Wayang Orang Mangkunegaran, Seni Pertunjukan Sakral yang Jadi Sarana Hiburan

Wayang orang ini pertama kali dipentaskan pada masa pemerintahan Mangkunegaran I, yakni pada 1760.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 19 Des 2023, 00:00 WIB
Diterbitkan 19 Des 2023, 00:00 WIB
Ilustrasi Wayang Orang
Ilustrasi wayang orang yang terdapat di gedung WO Bharata. (dok. Liputan6.com/Esther Novita Inochi)

Liputan6.com, Solo - Wayang orang menjadi salah satu kekayaan budaya Kota Solo yang masih eksis hingga saat ini. Salah satu wayang orang yang ada di Kota Solo adalah wayang orang Mangkunegaran.

Mengutip dari surakarta.go.id, wayang orang Mangkunegaran sudah ada sejak abad ke-18 dan 19. Masa ini disebut sebagai masa Renaissance Kesusastraan Jawa.

Pada masa itu, kerajaan-kerajaan mulai gencar menciptakan berbagai jenis sastra Jawa. Hal itu digunakan untuk menghibur tamu-tamu istana maupun memotivasi rakyat untuk melawan pemerintah kolonial.

Dari sanalah, Keraton Mangkunegaran mulai mementaskan seni pertunjukan tradisional wayang. Lakon wayangnya dimainkan secara langsung oleh manusia, sehingga disebut sebagai wayang orang Mangkunegaran.

Wayang orang ini pertama kali dipentaskan pada masa pemerintahan Mangkunegaran I, yakni pada 1760.  Saat itu, pementasannya masih sangat terbatas dan hanya dilakukan oleh abdi dalem istana.

Bahkan, dahulu pementasan wayang orang Mangkunegaran dianggap sebagai acara sakral yang hanya bisa dinikmati oleh kerabat keraton, punggawa kerajaan, atau pemerintah kolonial.

Selanjutnya, wayang orang Mangkunegaran mulai populer pada periode pemerintahan Mangkunegara V. Pada masa itu, wayang orang Mangkunegaran sudah mengalami pergeseran fungsi dari yang awalnya dianggap sakral menjadi pertunjukan hiburan.

Wayang orang Mangkunegaran pun mengalami pembaharuan dalam berbagai aspek, mulai dari busana, pemain, hingga lakon yang dimainkan. Umumnya, wayang orang menampilkan lakon-lakon seperti Ramayana atau Mahabarata, tetapi dalam perkembangannya wayang orang Mangkunegaran juga menciptakan lakon Carangan.

Lakon Carangan adalah lakon wayang yang keluar dari pakem aslinya. Lakon ini sekaligus menjadi ciri khas yang membedakan wayang orang Mangkunegaran dengan wayang orang lainnya.

Mulai dari situ, wayang orang Mangkunegaran mulai bisa dinikmati masyarakat umum. Hingga kini, kesenian ini menjadi salah satu kekayaan budaya di Kota Solo yang masih terus dilestarikan. Untuk mendukung hal ini, Pura Mangkunegaran mendirikan Pasinaon Dalang Mangkunegaran yang menjadi wadah untuk mengembangkan seni pertunjukan wayang dan membina dalang-dalang di Kota Solo.

(Resla Aknaita Chak)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya