FKG USU Punya Alat Canggih, Buat Gigi Tiruan Hanya Butuh Waktu 1x24 Jam

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara (FKG USU) kini memiliki alat medis dengan teknologi canggih masa kini, yaitu Computer-Aided Design (CAD) dan Computer-Aided Manufacturing (CAM).

oleh Reza Efendi diperbarui 20 Jun 2023, 15:55 WIB
Diterbitkan 20 Jun 2023, 15:55 WIB
[Bintang] Ilustrasi Gigi
Ilustrasi - gigi (Sumber Foto: Steven M Huffstutler DDS)

Liputan6.com, Medan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara (FKG USU) kini memiliki alat medis dengan teknologi canggih masa kini, yaitu Computer-Aided Design (CAD) dan Computer-Aided Manufacturing (CAM).

Rektor USU, Prof Muryanto Amin mengatakan, pihaknya memperkenalkan secara luas alat canggih yang dimiliki FKG USU, karena alat ini merupakan investasi antara sarana pendukung akademik dan memiliki aspek ekonomi bagi USU sendiri.

Open house melihat alat Cad/Cam ini berlangsung di Auditorium FKG USU, Selasa (20/6/2023). Dihadiri Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Sumut, Alwi Mujahit Hasibuan, Dekan FKG USU, Dr. drg. Essie Octeria, Sp. KGA, dan Kepala Laboratorium Dental FKG USU, Prof Haslinda Z Tamin.

"Kegiatan ini memberikan pengetahuan tentang alat-alat medis di FKG USU. Didalamnya ada unsur ekonomi dan pembelajaran," kata Muryanto.

Pihaknya mengundang para stakeholder yang profesi sebagai dokter gigi untuk melaporkan FKG USU memiliki alat-alat canggih untuk melayani masyarakat dalam perawatan gigi dan mulut.

"Alat ini pertama di USU, mungkin di Sumut. Kalau orang berhari-hari mencetak gigi, ini beberapa jam sudah bisa, sudah bisa digunakan," terangnya.

Diungkapkan Muryanto, Cad/Cam ini merupakan alat medis yang dibeli USU sebagai menunjang akademik, dan memberikan kontribusi pemasukan bagi USU.

"Masih proses pembelajaran. Dengan alat ini, para dokter gigi bisa cetak gigi di sini dengan dibayarkan melalui rekening USU," ungkapnya.

 

Promosi Bagi FKG USU

Universitas Sumatera Utara (USU)
USU

Dekan FKG USU, Dr. drg. Essie Octeria, Sp. KGA menuturkan, Cad/Cam ini sebagai promosi bagi FKG USU, Rumah Sakit (RS) Gigi dan Mulut USU, Laboratorium Dental FKG USU dengan fasilitas medis canggih yang dimiliki.

"Kita memiliki teknologi canggih, bisa buat gigi tiruan hanya 1x24 jam. Kalau konvensional bisa butuh waktu sampai satu minggu," sebutnya.

Essie menegaskan, pihaknya siap berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut dan Pemerintah Kota (Pemkot) Medan mengenai wacana penerapan Dental and Medical Tourism di Kota Medan. Untuk perawatan gigi dalam pelayanan medis, masyarakat tidak perlu ke luar negeri.

"Bisa membantu dental tourism, mereka mungkin dengan waktu terbatas. Dengan lokasi jauh, satu hari gigi tiru sudah selesai," ucapnya.

Perdana di Sumut

USU
Universitas Sumatera Utara (USU)

Kepala Laboratorium Dental FKG USU, Prof Haslinda Z Tamin menerangkan, secara institusi perguruan tinggi, Cad/Cam ini merupakan perdana di Sumut, alat medis canggih dimiliki FKG USU.

Cad/Cam ini memiliki dua layanan, yakni untuk akademik dan pelayanan kesehatan bagi masyarakat untuk membuat gigi tiruan. Pihaknya juga bekerja sama dengan sejumlah rumah sakit di Sumut.

Untuk proses pembuatan gigi tiruan bisa dilakukan dalam waktu singkat. Hanya memerlukan waktu sekitar 1x24 jam, gigi yang diinginkan pasien siap dibuat dengan cepat dan tepat.

"Prosedur laboratorium dikirim via online, kita buat dalam 24 jam selesai. Sehingga pelayanan kepada masyarakat bisa dilakukan maksimal kepada masyarakat," Haslinda menuturkan.

Siapkan SDM Berkualitas

USU
Open house melihat alat Cad/Cam ini berlangsung di Auditorium FKG USU, Selasa (20/6/2023)

Haslinda mengungkapkan, pihaknya juga menyiapkan SDM berkualitas untuk mengoperasikan Cad/Cam dengan baik dan tepat, serta profesional. Sehingga, seluruh fasilitas juga dipenuhi.

"Percuma kita memiliki alat canggih, kalau tidak ada SDM. Kita di USU ada dosen yang mengajarkan teorinya, ada di sini," ujarnya.

Mengenai biaya menggunakan fasilitas Cad/Cam, Haslinda mengatakan, dibandingkan harga konvensional pembuatan gigi tiruan, Cad/Cam harganya bisa 2 sampai 3 kali lipat. Biayanya cukup besar.

"Karena alatnya, tapi tergantung dengan kebutuhan dari pasien. Kalau dibandingkan di luar negeri, jauh lebih murah," Haslinda menandaskan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya