Liputan6.com, Yogyakarta - Jeruk mandarin merupakan salah satu buah yang tak boleh dilewatkan saat perayaan Imlek. Buah ini selalu hadir di rumah-rumah etnis Tionghoa, baik sebagai hidangan maupun dekorasi.
Tidak hanya hidangan maupun dekorasi, jeruk mandarin memiliki makna tersendiri saat perayaan Imlek dama budaya Tionghoa. Dikutip dari berbagai sumber, dalam bahasa Mandarin, jeruk disebut "chén" (柑) yang pelafalannya mirip dengan "jīn" (金) yang berarti emas.
Emas melambangkan kekayaan dan kemakmuran dalam budaya Tionghoa. Oleh karena itu, jeruk dianggap sebagai simbol keberuntungan dan pembawa rezeki di tahun baru.
Advertisement
Baca Juga
Warna oranye cerah pada jeruk melambangkan kebahagiaan dan kegembiraan. Bentuk bulat jeruk juga diasosiasikan dengan kesempurnaan dan keutuhan.
Kombinasi warna dan bentuk ini melambangkan harapan untuk kehidupan yang bahagia dan sejahtera di tahun baru. Selain itu, pohon jeruk yang lebat dengan banyak buah melambangkan kesuburan dan keturunan.
Jeruk dengan banyak biji melambangkan harapan untuk kelangsungan hidup dan generasi baru yang sukses. Sementara itu, umumnya jeruk mandarin biasanya disajikan dalam jumlah banyak, melambangkan harapan untuk kelimpahan dan keberuntungan di tahun baru.
Saat perayaan Imlek, jeruk mandarin biasanya disajikan di atas meja altar atau di ruang tamu sebagai dekorasi. Buah ini juga dibagikan kepada tamu dan kerabat sebagai simbol keberuntungan dan ucapan selamat tahun baru.
Tak hanya itu, jeruk mandarin menjadi salah satu hadiah Imlek yang populer. Memberikan jeruk Imlek kepada orang lain merupakan cara untuk mendoakan mereka mendapatkan keberuntungan dan kemakmuran di tahun baru.
Jeruk mandarin juga dapat digunakan dalam berbagai permainan tradisional Imlek, seperti "chǔng cái" (抢财) atau "méng qiú" (蒙球) yang melambangkan perebutan keberuntungan.