Punya Sejarah Sastra, Payakumbuh Butuh Festival Puisi Berkualitas

Payakumbuh punya sejarah sastra yang panjang dan kaya.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Okt 2023, 21:40 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2023, 21:30 WIB
Payakumbuh Poetry Festival (2023). (Liputan6.com/ ist)
Payakumbuh Poetry Festival (2023). (Liputan6.com/ ist)

Liputan6.com, Payakumbuh - Payakumbuh Poetry Festival (2023) resmi digelar mulai 4 Oktober 2023 di Kota Payakumbuh, Sumatera Barat. Sejumlah sastrawan dan seniman dari Indonesia dan Asia Tenggara menghadiri festival puisi tahunan tersebut.

Malam pembukaan PPF 2023 dihadiri pengunjung umum, sastrawan, serta tamu penyair dari Asia Tenggara. Dari Singapura ada Ng Yi-Sheng dari Singapura, Rossanee Nurfarida dari Thailand, dan Anne Tulay dari Filipina.

Juga tampak hadir pianis dan komponis Ananda Sukarlan serta sutradara dan penulis skenario Salman AristoDi samping itu, juga hadir sastrawan Kiky Sulistyo, Inggit Putria Marga, Tan Lio Le, Muhaimin Nurrizqy, Andri Batra Al-Isra, Jaka Joko, dan Titan Sadewo, dan banyak lagi.

Mereka merupakan dewan juri dari tiga sayembara di PPF 2023, serta para narasumber dalam rangkaian diskusi.

Ketua DPRD Sumbar Supardi menyampaikan Payakumbuh punya sejarah sastra yang panjang dan kaya. Kota ini banyak melahirkan sastrawan besar dan berpengaruh dalam dunia sastra Indonesia, di masa lalu dan hari ini. Dan ini adalah aset berharga.

"Pengelolaan aset tersebut belum cukup maksimal dan perlu didorong lagi. Ia menyebut masih kurangnya ruang-ruang diskusi dan apresiasi sastra di Payakumbuh. Kehadiran PPF diangggapnya sebagai upaya untuk membuka ruang baru," ujarnya, Rabu (4/10/2023).

Menurutnya festival seperti PPF ini sangat diperlukan namun yang berkualitas, dan kedepannya bisa berkelanjutan. Agar sejarah sastra di Payakumbuh dan sastra itu sendiri, bisa terus hidup dan berkembang.

Supardi kemudian menggarisbawahi bahwa sastra sebagai bagian dari kebudayaan lebih luas, mestilah diintegrasikan dengan pariwisata. Agar tercapainya mimpi menjadikan payakumbuh kota wisata budaya, sebagaimana mimpinya.

"Para wisatawan akan datang untuk melihat budaya kita, tarian, sastra, dan lainnya, yang tak dimiliki kawasan wisata lain. Kalau sebatas pemandangan alam, tempat wisata lain juga punya alam yang bagus," kata Supardi.

Ia menyampaikan festival puisi tahunan ini merupakan bagian besar dari rencananya di masa depan untuk menjadikan Payakumbuh sebagai kota festival budaya.

Dan untuk itu, lanjutnya, diperlukan kolaborasi antar banyak pihak, dengan komunitas, seniman, satrawan, dan pelaku budaya sebagai bagian penting.

Sementara Kepala Bidang Pengembangan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Sumbar, Dewi Ria mengatakan festival puisi tahunan sejak 2020 itu turut mendorong terwujudnya Payakumbuh sebagai kota wisata seni, sastra, dan budaya.

Payakumbuh memang dikenal sebagai kota dengan sejarah sastra yang panjang dan punya posisi berarti dalam sejarah sastra Indonesia. Salah satu aset fisik terkait sejarah sastra yang ada di Payakumbuh ialah rumah PK Ojong.

Rumah tersebut akan menjadi salah satu destinasi dalam program baru PPF 2023, Wisata Sastra. Pada penghujung festival para undangan akan dibawa berkunjung ke situs-situs sejarah terkait sastra di Payakumbuh dalam program Wisata Sastra tersebut.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya