'Father Hunger' Juga Bisa Dialami Anak yang Masih Memiliki Ayah

Father hunger bisa dialami oleh banyak anak. Tidak hanya yang sudah ditinggalkan ayahnya, tetapi anak yang masih memiliki orangtua lengkap.

oleh Mega Dwi Anggraeni diperbarui 11 Apr 2023, 10:00 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2023, 10:00 WIB
ilustrasi anak bersedih
(unsplash/Caleb Woods)

Liputan6.com, Jakarta - Father hunger merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi psikologis seseorang akibat kurangnya mendapatkan figur ayah. Kondisi ini dapat dialami karena kematian atau perpisahan.

Ada beberapa istilah yang juga digunakan untuk menggambarkan kondisi tersebut. Mengutip dari Psychology Today, father hunger juga dikenal dengan nama father deficit dan father absence. 

Meski dikenal dengan beberapa istilah yang berbeda, namun semuanya mengacu pada kondisi seorang anak yang kurang atau bahkan tidak mendapatkan perhatian, kasih sayang, dan dukungan seorang ayah.

Father hunger bisa dialami oleh banyak anak. Tidak hanya yang sudah ditinggalkan ayahnya, tetapi anak yang masih memiliki orangtua lengkap.

Berikut adalah beberapa penyebab father hunger yang perlu Anda ketahui. 

  • Kehilangan ayah akibat perceraian atau kematian.
  • Minimnya kehadiran ayah.
  • Ayah yang tidak terlibat secara emosional.
  • Ayah yang tidak terlibat dalam membesarkan anak.
  • Kondisi psikologis ayah.
  • Konflik keluarga.

Kondisi tersebut tentu saja akan berdampak pada kehidupan anak. Apa saja gejala dan cara mengatasinya? Simak terus ulasan lengkapnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Gejala Father Hunger

Ilustrasi antisosial
Ilustrasi antisosial. (Photo by Skitterphoto/Pexels)

1. Kekurangan koneksi emosional dengan ayah atau figur ayah lainnya

Gejala father hunger yang mungkin terjadi adalah merasa kehilangan koneksi emosional yang sehat dengan ayah atau figur ayah lainnya. Kondisi ini dapat menyebabkan perasaan kesepian, kecemasan, atau depresi.

2. Perilaku yang merugikan diri sendiri

Gejala lainnya dari father hunger yang mungkin terjadi adalah, mulai melakukan perilaku yang merugikan diri sendiri seperti penggunaan obat-obatan terlarang atau melakukan tindakan kriminal.

3. Kesulitan dalam hubungan

Selain itu, anak-anak yang mengalami father hunger juga mungkin akan mengalami gejala seperti kesulitan menjalin hubungan dengan orang lain. Terutama untuk menjalin hubungan dekat. Mereka akan sulit percaya kepada orang lain. 

4. Perilaku antisosial

Father hunger juga bisa menimbulkan gejala seperti perilaku antisosial seperti kekerasan atau melakukan tindakan kejahatan.

5. Gangguan mental

Gangguan mental seperti depresi, kecemasan, atau stres pasca-trauma juga menjadi salah satu gejala yang mungkin terjadi pada anak-anak father hunger. 

6. Rendahnya harga diri

Gejala lain yang mungkin terjadi dari anak-anak father hunger adalah merasa tidak dihargai atau kurang memiliki rasa harga diri.

7. Gangguan perilaku

Selain itu, gejala anak dengan father hunger juga mungkin menunjukkan perilaku yang tidak terkendali atau impulsif, seperti merusak barang atau tidak mematuhi aturan.

Ilustrasi ayah dan anak perempuannya
Ilustrasi ayah dan anak perempuannya. (Photo by Oleksandr Pidvalnyi/Pexels)

Cara Mengatasi Father Hunger

1. Terapi

Terapi atau konseling dapat membantu anak untuk memahami dan mengatasi perasaan mereka terkait dengan father hunger. Terapis dapat membantu anak untuk memperkuat keterampilan sosial dan emosional mereka, serta memberikan dukungan yang dibutuhkan untuk menangani kesulitan yang muncul.

2. Menjalin hubungan dengan figur ayah lainnya

Meskipun ayah biologis tidak ada di sekitar, anak masih dapat menjalin hubungan yang sehat dengan figur ayah lainnya seperti kakek, pamannya, atau guru. Hal ini dapat membantu anak merasa dicintai dan dihargai, serta memberikan contoh positif tentang bagaimana seorang ayah seharusnya bersikap.

3. Partisipasi dalam kegiatan yang melibatkan laki-laki

Anak dapat memperkuat hubungan mereka dengan laki-laki dalam kehidupan mereka dengan berpartisipasi dalam kegiatan seperti kelompok remaja, klub olahraga, atau program mentoring. Hal ini dapat membantu anak membangun koneksi sosial dengan laki-laki yang positif dan memperoleh dukungan dari mereka.

4. Mendukung hubungan dengan ayah biologis

Jika ayah biologis masih ada dalam kehidupan anak, penting untuk mendukung hubungan mereka. Hal ini dapat melibatkan dukungan emosional, membantu anak untuk memahami dan memaafkan ayah mereka jika diperlukan, serta mencari bantuan profesional jika diperlukan.

5. Mencari dukungan dari keluarga dan teman-teman

Anak yang mengalami father hunger dapat memperoleh dukungan dari keluarga dan teman-teman yang dekat dengan mereka. Mendiskusikan perasaan mereka dengan orang-orang terdekat dapat membantu anak merasa didengar dan dihargai.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya