Tuntas H-4 Lebaran, Operasi Pasar Bersubsidi Diharapkan Dapat Kendalikan Inflasi di Jabar

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar menyediakan 161.000 paket sembako, yang terdiri dari 5 kilogram beras, 2 liter minyak goreng, dan gula 2 kg.

oleh Arie Nugraha diperbarui 05 Apr 2024, 17:58 WIB
Diterbitkan 05 Apr 2024, 17:54 WIB
Penyaluran Beras Untuk SPHP di Kota Bogor
Aktivitas pendistribusian beras untuk stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) saat kegiatan Operasi Pasar Bulog Siaga di kawasan Mulyaharja, Bogor, Senin (4/3/2024). (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Bandung - Sekertaris Daerah Jawa Barat (Sekda Jabar) Herman Suryatman menyebutkan operasi pasar bersubsidi (Opadi) akan tuntas 100 persen pada empat hari atau H-4 Lebaran 2024.

Menurut Herman, pada Sabtu (6/4/2024) seluruh Opadi akan dihentikan dan dapat mengendalikan inflasi saat ini.

"Ini (Opadi) komitmen Pak Pj. Gubernur. Inflasi harus terkendali di Jabar, salah satu ikhtiarnya melalui operasi pasar," kata Herman saat memantau Opadi di Kota Bandung, Kamis, 4 April 2024.

Herman mengatakan tak hanya Opadi, pihaknya bersama pemerintah pusat serta kabupaten dan kota pun melaksanakan Gerakan Pangan Murah (GPM).

Untuk Opadi, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar menyediakan 161.000 paket sembako, yang terdiri dari  5 kilogram beras, 2 liter minyak goreng, dan gula 2 kg.

"Untuk operasi ini kami memberikan subsidi 161.000 paket, dengan subsidi per paket Rp45.700, disebar di 27 kabupaten dan kota. Tentunya kami juga mempunyai prioritas lebih pada kabupaten dan kota dengan inflasi tinggi," kata Herman.

 

Anggaran Opadi Jelang Lebaran 2024

Sedangkan, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jabar Noneng Komara Nengsih mengatakan, Opadi yang diluncurkan Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin di Kota Sukabumi, Senin-Rabu, tanggal 1-3 April 2024, sudah tersalurkan 43 persen.

"Hari ini mudah-mudahan bisa sampai 78 persen sehingga kita bisa selesai hari Jumat dan paling lambat Sabtu seperti itu (mencapai 100 persen) di seluruh Jawa Barat," tutur Noneng.

Disperindag Jabar menganggarkan Rp15 miliar untuk Opadi yang akan disalurkan saat Idulfitri, Idul Adha, Natal serta tahun baru. Untuk Opadi menjelang Lebaran 2024, anggarannya mencapai Rp7.3 miliar.

"Di tiap kabupaten kota rata-rata ada tiga titik atau empat titik," ucap Noneng.

Noneng menuturkan, tiga komoditas Opadi dipilih atas hasil kajian dari Universitas Padjadjaran yang meneliti komoditas yang biasa naik signifikan, di antaranya gula, minyak goreng, dan beras.

"Sebetulnya ada juga komoditi seperti cabai, tapi pekan lalu harga cabai sudah mulai turun. Ada pula daging ayam, tapi daging ayam agak riskan dalam mengirim dan menyimpan," jelas Noneng.

Noneng menuturkan, Opadi adalah salah satu instrumen yang dilakukan Pemda Provinsi Jabar agar masyarakat mendapatkan komoditas pangan dengan harga terjangkau.

"Dengan adanya subsidi jadi lebih murah. Harapan kita yang asalnya tak miskin jangan sampai jatuh dalam kemiskinan ketika harga meningkat. Itu yang lebih kita jaga melalui Opadi," jelas Noneng.

 

Inflasi di Jabar Naik 3,48 Persen

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat menyebutkan, tingkat inflasi month to month (m-to-m) Provinsi Jabar bulan Maret 2024 sebesar 0,51 persen.

Sedangkan tingkat inflasi year to date (y-to-d) sebesar 1,12 persen. Sementara itu inflasi year on year (y-on-y) Provinsi Jabar sebesar 3,48 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,78.

Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Subang sebesar 4,69 persen dengan IHK sebesar 108,67 dan inflasi terendah terjadi di Kota Bandung sebesar 2,58 persen dengan IHK sebesar 105,98.

Menurut Kepala BPS Jabar Marsudijono, inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Pada kelompok makanan, khususnya pada beras, telur, dan daging ayam.

"Perlu perhatian khusus TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah) Jabar untuk mengendalikan harga pangan ini sebab memberikan andil pada inflasi sebesar 0,43 persen," jelas Marsudijono di Bandung, Selasa (2/3/2024).

Lebih lanjut, BPS menyebutkan bahwa, pada Maret 2024 survei harga produsen beras di penggilingan dilakukan di 18 kabupaten di Jabar, yang tersebar di 31 kecamatan dengan jumlah observasi sebanyak 121 transaksi.

Rerata harga beras kualitas premium di penggilingan sebesar Rp14 632 per kg, naik sebesar 0,80 persen dibandingkan bulan sebelumnya sebesar Rp14 515. Rata-rata harga beras kualitas medium di penggilingan sebesar Rp14 189 per kg atau turun sebesar 3,19 persen dari Rp14 656.

"Tahun 2023, awal tahun inflasi 6,0 persen, pada Maret menjadi 5,25 persen dan terus turun hingga akhir tahun. Tetapi 2024, awal inflasi 3,02 persen, namun pada Maret naik menjadi 3,48 persen. Grafiknya naik sehingga perlu kewaspadaan kenaikan inflasi pasca Idulfitri, " tutur Marsudijono.

Sementara itu, pemerintah pada Senin (1/4/2024) di kantor Bulog Pusat serentak menggelar apel siaga pengamanan pasokan dan harga pangan. Di setiap provinsi/kabupaten/kota kegiatan itu diimplementasikan melalui Gerakan Pangan Murah (GPM), termasuk di Jabar.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Jabar Mohamad Arifin mengatakan, kegiatan GPM digelar secara serentak di semua kabupaten/kota di Jabar dan dilaksanakan oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas), juga di seluruh provinsi dan kabupaten/kota se-Indonesia.

Untuk tingkat Provinsi Jabar, peluncurannya dilaksanakan di Kota Cimahi, yakni di Bulog Cimahi dan Perumahan Melong.

Menurut Arifin, GPM merupakan wujud hadirnya pemerintah dalam rangka menyediakan bahan pokok untuk masyarakat dan harganya di bawah harga pasar. Kegiatan GPM akan dilakukan sampai dengan H-2 Lebaran.

 

Operasi Pasar Bersubsidi

Pada hari yang sama Senin (1/4/2024), Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat (Jabar) Bey Machmudin meresmikan Operasi Pasar Bersubsidi (Opadi) di Jalan R. Syamsudin, Kota Sukabumi.

Opadi merupakan upaya Pemda Provinsi Jabar menekan kenaikan harga bahan kebutuhan pokok menjelang Idulfitri melalui pemberian subsidi. Opadi digelar serentak di 27 kabupaten/kota di Jabar 1-5 April 2024.

"Ini salah satu cara pemerintah membantu masyarakat mendapatkan pangan dengan harga wajar, juga dapat menekan inflasi," ujar Bey.

Dalam Opadi tersebut, komoditas yang dijual, yaitu paket beras premium kemasan 5 kilogram, gula premium kemasan 2 kilogram, dan minyak goreng premium kemasan 2 liter. Dalam harga normal paket tersebut dibandrol dengan harga Rp146.700. Namun setelah disubsidi, masyarakat dapat membelinya di Opadi dengan harga Rp101.000 atau mendapat subsidi Rp45.700.

Bey mengajak masyarakat untuk memanfaatkan hadirnya Opadi di berbagai daerah karena tak hanya bahan pokok saja yang dijual, namun juga tersedia kebutuhan Lebaran lainnya seperti pakaian dengan harga di bawah pasaran.

"Pasar murah ini digelar di mana-mana, jadi silakan dimanfaatkan oleh masyarakat," ajaknya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya