eSeaweed: Budi Daya Rumput Laut Sulsel Hasilkan 16.000 Ton Sampah Plastik Tiap Tahun

Harus ada solusi dan penggerak untuk menangani sampah plastik tersebut.

oleh Fauzan diperbarui 14 Des 2023, 17:52 WIB
Diterbitkan 14 Des 2023, 17:35 WIB
Jenderal TNI Maruli Simanjuntak bersama eSeaweed bersih-bersih pantai (Liputan6.com/Fauzan)
Jenderal TNI Maruli Simanjuntak bersama eSeaweed bersih-bersih pantai (Liputan6.com/Fauzan)

Liputan6.com, Bantaeng - Ketua eSeaweed Foundation Indonesia, Andi Marcelya Awaludin aktivitas budi daya rumput laut di Sulawesi Selatan menghasilkan 16.000 ton sampah plastik setiap tahunnya. Sampah itu berasal dari pelampung botol plastik yang digunakan oleh para petani rumput laut. 

"Di Sulawesi Selatan sendiri, ada 16.000 ton sampah plastik dihasilkan setiap tahunnya hanya dari Budi daya rumput laut saja," kata Marcelya kepada wartawan, Kamis (14/12/2023). 

Dari volume tersebut, lanjutnya, potensi keekonomian yang bisa diperoleh dari pengolahan sampah plastik mencapai angka Rp48,64 miliar. 

Jika sampah plastik itu dikelola dengan baik dan masif, maka potensi keekonomian yang bisa dihasilkan bisa mencapai Rp48,64 miliar. Jumlah itu bisa bertambah 25 kali lipat jika digabungkan dengan sampah plastik yang bersumber dari selain budi daya rumput laut.

"Dari volume tersebut, potensi keekonomian yang bisa diperoleh dari pengolahan sampah adalah sebesar Rp48,64 miliar, bahkan mencapai hingga 25 kali lipat apabila digabungkan dengan total volume sampah plastik lainnya, angka yang luar biasa," ucapnya. 

Marcelya pun yakin bahwa potensi ekonomi dari pengolahan sampah plastik ini bisa digunakan untuk mengentaskan kemiskinan dan stunting di Sulawesi Selatan. 

Hal senada diungkapkan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak. Dia mengaku sepakat dengan pernyataan Marcelya yang menyebut adanya potensi besar ekonomi di balik sampah plastik yang terus menghantui pesisir dan laut Indonesia. 

"Saya kira saya sepakat kalau sampah plastik itu dikelola dengan baik maka itu bisa menangani kemiskinan dan stunting," kata Maruli terpisah. 

 

Simaklah video pilihan berikut ini: 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya