Liputan6.com, Yogyakarta - Christian Blum, Profesor dari Consejo Superior de Investigaciones Cientificas (Dewan Riset Nasional Spanyol) menyebutkan bahwa plastik terbuat dari sumber daya alam yang tidak terbarukan menjadi salah satu bentuk pemborosan sumber daya alam. Sementara, pengelolaan sampah plastik menjadi salah satu tantangan terbesar saat ini.
“Misalnya dengan keberadaan sampah plastik. Sebagian sampah plastik itu dapat terdegradasi menjadi butiran-butiran kecil yang disebut microplastics. Polutan ini dapat termakan oleh hewan-hewan laut, akibatnya manusia yang memakan hewan-hewan laut itu pun dapat terganggu kesehatannya,” jelas Christian, Kamis 9 Maret 2023.
Advertisement
Christian menyebutkan bahwa perlu upaya pengelolaan sampah. Bahkan di Spanyol, upaya pengelolaan sampah tersebut dilakukan dengan lebih ketat dan memiliki sistem tersendiri.
Advertisement
Baca Juga
“Di Barcelona, upaya-upaya pengurangan penggunaan plastik dalam aktivitas sehari-hari warganya telah dirintis sejak lama. Lebih dari itu, sejak dekade 1990-an Pemerintah Daerah Barcelona telah menetapkan aturan pemisahan sampah rumah tangga warganya menjadi lima jenis, yakni kertas, kaca, plastik, organik, dan residu,” ujarnya.
Pengalaman dan pengetahuan soal sampah plastik ini, Christian Blum inilah yang membuat Lembaga Kerja sama dan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (LKI UMY) menggandengnya pada program Visiting Professor, untuk memberikan pengetahuan dan menceritakan pengalamannya kepada warga Kuncen, Cawas, Klaten. Dalam program tersebut, Christian berkunjung ke Bank Sampah Manunggal Sejahtera (BSMS) di RW 09, Kuncen, Desa Cawas, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah pada awal Maret lalu.
Dalam kunjungan tersebut, Christian bertemu dengan para Pengurus BSMS untuk bertukar cerita tentang sistem pengelolaan sampah terutama sampah plastik di Spanyol dan di BSMS RW-09 Kuncen Desa Cawas. Ia mengapresiasi Pengurus BSMS. Menurutnya, pengurus BSM telah berada di jalur yang tepat dalam pengelolaan sampah.
“Apa yang dilakukan para pengurus telah berada di jalur yang tepat, saya berharap pengurus dapat terus mempertahankan komitmennya dan meningkatkan kualitas pekerjaannya di masa yang akan datang,” kata Christian.
Sementara itu, Dr Teddy Nurcahyadi Ketua Tim Pengabdian Masyarakat dan Person in Charge program Visiting Profesor Prodi Teknik Mesin dan Prodi Profesi Insinyur UMY menerangkan keberhasilan dan keberlanjutan kegiatan BSMS tidak terlepas dari kontribusi banyak pihak. Inisiatif pelaksanaan kegiatan ini murni berasal dari aspirasi warga RW 09 Kuncen yang mulai merasakan dampak negatif dari terbatasnya kapasitas pengelolaan sampah pada tahun 2014 di Desa Cawas.
"Bak gayung yang bersambut, aspirasi warga ini kemudian ditindaklanjuti oleh Tim Pengabdian Masyarakat UMY yang kemudian memfasilitasi dialog antara warga RW-09 Kuncen yang tergabung di dalam Tim Perintis Pengelolaan Sampah Terpadu RW-09 Kuncen dengan PCM Cawas dan Pemerintah Desa Cawas,” paparnya.
Dalam dialog tersebut membuahkan hasil, dimana PCM Cawas memberikan izin penggunaan tanah wakafnya di RW 09 Kuncen dan Pemerintah Desa Cawas memberikan bantuan dana untuk pembangunan gedung tempat kegiatan serta bantuan kendaraan roda-tiga sebagai sarana transportasi BSMS. Selanjutnya, Tim Pengabdian Masyarakat UMY melalui berbagai macam hibah internal dan eksternal UMY melengkapi fasilitas BSMS dan meningkatkan kompetensi pengurusnya melalui bantuan alat-alat dan pelatihan.
“Kunci keberhasilan dan keberlangsungan kegiatan BSMS ini terletak pada komitmen dan militansi Bapak dan Ibu pengurusnya. Tanpa itu, berbagai macam fasilitas yang tersedia dan pelatihan yang diberikan tidak akan ada artinya,” kata Teddy.