Kaltara Surplus Cabai Rawit di Tengah Provinsi Lain Defisit, Kok Bisa?

Kaltara surplus cabai rawit, provinsi lain di Kalimantan defisit.

oleh Liputan6dotcom diperbarui 08 Mar 2023, 12:37 WIB
Diterbitkan 20 Feb 2023, 21:00 WIB
Harga Cabai Semakin Melambung Tinggi
Pedagang kebutuhan pokok khususnya cabai merapikan di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Rabu, (13/7/2022). Untuk harga setengah kilogramnya kisaran Rp 70.000, untuk harga cabai rawit Rp 120.000 per kilogram. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) surplus cabai rawit hingga Mei 2023 berdasarkan catatan Kementerian Pertanian, sedangkan provinsi lainnya di Kalimantan diperkirakan mengalami defisit.

Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian Prihasto Setyanto pada saat rapat koordinasi pengendalian inflasi daerah secara virtual di Jakarta, Senin (20/2/2023), mengungkapkan bahwa hanya Provinsi Kaltara yang surplus cabai rawit di Pulau Kalimantan. Sedangkan empat provinsi lainnya mengalami defisit.

Lima bulan pada 2023 (Januari-Mei), Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian RI mencatat bahwa cabai rawit di Kalimantan Barat mengalami defisit, dengan rincian 1.280 ton (Januari), 1.119 ton (Februari), 1.381 ton (Maret), 1.417 ton (April), dan 1.358 ton (Mei).

Adapun Kalteng dengan rincian defisit 455 ton (Januari), 324 ton (Februari), 435 ton (Maret), 482 ton (April), 449 ton (Mei). Kemudian, Kalimantan Selatan mengalami defisit 115 ton (Januari),165 ton (Februari), 430 ton (Maret), 448 ton (April), dan 474 ton (Mei). Sedangkan Kalimantan Timur defisit 706 ton (Januari), 625 ton (Februari), 850 ton (Maret), 654 ton (April), dan 648 ton (Mei).

Adapun catatan surplus cabai rawit di Kaltara, yakni 216 ton (Januari), 185 ton (Februari), 168 ton (Maret), 102 ton (April), dan 78 ton (Mei).

“Secara umum cabai rawit masih surplus 92.402 ton secara nasional,” kata Prihasto, dilansir Antara.

Melalui peta early warning system (EWS) itu, Direktorat Hortikultura mengharapkan jadi perhatian bagi pemangku kepentingan khususnya kepala daerah gubernur, bupati/wali kota melihat situasi dan kondisi, agar bisa mendorong penanaman komoditas cabai rawit.

“Alhamdulillah kami berhasil surplus cabai rawit berkat pembagian bibit siap tanam secara masif kepada masyarakat yang kami laksanakan sejak Oktober 2022, baik melalui APBD maupun APBN,” kata Suhaeli, Analis Ketahanan Pangan Ahli Muda Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kaltara, di Tanjung Selor, Senin.

 


Sejak Oktober

Provinsi Kalimantan Utara menanam cabai rawit di lahan seluas 25 hektare di Kabupaten Nunukan dan 50 hektare di Kota Tarakan demi menggenjot produksi sekaligus menekan inflasi.

“Kita telah genjot sejak Oktober, November, dan Desember 2022. Dan sejak Januari 2023 sudah ada kelompok tani yang memasuki masa panen,” kata Suhaeli.

Pengembangan cabai di Nunukan dan di Tarakan itu diawali dengan memberi bantuan bibit cabai siap tanam kepada kelompok-kelompok tani. Bantuan bibit berasal dari APBD Kalimantan Utara berkolaborasi dengan APBN.

Di Nunukan dan Tarakan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan juga telah membagikan kurang lebih 50 ribu pohon bibit. Termasuk membagikan pupuk dan kegiatan pengembangan lainnya.

Di Kabupaten Bulungan, Kabupaten Tana Tidung, dan Kabupaten Malinau, juga telah dibagikan bibit secara massif kurang lebih 59 ribu pohon.

“Kami juga membagikan 7.000 ribu pohon bibit cabai khusus bagi kelompok tani di Tanjung Palas, Kabupaten Bulungan,” ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya