Ranca Upas Dibuka Lagi untuk Umum, Pengunjung Bebas Wisata seperti Semula

Pembukaan kembali Ranca Upas itu juga dilakukan untuk memulihkan perekonomian masyarakat sekitar yang mengandalkan kunjungan wisatawan.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 14 Mar 2023, 16:36 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2023, 16:36 WIB
Ranca Upas
Ranca Upas (Photo by kilarov zaneit on Unsplash)

 

Liputan6.com, Bandung - Kawasan wisata Ranca Upas, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (14/3/2023) dibuka kembali untuk umum usai ditutup karena rusaknya edelweis rawa di kawasan tersebut.

Direktur Utama Perhutani Alam Wisata Lucy Mardiana mengatakan, Ranca Upas per Selasa ini bisa kembali dikunjungi wisatawan secara normal, namun lahan di Ranca Upas yang sempat rusak akibat kegiatan motor trail ditutup dan tak bisa digunakan wisatawan.

"Sebenarnya tidak ada batasan khusus selain lokasi yang kemarin ada sedikit masalah terkait penggunaan untuk offroad," kata Lucy di saat kegiatan penanaman bibit tanaman di kawasan wisata Ranca Upas.

Dia menjelaskan lahan yang ditutup untuk wisatawan seluas satu hektare dan dipasang pembatas dan papan larangan memasuki area. Selain itu, kata dia, kegiatan lainnya seperti mengunjungi penangkaran rusa, glamping, berkemah, dan lokasi-lokasi lainnya itu bisa diakses seperti semula.

Lucy mengatakan pembukaan kembali Ranca Upas itu juga dilakukan untuk memulihkan perekonomian masyarakat sekitar yang mengandalkan kunjungan wisatawan.

Dia menjelaskan trek dilintasi pada kegiatan motor trail, Minggu (5/3/2023), memiliki panjang sekitar 30 kilometer. Tetapi menurutnya trek itu hanya menggunakan sekitar 20 persen di Ranca Upas.

"Jadi sebenarnya kemarin itu start dan finis di sini, tapi trek sebenarnya itu ada di luar Ranca Upas," katanya.

Sementara itu, Direktur Komersil PT Perhutani Anggar Widiatmoko mengatakan pada pembukaan kembali Ranca Upas itu, pihaknya juga sekaligus melakukan kegiatan penanaman bibit tanaman. Ada 19 jenis tanaman endemik Jawa Barat yang ditanam.

"Sekitar 5.000 bibit akan ditanam, dan penanamannya dilakukan setiap bulan. Ini bisa menjadi tempat edukasi tanaman khas Jawa Barat yang mungkin kita tidak kenall sebelumnya," kata Anggar.

Anggar mengatakan tanaman Bunga Rawa yang sempat mengalami kerusakan di Ranca Upas merupakan tanaman yang sudah ada sejak lama. Menurutnya peristiwa kerusakan lingkungan di Ranca Upas itu bakal dijadikan pelajaran untuk ke depannya.

Viral di Medsos

Sebelumnya, event motor trail di Ranca Upas disorot banyak orang. Pasalnya selain berakhir ricuh hingga ada pembakaran sepeda motor. Gelaran olahraga ekstrem itu juga merusak edelweis rawa yang ada di Ranca Upas. Video yang diunggah akun @Askrlfess di media sosial Twitter menggambarkan kekesalan petani di daerah tersebut atas kerusakan edelweis rawa Ranca Upas gara-gara event tersebut. 

"Saya petani di Ranca Upas, dan khususnya buat orang perhutani yang memberikan izin lihat nih dampaknya! Ancur!" kata orang dalam video. 

"Ancur ga? Lihat sama mata anda ancur gak!" katanya lagi.

"Sudah saya tanam lagi. Biar anda paham, udah saya tanam lagi saya kembangbiakan bunga rawa. Bunga ini hanya ada di dua tempat, paham gan Anda. Di Indonesia juga hanya di dua tempat, Ranca Upas dan Danau Ciarut Kamojang Garut," katanya kesal.

"Tumbuh lagi gak? Susah! Menghijaukan lokasi ini juga kapan, lama butuh waktu," katanya. 

Video tersebut pun viral dan membuat sejumlah masyarakat juga turut geram karena kerusakan lingkungan yang terjadi.

Dilansir Antara, Rabu (8/3/2023), pria yang diketahui bernama Supriatna alias Uprit itu menyebut bunga itu cukup langka karena hanya ada di dua lokasi di Jawa Barat.

Dia mengaku merupakan salah satu orang yang membudidayakan bunga itu di Ranca Upas. Untuk itu, ia pun menyesalkan adanya pihak yang memberikan izin terselenggaranya acara tersebut.

Bupati Bandung Dadang Supriatna turut membagikan video yang dialami oleh warga tersebut ia pun memberikan tanggapannya.

"Tentunya, Saya sangat menyayangkan dan mengecam keras kejadian ini, Kita pemerintah Kabupaten Bandung tidak pernah mendukung dan memberikan izin terhadap kegiatan yang merusak lingkungan dan Hutan," ujarnya di Instagram pribadinya. 

Dadang Supriatna juga mengatakan jika perihal logo Pemkab Bandung yang ada di Flyer Acara tersebut digunakan tanpa seizinnya. Bahkan ia juga tidak mengetahui bahwa logo tersebut digunakan dan merasa dirugikan.

"Perihal Logo Pemkab Bandung yang dicatut di Flyer Acara, Itu tanpa sepengetahuan Saya dan kita pastikan bahwa logo pemkab bandung dicatut tanpa izin, tentunya kami sangat merasa dirugikan dengan kejadian ini,” tulisnya

Bupati Bandung itu juga menegaskan bahwa panitia acara dan pihak yang mendukung acara tersebut harus bertanggung jawab. Maka dari itu pihaknya juga akan menindak lanjuti insiden event trail yang turut merusak lingkungan tersebut.

"Panitia acara dan pihak-pihak yang mendukung terselenggaranya acara ini harus bertanggung jawab atas kejadian ini. Kita akan tindak lanjut!" ujarnya @dadangsupriatna

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya