UGM Kembangkan Padi Gamagora 7, Tahan Hama dan Bisa Ditanam di Musim Kering

UGM mengembangkan varietas padi baru yang diberi nama Padi Gamagora 7. Padi jenis ini sudah diuji coba di beberapa daerah dan hasilnya maksimal. Lalu seberapa maksimal ketika di tanam di Ngawi?

oleh Yanuar H diperbarui 26 Des 2023, 19:00 WIB
Diterbitkan 26 Des 2023, 19:00 WIB
Ilustrasi tanaman padi (Istimewa)
Ilustrasi tanaman padi (Istimewa)

Liputan6.com, Yogyakarta - Padi Gamagora (Gadjah Mada Gogo Rancah) 7 hasil dari pengembangan UGM telah panen di lahan seluas 1,5 hektar milik warga di Desa Desa Dusun Guyung, Kecamatan Gerih Kabupaten Ngawi. Padi Gamagora 7 hasil mutan radiasi dari padi Rajalele Klaten dari golongan Indica tersebut mampu menghasilkan 9,6 ton gabah kering panen per hektar.

Direktur Penelitian UGM, Mirwan Ushada mengatakan pengembangan varietas Gamagora 7 ini merupakan salah satu upaya untuk mendorong kedaulatan pangan nasional. Mewujudkan kedaulatan pangan itulah UGM tidak bisa berjalan sendiri tapi perlu kolaborasi dengan berbagai pihak.

“Kedaulatan pangan menjadi konsern UGM, tetapi ini tidak bisa dilakukan sendiri sehingga kata kuncinya ada pada kerja sama pentahelix yang melibatkan banyak pihak,” jelasnya di hadapan para petani saat panen raya di Ngawi, Kamis  21 Desember 2023.

Selain dapat ditanam di musim kering maupun lahan tadah hujan, Gamagora memiliki ketahanan terhadap wereng batang coklat biotipe 2, penyakit hawar daun bakteri patotipe III, penyakit blast ras 033, ras 073, dan ras 133.  Varietas ini telah diujicobakan pada lahan sawah di beberapa daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Selain Ngawi, varietas ini diujicobakan ditanaman di Banyumas, Wonogiri, Pati, Blora, dan Cepu. Sementara untuk budi daya di Ngawi merupakan hasil kerja sama pentahelix antara UGM, Agrisparta, WIM, Pemkab Ngawi, serta kelompok tani Bina Sparta.

Peneliti Gamagora 7,  Taryono berharap padi Gamagora 7 ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas. Tidak hanya bagi petani, namun keberadaan varietas ini bisa memberikan manfaat bagi penggunanya.

“Harapannya padi Gamagora 7 ini tidak hanya mendukung misi UGM dalam mendukung kedaulatan pangan nasional, tetapi juga dapat meterakan masyarakat yang membudidayakannya,” ujarnya.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi,  Eka Sri Rahayu, berterima kasih atas kerja sama pembudidayaan padi Gamagora di Ngawi. Ia berharap implementasi hasil penelitian UGM ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Ngawi.

“Kami sangat mengapresiasi pengembangan dan budi daya Gamagora 7 di Ngawi. Dengan adanya varietas baru dengan nilai ekonomi tinggi ini harapannya bisa lebih banyak menggaet petani untuk membudidayakannya sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan mereka,” ujarnya.

Eka mengungkapkan bahwa saat ini sebagian besar petani di Ngawi membudidayakan padi jenis Inpari 3. Dengan kehadiran Gamagora 7 ini bisa menjadi alternatif pilihan bagi masyarakat Ngawi.

“Saat ini padi Gamagora 7 sudah berhasil dibudidayakan di musim kering. Tantangan ke depan bisa diujikan di sini saat musim basah,” ucapnya. 

Kepala Desa Guyung, Sumino menyebutkan saat ini ada enam varietas yang dibudidayakan di lahan warga seluas 7 hektar sejak bulan September 2023 lalu di luasan 1.5 hektar. Sejak awal penanaman, ia memiliki harapan besar varietas ini bisa memberikan hasil yang maksimal dan bisa memberikan manfaat yang dirasakan langsung bagi warganya.

“Hasil panen bagus. Harapannya ke depan bisa terus dibudidayakan di Ngawi,” terangnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya