4 Fakta Menarik Wedang Uwuh, Minuman Favorit Raja Mataram yang Menyehatkan

Dahulu, wedang uwuh merupakan sajian minuman hangat favorit Raja Mataram. Tidak hanya berkhasiat, wedang uwuh juga memiliki sejarah dan makan filosofis yang panjang.

oleh Tifani diperbarui 18 Jan 2024, 16:00 WIB
Diterbitkan 18 Jan 2024, 16:00 WIB
Wedang uwuh
Ilustrasi/copyrightshutterstock/RinaOkta

Liputan6.com, Yogyakarta - Wedang uwuh merupakan salah satu minuman tradisonal khas Yogyakarta. Minuman khas ini diracik dari aneka rempah-rempah seperti, jahe, secang, pala, hingga kayu manis.

Dahulu, wedang uwuh merupakan sajian minuman hangat favorit Raja Mataram. Tidak hanya berkhasiat, wedang uwuh juga memiliki sejarah dan makna filosofis yang panjang.

Dikutip dari laman kemendikbud.go.id, berikut fakta menarik wedang uwuh.

1. Sejarah Wedang Uwuh

Wedang uwuh pertama kali dihidangkan pada zaman Sultan Agung yang saat itu merupakan Raja Mataram. Sultan Agung bersama dengan pengawalnya sedang mencari tempat yang akan dijadikan untuk pemakaman keluarga Raja Mataram.

Kemudian sampailah mereka di salah satu tempat di Bukit Merak Imogiri, Kabupaten Bantul. Pada satu malam, Sultan Agung meminta kepada pengawalnya untuk dibuatkan minuman hangat, yaitu wedang secang.

Lalu, pengawal tersebut membuatkan wedang secang dan meletakkannya di dekat Sultan Agung. Kemudian angin malam menerbangkan beberapa daun dan ranting pohon, sehingga jatuh ke dalam minuman milik Sultan Agung.

Seiring dengan berjalannya malam, wedang secang milik sang Raja kemudian bercampur dengan dedaunan dan ranting tersebut. Sultan Agung justru menyukai minuman tersebut.

Lalu keesokan harinya, Sultan Agung kembali meminta dibuatkan minuman seperti malam sebelumnya. Para pengawalnya kemudian mencari tahu dan mendapati bahwa minuman Sultan Agung bukan hanya wedang secang.

Namun, telah bercampur dengan dedaunan dan ranting. Kemudian racikan wedang tersebut dinamai wedang uwuh.

Dalam perkembangannya, wedang uwuh kemudian menjadi minuman hangat para Raja Mataram bahkan untuk menjamu tamu kerajaan. Seiring dengan berjalannya waktu, racikan wedang uwuh mulai menyebar dan digemari oleh masyarakat luas.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Filosofi Wedang Uwuh

2. Filosofi Wedang Uwuh

Dalam bahasa Jawa, kata "wedang" berarti minuman, dan "uwuh" berarti sampah. Secara langsung, wedang uwuh memiliki arti yaitu minuman sampah.

Istilah tersebut digunakan karena wedang uwuh diracik dari berbagai dedaunan dan rempah-rempah, sehingga berbentuk seperti sampah. Walaupun berbentuk seperti sampah, wedang uwuh memiliki banyak khasiat dan mampu mengatasi berbagai penyakit.

Campuran rempah-rempah yang ada pada wedang uwuh yaitu jahe, kayu secang, daun dan kayu manis, daun dan akar sereh, daun pala dan biji pala, kapulaga, dan gula batu sebagai pemanis.

3. Manfaat Wedang Uwuh

Kombinasi bahan dalam wedang uwuh sudah dikenal punya segudang manfaat untuk tubuh. Secara keseluruhan, wedang uwuh bisa mengobati penyakit seperti batuk, masuk angin, perut kembung, pegal linu dan menyegarkan badan.

Racikan wedang uwuh memiliki kandungan antioksidan yang dapat mencegah radikal bebas. Kandungan antioksidan pada serai juga mampu mencegah berbagai penyakit seperti, disfungsi sel di dalam arteri koroner.

Manfaat lain dari minuman rempah ini adalah untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Wedang uwuh mengandung kapulaga yang mampu melawan bakteri dan patogen lainnya yang mampu membuat tubuh lebih sehat.

 


Perbedaan Wedang Uwuh dan Wedang Secang

4. Perbedaan Wedang Uwuh dan Wedang Secang

Wedang uwuh dan wedang secang sekilas tampak mirip karena sama-sama memiliki warna merah kecoklatan. Sebenarnya, kedua minuman ini memiliki bahan-bahan yang berbeda.

Rempah pada wedang uwuh cenderung lebih lengkap dari wedang secang. Sementara wedang secang adalah minuman panas yang bahan utamanya adalah serutan kayu secang, lalu dicampurkan dengan jahe, kapulaga, serai, daun pandan, kayu manis.

Pada wedang uwuh, kayu secang hanya digunakan sebagai pewarna dan yang menjadi bahan utamanya adalah rempah-rempah lain.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya