Liputan6.com, Vatican City - Paus Fransiskus, pemimpin pertama Gereja Katolik dari Benua Amerika, meninggal dunia pada usia 88 tahun. Demikian pengumuman Vatikan pada Senin (21/4/2025) pagi.
"Pukul 07.35, Uskup Roma, Fransiskus, kembali ke rumah Bapa. Seluruh hidupnya didedikasikan untuk melayani Tuhan dan Gereja-Nya," bunyi pengumuman camerlengo yang dijabat Kardinal Kevin Ferrell seperti dilansir AP.
Baca Juga
Lahir dengan nama Jorge Mario Bergoglio di Buenos Aires, Argentina, Paus Fransiskus berangkat dari latar belakang sederhana hingga menjadi pemimpin ke-266 Gereja Katolik Roma.
Advertisement
Dihormati banyak orang sebagai pembaharu sekaligus dikritik sebagian pihak karena menantang ortodoksi gereja, wafatnya Paus Fransiskus menandai berakhirnya suatu era—dan dimulainya salah satu proses paling rahasia dan sarat ritual yang diawali dengan sede vacante.
Â
Apa Itu Sede Vacante?
Sede vacante merupakan istilah Latin yang berarti "kursi kosong", merujuk pada kosongnya takhta kepausan. Periode, yang diatur oleh hukum kanon yang ketat, ini memicu serangkaian protokol untuk menghormati mendiang paus sekaligus mempersiapkan pemilihan paus baru.
Menurut tradisi, camerlengo yang saat ini dijabat oleh Kardinal Kevin Farrell bertugas memverifikasi kematian paus dan memulai prosedur resmi. Farrell menyegel apartemen kepausan dan memecahkan Cincin Nelayan milik paus—gestur simbolis untuk mencegah penyalahgunaan. Demikian seperti dikutip Newsweek.
Setiap paus memilih cincinnya sendiri, yang akan dihancurkan setelah masa kepausannya berakhir, sebagai formalitas penanda berakhirnya kekuasaan sekaligus pencegahan pemalsuan. Cincin Nelayan kepausan dinamai merujuk pada Rasul Petrus, seorang nelayan yang juga "paus pertama".
Masa berkabung, disebut Novendiale, berlangsung selama sembilan hari. Pemakaman Paus Fransiskus akan mengikuti ritus sederhana, selaras dengan sikap rendah hatinya semasa hidup. Tidak seperti kebanyakan pendahulunya, dia memilih dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore, Roma, dengan peti kayu berlapis seng - bukan di kripta tradisional Basilika Santo Petrus.
Advertisement
Siapa yang Memimpin Vatikan Saat Paus Meninggal?
Selama sede vacante, pemerintahan Gereja Katolik sementara beralih ke Dewan Kardinal. Namun, wewenang mereka sangat terbatas.
Saat paus meninggal atau mengundurkan diri, para pemimpin departemen di Vatikan, termasuk di Kuria Roma, berhenti menjalankan tugas mereka sampai paus baru terpilih. Namun, para wakil paus yang bertugas sebagai duta besar (utusan diplomatik) tetap melanjutkan tugas mereka di luar negeri.
Kuria Roma adalah semacam "kabinet" atau struktur pemerintahan pusat Gereja Katolik.
Sekitar 120 kardinal yang berusia di bawah 80 tahun akan berkumpul di Kapel Sistina untuk memulai konklaf, sidang pemungutan suara tertutup yang menentukan paus berikutnya. Konklaf digelar dua hingga tiga pekan setelah pemakaman paus. Pemungutan suara dilakukan hingga empat kali sehari hingga seorang kandidat meraih dua per tiga suara mayoritas.
Satu-satunya petunjuk bagi publik selama konklaf adalah asap yang mengepul dari cerobong kapel—hitam berarti belum ada keputusan, putih menandakan paus baru terpilih.
"Paus baru akan diumumkan dengan kalimat 'Habemus Papam'," sebut laporan BBC. "Lalu muncul di balkon utama Basilika Santo Petrus untuk memberikan berkat pertamanya."
Habemus Papam adalah frasa dalam bahasa Latin yang berarti, "Kita memiliki seorang Paus."
Â
