Polisi Selidiki Misteri Puluhan Siswa SD Keracunan di Garut

Polisi belum meningkatkan status M, 60 tahun, pedagang keliling es krim menjadi tersangka dalam kasus dugaan keracunan tersebut, hingga keluar hasil uji laboratorium forensik Mabes Polri termasuk BPOM.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 16 Feb 2023, 08:00 WIB
Diterbitkan 16 Feb 2023, 08:00 WIB
Kapolres Garut AKBP Rio Wahyu Anggoro, memberikan penjelasan kepada awak media penyelidikan kasus dugaan keracunan es krim, selepas rilis kasus di kantornya, Rabu (15/2/2023). (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)
Kapolres Garut AKBP Rio Wahyu Anggoro, memberikan penjelasan kepada awak media penyelidikan kasus dugaan keracunan es krim, selepas rilis kasus di kantornya, Rabu (15/2/2023). (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Kepolisan Resort (Polres) Garut, Jawa Barat menyelidiki kasus dugaan keracunan es krim yang menimpa puluhan siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kersamenak 2, Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Selasa (14/2/2023).

Polisi belum meningkatkan status M (60), pedagang keliling es krim menjadi tersangka dalam kasus dugaan keracunan tersebut, hingga keluar hasil uji laboratorium forensik Mabes Polri termasuk BPOM.

"Karena debatable (belum pasti), yang jadi permasalahan guru-guru dan orangtua ini tidak kenapa-kenapa, bahkan ada orangtua yang membelikan (es krim) buat anaknya (dan dia), tapi anaknya keracunan sementara dia tidak," ujar Kapolres Garut AKBP Rio Wahyu Anggoro, selepas rilis kasus di kantornya, Rabu (15/2/2023).

Menurutnya, penyelidikan kasus dugaan keracunan puluhan siswa SD tersebut berlangsung cepat, sejak informasi mengenai dugaan keracunan akibat es krim dari pedangang keliling itu menyebar di masyarakat.

"Pada pukul 23.00 kasatreskrim dan kasatintel melaporkan ke saya, bahwa yang diduga menjual es krim diketahui keberadaannya. Pukul 23.45 WIB saya memimpin langsung untuk melakukan pengamanan inisial M, 60 tahun," kata dia.

Dalam pengakuannya, M, memproduksi es krim olahan tersebut sebanyak 2.000-3.000 cup per hari yang dijual di beberapa wilayah Garut seharga Rp2.000 per cup.

"Dia bersama istrinya meracik sendiri es krim tersebut di rumahnya dan sudah berjualan sejak 2019 lalu," kata dia.

Khusus kasus dugaan keracunan puluhan siswa SD negeri tersebut, ujar Rio, ada sekitar 400 cup yang terjual di sekolah tersebut,  hanya 66 anak yang mengalami keracunan.

"Semuanya telah kami ambil untuk dilaporkan ke BPOM dan laboratorium forensik, apakah karena es krim ini anak-anak itu keracunan," dia menegaskan.

Untuk mengungkap kasus itu secara objektif, Mantan Kasatintelkam Polres Metro Jakarta Barat itu, masih menunggu hasil uji laboratorium forensik termasuk Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

"Tentunya kami meminta bersabar terhadap status orang yang kita amankan tersebut," pinta dia.

Rio memastikan saat ini kondisi puluhan korban sudah kembali pulih. Hal itu didukung penjelasan sekolah, yang menyatakan keseluruhan korban sudah kembali belajar di kelas. "Semuanya telah kembali sekolah," kata dia.

Sebelumnya, puluhan siswa pelajar SDN Kersamenak 2 mengalami keracunan setelah mengonsumsi es krim yang dijual pedagang keliling. Mereka mengalami gejala pusing, mual, muntah hingga mendapatkan perawatan dari Puskesmas setempat.  

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya