Warga Diminta Waspadai Banjir Lahar di Sungai Sekitar Gunung Karangetang

"Data seismik menunjukkan bahwa aktivitas gempa guguran semakin menurun, namun erupsi efusif masih terjadi," kata Kepala PVMBG Hendra Gunawan, Selasa (12/9/2023).

oleh Yoseph Ikanubun diperbarui 25 Sep 2023, 07:36 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2023, 09:35 WIB
Kondisi Gunung Karangetang yang menunjukan peningkatan aktivitas, Rabu (8/2/2023).
Kondisi Gunung Karangetang yang menunjukan peningkatan aktivitas, Rabu (8/2/2023).

Liputan6.com, Sitaro - Aktivitas gempa guguran Gunung Karangetang di Pulau Siau, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulut, mulai menurun. Ini diungkapkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian ESDM.

"Data seismik menunjukkan bahwa aktivitas gempa guguran semakin menurun, namun erupsi efusif masih terjadi," kata Kepala PVMBG Hendra Gunawan, Selasa (12/9/2023).

Selama periode tersebut terekam sebanyak 78 kali gempa guguran, 25 kali gempa embusan, 52 kali gempa hybrid/fase banyak, dua kali gempa vulkanik dangkal, serta 11 kali gempa vulkanik dalam.

Terekam juga sebanyak empat kali gempa tektonik lokal dan 31 kali gempa tektonik jauh, serta tremor menerus dengan amplitudo antara 0,5 milimeter hingga satu milimeter, dominan 0,5 milimeter.

Sebelumnya, pada periode evaluasi tanggal 24-31 Agustus, PVMBG merekam sebanyak 215 kali gempa guguran, 65 kali gempa embusan, dua kali tremor harmonik, 22 kali gempa hybrid/fase banyak.

Ada sembilan kali gempa vulkanik dalam dan 27 kali gempa tektonik jauh, serta tremor menerus dengan amplitudo amplitudo antara 0,5 milimeter hingga satu milimeter, dominan 0,5 milimeter.

“Warga sekitar Gunung Karangetang diharapkan mewaspadai adanya awan panas guguran, di mana kubah lava lama masih ada di puncak yang sewaktu-waktu dapat runtuh bersamaan dengan keluarnya lava,” ujarnya.

Selain itu, warga mewaspadai terjadinya banjir lahar pada sungai-sungai di waktu hujan di puncak Gunung Karangetang.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya