Kicak, Jajanan Khas Ramadan dari Yogyakarta

Orang yang memperkenalkan kicak adalah Mbah Wono, warga asli Kampung Kauman.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 23 Mar 2024, 12:00 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2024, 12:00 WIB
Kicak Khas Yogyakarta
credit via shutterstock

Liputan6.com, Yogyakarta - Yogyakarta memiliki kuliner khas yang hanya ada saat Ramadan, yaitu kicak. Jajanan bercita rasa manis dan gurih ini sangat cocok menjadi makanan pilihan berbuka puasa.

Mengutip dari pariwisata.jogjakota.go.id, kicak hanya dibuat dan dijual di Kampung Kauman saat Ramadan. Untuk dapat mencicipi kicak, masyarakat harus rela antre dan berlomba dengan pembeli lainnya karena dijual terbatas.

Kicak pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat pada 1970. Orang yang memperkenalkan kicak adalah Mbah Wono, warga asli Kampung Kauman.

Setelah diperkenalkan pada Ramadan tahun tersebut, kicak pun langsung digemari masyarakat luas. Sayangnya, selepas Ramadan peminat kicak menurun. Hal inilah yang menyebabkan kicak hanya diproduksi sekali saja dalam setahun, yakni saat Ramadan tiba.

Kondisi ini pun kemudian menjadi momen unik di Yogyakarta. Kicak kemudian dikenal sebagai jajanan khas Ramadan. Hingga kini, kicak menjadi salah satu kuliner khas Kampung Kauman yang paling sering diburu saat Ramadan.

Kicak dibuat dari beras ketan, kelapa, gula pasir, dan vanili sebagai penyedap aroma. Adapun kicak buatan Mbah Wono berbeda dengan kicak lain yang dijual di kampung Kauman, yakni tanpa menggunakan nangka atau pisang.

Sementara, kuliner Yogyakarta yang menggunakan nangka atau pisang ini adalah pengembangan resep yang lebih modern. Pengembangan resep itu dilakukan oleh warga setempat.

Seperti jajanan pasar pada umumnya, kicak dibungkus menggunakan daun pisang. Selain lezat, kicak juga relatif murah, yakni dijual sekitar Rp4.000 per porsinya.

 

Penulis: Resla

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya