Ada Potensi Gas Beracun, Warga Diminta Tak Dekati Kawah dan Lembah Gunung Suoh

Dalam sejarah erupsinya, potensi bahaya Gunung Suoh antara lain meningkatnya konsentrasi gas-gas vulkanik yang dapat melebihi ambang batas.

oleh Dikdik Ripaldi diperbarui 26 Mei 2024, 09:00 WIB
Diterbitkan 26 Mei 2024, 09:00 WIB
Fenomena Langka, Kawah Nirwana Lampung Barat Erupsi Setelah 91 Tahun Tertidur
Kawah Nirwana Gunung Suoh di Lampung Barat erupsi. (dok. BNPB)

Liputan6.com, Bandung - Gunung Suoh (Pematang Bata) dilaporkan mengalami erupsi freatik pada Jumat, 24 Mei 2024. Dalam setengah jam, erupsi tercatat terjadi tiga kali dari Kawah Nirwana pada rentang pukul 08.30 – 09.00 WIB.

Masyarakat pun diminta untuk menjaga jarak aman dari gunung api yang berada di wilayah Kabupaten Lampung Barat tersebut. Utamanya, warga diminta tidak mendekati kawasan kawah dan lembah yang berhulu dari gunung. Badan Geologi memperingatkan adanya potensi paparan gas beracun.

Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid melalui laporan tertulis diterima Liputan6.com di Bandung (24/5/2024). Badan Geologi menyebut bahwa ancaman gas beracun tersebut berupa gas CO2.

"Masyarakat di sekitar Gunung Suoh dan pengunjung atau wisatawan agar tidak memasuki kawah-kawah di Gunung Suoh dan lembah-lembah yang berhulu ke arah Gunung Suoh karena berpotensi ancaman gas CO2 beracun," jelas Wafid.

"Pada tanggal 24 Mei 2024 pada pukul 08.30 WIB telah terjadi erupsi freatik dari Kawah Nirwana Gunung Suoh," imbuhnya.

Badan Geologi telah menetapkan agar masyarakat tidak beraktivitas di dalam radius 500 meter dari Kawah Nirwana. Gunung Suoh diketahui memiliki beberapa manifestasi vulkanik di antaranya Kawah Nirwana, Kawah Kramikan, Kawah Kopi Susu, dan Kolam Lumpur.

Dalam sejarah erupsi terakhirnya, potensi bahaya Gunung Suoh antara lain meningkatnya konsentrasi gas-gas vulkanik yang dapat melebihi ambang batas. Selain itu, kata Wafid, adalah "erupsi freatik berupa lontaran material dan abu vulkanik, dan semburan lumpur".

 

Simak Video Pilihan Ini:

Erupsi 1933

Badan Geologi menyampaikan, dalam sejarah aktivitas vulkaniknya, Gunung Suoh pernah tercatat erupsi pada Juli 1933 berupa letusan freatik. Letusan freatik terjadi di sepanjang batas cekungan Suoh di barat daya.

Letusan membentuk dua kawah, yang masing-masing sisi terpanjangnya 1 kilometer dan 2 kilometer. Tanah-tanah retak, mencipta lebih dari seratus lubang di jalur 5 kilometer dengan lebar sebaran sekitar 1,5 kilometer.

"Gejolak tektonik diikuti letusan vulkanik di Suoh itu masih bisa dilihat jejaknya hingga kini dalam bentuk lima danau yang mengeluarkan air panas: Danau Asam, Lebar, Minyak, Berikan, dan Selibis," jelas Wafid.

Batuan vulkanik Gunung Suoh seluruhnya terdiri atas lava-lava yang membentuk gumuk gumuk. Di sekitarnya terdapat satuan batuan yang diduga berumur lebih tua, yaitu: Satuan Andesit Tua (Tomh), dan Satuan Vulkaniklastik Ranau (Vtr).

Gunung Suoh berada pada zona Sesar Besar Sumatera sebelah selatan, di sub segmen Sesar Kumering, salah satu segmen Sesar Besar Sumatra yang membentang sepanjang 130 kilometer.

Saat ini, masyarakat di sekitar Gunung Suoh diminta turut menjaga kondusivitas serta tidak mudah terpancing berita yang tidak jelas sumbernya. Masyarakat diharap selalu mengikuti arahan Pemerintah Daerah.

"Seluruh masyarakat maupun pemerintah daerah dan instansi terkait lainnya dapat memantau perkembangan rekomendasi Gunung Suoh melalui aplikasi MAGMA Indonesia atau melalui website https://magma.esdm.go.id, https://vsi.esdm.go.id dan website Badan Geologi https://geologi.esdm.go.id serta media sosial PVMBG," tulis Wafid dalam laporannya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya