Idul Adha 2023, Tips Memilih Hewan Kurban Sehat

Pembeli bisa meminta surat keterangan sehat hewan kurban kepada penjual.

oleh Dikdik RipaldiArie Nugraha diperbarui 26 Jun 2023, 00:00 WIB
Diterbitkan 26 Jun 2023, 00:00 WIB
Ilustrasi sapi, kurban, Iduladha
Ilustrasi sapi, kurban, Iduladha. (Photo by Azfan Nugi on Unsplash)

Liputan6.com, Bandung - Hari Raya Idul Adha 2023 hampir tinggal sepekan lagi. Bagi muslim yang hendak berkurban sudah saatnya mulai mencari hewan kurban yang sehat.

Hewan kurban yang hendak disembelih haruslah memenuhi beberapa kriteria yang telah ditetapkan. Selain menjalankan aturan agama, juga agar layak dikosumsi.

Untuk itu Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jawa Barat, Mohammad Arifin Soedjayana, memberi tips kepada masyarakat yang hendak membeli hewan kurban.

"Pertama datanglah ke tempat penjualan hewan kurban yang sudah diberi izin oleh pemda kota atau kabupaten, karena izin perdagangannya ada di sana," ujar Arifin dalam siaran persnya, Bandung, Sabtu, 24 Juni 2023.

Arifin mengatakan tanda sehat dan mengantongi izin yakni jika hewan sapi sudah terdapat label di kuping (ear tag). Sedangkan untuk hewan domba menggunakan tanda kalung sehat.

Tetapi kalau keduanya tidak dikenakan di hewan kurban, Arifin menyebutkan dapat meminta surat keterangan sehat hewan kepada penjual.

Jika penjual hewan kurban tidak dapat menunjukan surat keterangan sehat, maka masyarakat diimbau agar tidak membelinya.

"Kalau tidak bisa dibuktikan, jangan beli, karena sudah banyak sekarang yang eartag, tanda sehat, dan surat keterangan kesehatan hewan," kata Arifin.

Arifin menegaskan persediaan kebutuhan hewan kurban di Provinsi Jawa Barat aman terkendali. Sehingga tidak perlu dikhawatirkan keberadaanya.

Sementara itu Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, menyebutkan tahun ini sekitar 261 ribu hewan kurban di Jawa Barat akan disembelih pada hari raya Idul Adha 2023.

"Diprediksi ada peningkatan hewan kurban dari tahun ke tahun, menandakan yang akil baligh semakin naik, yang mampu makin naik, diperkirakan 261 ribu hewan kurban akan disembelih atas nama Allah SWT dalam rangka kurban di Idul Adha," jelas Ridwan Kamil.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Pilihan Ini:


Waspada LSD dan PMK

Jumlah hewan kurban ini sebut Ridwan Kamil, bertepatan dengan dicabutnya status pandemi menjadi endemi oleh Presiden Joko Widodo pada 21 Juni 2023.

Tandanya tutur Ridwan Kamil, situasi kesehatan secara nasional sudah kembali normal. Dampaknya pantauan sektor ekonomi membaik dengan adanya daya beli masyarakat dalam membeli kambing, domba, kerbau, sapi juga meningkat.

Adanya ritual Idul Adha 2023 setiap tahun, Ridwan Kamil berharap sektor peternakan hewan berkuku belah seperti sapi, domba, kambing, dan kerbau semakin berkembang, dan Jawa Barat suatu saat bisa swasembada protein.

"Hari ini masih swasembada karbohidrat: beras, protein belum. Semoga suatu hari nanti negeri ini bisa swasembada protein, dari sapi salah satunya," tukas Ridwan Kamil.

Tim pemeriksa kesehatan hewan kurban pun telah disebar ke 27 kota dan kabupaten guna memastikan mulai dari aktivitas jual beli hingga kesehatan hewan kurban baik dan halal.

Tim yang terdiri dari unsur pemerintahan, akademisi dari beberapa perguruan tinggi dan SMK Peternakan, asosiasi Juru Sembelih Hewan (Juleha), asosiasi obat hewan, paramedik veteriner, dan unsur lainnya.

"Alhamdulillah dengan bahagia saya melepas Tim Monitoring Hewan Kurban, di 27 kota dan kabupaten untuk memastikan jual beli berlangsung dengan baik, halal, tidak ada hal- hal negatif, tentunya hewan yang disembelih sehat sesuai dengan syariat," ucap Ridwan Kamil.

Terkait penyakit cacar sapi atau lumpy skin disease (LSD), setelah penyakit kuku mulut (PMK), otoritasnya telah mengantisipasi sebaik mungkin.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah menerima 90 ribu dosis vaksin LSD dari Kementerian Pertanian yang telah didistribusikan ke kabupaten dan kota di Jawa Barat.

Untuk tenaga vaksinator di Jawa Barat terdapat 917 petugas yang terdiri dari 282 orang medik veteriner, 362 orang paramedik veteriner, dan 273 orang inseminator.

"Kita sudah antisipasi dalam bentuk obat gratis, pemeriksaan, vaksin juga, pengalaman PMK luar biasa sehingga menjadi pembelajaran kalau ada penyakit yang bukan PMK pun, metode pertahanan kita terhadap ketahanan hewan sudah sangat baik, pemerintah memastikan hewan sehat," jelas Ridwan Kamil.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya