Liputan6.com, Jakarta - Saat menempuh perjalanan ke kampung halamandi momen Hari Raya Idul Fitri alias mudik Lebaran, banyak pengemudi mobil terutama di jalan Tol di Pulau Jawa menyempatkan diri untuk berhenti di Rest Area. Di tempat ini pengemudi maupun para penumpangnya bisa beristirahat sejenak, mengurangi kelelahan sehingga dapat meningkatkan keselamatan dalam perjalanan jarak jauh.
Keberadaan Rest Area juga penting untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makan, minum, dan penggunaan toilet yang nyaman dan bersih. Namun fasilitas yang disediakan di jalan tol atau jalan raya ini biasanya kerap penuh pada saat mudik Lebaran. Jangankan bisa beristirahat, untuk masuk ke Rest Area saja sudah tidak bisa karena padatnya jalur antrean sampai ke ujung pintu masuk Rest Area.
Baca Juga
Belum lagi masalah sampah yang menumpuk terutama sampah makanan dari pemudik maupun berbagai restoran dan gerai yang menjual makanan dan minuman. Sebagaii pengelola jalan tol, apa saja usaha yang dilakuukan PT Jasa Marga untuk mengantisipasi sekaligus mengatasi berbagai masalah di Rest Area saat mudik Lebaran?
Advertisement
Untuk menghindari penumpukan kendaraan di Rest Area, PT Jasa Marga menerapkan beberapa langkah strategis guna memastikan kelancaran dan kenyamanan bagi para pengguna jalan. Salah satunya adalah pengaturan alur/flow lalu lintas di dalam Rest Area untuk mengoptimalkan pergerakan kendaraan dan menghindari kemacetan.
Selain itu membuka toilet fungsional saat terjadi kepadatan di toilet reguler, sehingga pengendara dapat bergantian dengan cepat tanpa memperpanjang waktu singgah. Bisa juga dengan menerapkan sistem buka-tutup Rest Area apabila kepadatan sudah mencapai ruas jalan tol, guna menjaga kelancaran arus lalu lintas mengikuti Diskresi Kepolisian.
Rest Area yang Bersih dan Nyaman
PT Jasa Marga menerapkan durasi waktu singgah selama 30 menit di Rest Area dan mengimbau agar pemudik dapat mengoptimalkan waktu istirahatnya secara efisien. Dengan demikian, lebih banyak pengguna jalan dapat bergantian memanfaatkan fasilitas yang tersedia, sehingga arus kendaraan tetap lancar dan Rest Area tidak mengalami kepadatan berlebih dan menimbulkan kemacetan di ruas tol.
Mereka mengajak seluruh pemudik untuk dapat bijak dalam menggunakan waktu di Rest Area demi kenyamanan bersama. Dalam upaya mengantisipasi lonjakan volume sampah selama periode arus mudik Lebaran 2025, PT Jasa Marga bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat untuk meningkatkan frekuensi pengangkutan sampah guna memastikan Rest Area tetap bersih dan nyaman bagi para pemudik.
"Selain itu, kami juga meningkatkan jumlah personel kebersihan hingga tiga kali lipat dibandingkan hari biasa, sehingga kebersihan fasilitas dapat terjaga dengan lebih optimal," terang Lisye Octaviana selaku Corporate Communication & Community Development Group Head Jasa Marga dalam keterangan tertulis pada Liputan6.com, Kamis, 20 Maret 2025.
Advertisement
Pengelolaan Sampah di Rest Area
"Secara aktif kami juga mendukung kampanye "Mudik Minim Sampah" yang digagas oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Sebagai pengelola jalan tol, Jasa Marga melalui anak usahanya PT Jasamarga Related Business (JMRB) telah menyiapkan Satuan Tugas (Satgas) di Rest Area untuk memantau kebersihan serta menambahkan personel petugas kebersihan lebih banyak dibanding hari biasa, guna memastikan pengelolaan sampah yang lebih baik selama periode arus mudik," tambahnya.
Langkah ini merupakan bagian dari upaya koordinasi nasional guna menciptakan perjalanan mudik yang lebih bersih, aman dan nyaman. Dengan adanya satgas ini, Jasa Marga berkomitmen untuk menjaga kebersihan di sepanjang jalan tol dan Rest Area, serta mengajak para pemudik untuk turut serta dalam menjaga kebersihan lingkungan selama perjalanan.
Lisye menambahkan, selama periode libur Lebaran, jumlah pemudik yang memanfaatkan Rest Area meningkat, sehingga produksi sampah juga melonjak. Banyaknya sampah makanan, plastik, dan botol minuman sering kali melebihi kapasitas tempat sampah yang tersedia. Selain itu, kurangnya kesadaran pemudik akan kebersihan sehingga sampah kerap kali ditemukan sampah berserakan di area parkir, toilet, dan tempat makan.
Secara umum, wilayah Jawa Barat saja contohnya mengalami kenaikan volume sampah sekitar 2 sampai 3x lipat dibandingkan dengan hari biasa selama arus libur Lebaran. Sampah didominisasi oleh sampah makanan yang dibeli atau dibawa oleh pemudik.
Waktu Istirahat di Rest Are
"Kami melakukan kampanye digital secara masif pada platform media sosial. Kami juga turut aktif memasang spanduk, baliho, dan LED display di rest area dengan ajakan untuk membuang sampah pada tempatnya. Selain itu, kami juga menggunakan public address di rest area untuk mengingatkan pemudik agar tidak membuang sampah sembarangan," jelas Lisye.
Untuk kenyamanan dan kelancaran bersama, Jasa Marga mengimbau para pemudik yang beristirahat di Rest Area agar: mengptimalkan waktu istirahat, guna memberi kesempatan bagi pengguna lain untuk beristirahat. Lalu, ikuti pengaturan lalu lintas di dalam Rest Area agar kendaraan tidak menumpuk dan perjalanan tetap lancar. Selanjutnya, gunakan fasilitas dengan bijak, termasuk toilet, tempat ibadah, dan area makan, agar tetap bersih dan nyaman bagi semua.
Selain itu, buang sampah pada tempatnya dan dukung program kebersihan di Rest Area. Terakhir, gunakan Rest Area alternatif di luar tol jika Rest Area sudah penuh, untuk menghindari kepadatan di jalan tol. Jasa Marga tentunya berkolaborasi dengan para pengelola restoran yang membuka gerai mereka di Rest Area. Salah satunya adalah restoran Pizza Hut.
Advertisement
Pihak Restoran Mengoptimalkan Sistem Pemesanan
Pizza Hut Indonesia yang sudlah hadir selama 40 tahun sampai Maret 2025 sudah memiliki hampir 600 outlet di 36 dari 38 provinsi di Indonesia, termasuk dua outlet Pizza Hut Delivery (PHD) di rest area KM 57 Cikampek dan KM 754 Sidoarjo untuk mendukung layanan bagi pemudik. PHD pada dasarnya melayani take away dan delivery.
Sementara di Rest Area, layanan yang tersedia hanya take away serta makan di tempat dalam kapasitas terbatas, sehingga pelanggan dapat dilayani lebih cepat.
"Untuk mengatasi potensi kepadatan, kami berkoordinasi dengan pengelola rest area dan mengikuti kebijakan Jasa Marga, seperti pembatasan waktu istirahat maksimal 30 menit saat puncak arus mudik dan pengaturan akses jika area sudah penuh," terang Kamaluddin selaku Head of Operations Pizza Hut Delivery pada Liputan6.com, Sabtu, 22 Maret 2025.
"Kami juga mengoptimalkan sistem pemesanan agar layanan lebih efisien. Selain itu, guna menjaga kebersihan, kami meningkatkan frekuensi pembuangan sampah ke tempat penampungan sementara dari dua kali menjadi tiga hingga empat kali sehari serta berkoordinasi dengan petugas kebersihan agar area tetap nyaman bagi pelanggan," sambungnya.
