangi Liputan6.com sebelum meninggal, mengatakan, bahwa perjuangan ayahnya bukan merupakan sebuah dongeng belaka, melainkan bagian dari sejarah kemerdekaan Indonesia.
"Tanggal 23 Januari 1942 atau dua tahun sebelum Indonesia merdeka, masyarakat Gorontalo itu berhasil mengusir penjajah yang dipimpin langsung oleh ayah saya, dan sampai dengan saat ini ia dikenal dengan Pahlawan Nasional. Hari kemerdekaan itu dikenal dengan Hari Patriotik," kata Yos.
Simak juga video pilihan berikut:
Pesan Pemkot Gorontalo
Semangat perjuangan pahlawan nasional Nani Wartabone bersama para pejuang lainnya dalam mengusir penjajah di Gorontalo harus dijadikan motivasi sekaligus inspirasi bagi pemuda.
Hal tersebut disampaikan Sekretaris Daerah Kota Gorontalo Ismail Madjid usai menerima duplikat bendera pusaka untuk disemayamkan sementara di rumah jabatan Wali Kota Gorontalo, Senin, (23/1/2023).
"Semangat NKRI para leluhur dan pejuang kita sudah terpatri jauh sebelum kemerdekaan itu sehingga mereka memperjuangkan dan memproklamirkan bukan untuk Gorontalo tapi untuk Indonesia. Tentunya hal tersebut harus menjadi inspirasi bagi masyarakat Gorontalo khususnya generasi muda," kata Sekda di hadapan para pemuda yang mengarak duplikat bendera pusaka.
Peringatan 81 tahun Hari Patriotik, kata Ismail harus bisa menjadi refleksi dan motivasi bagi generasi muda penerus bangsa. Tidak saja sekadar mengenang jasa para pahlawan, tetapi juga bagaimana meneladani nilai-nilai luhur perjuangan para pahlawan.
"Kita sudah baca, kita sudah dengar bahwa perjuangan para pahlawan yang di bawa komando Nani Wartabone yang pada saat itu merasa bahwa dengan kemerdekaan itu kita bisa membangun dan memajukan bangsa ini," ujarnya.Â
"Gorontalo telah memberikan contoh yang luar biasa bagi bangsa dan negara ini. Untuk itu, saya harap semangat patriotik ini harus menjadi pemantik semangat dan motivasi kita sekaligus menjadi inovasi kita untuk membangun Gorontalo," ia menandaskan.
Advertisement