Lapas Narkotika Pangkalpinang Bekali Pelatihan Budidaya Ikan untuk Narapidana

Budidaya ikan air tawar dipilih sebagai pelatihan kemandirian karena memiliki potensi yang dapat mendukung peningkatan ekonomi masyarakat.

oleh Marifka Wahyu Hidayat diperbarui 07 Jun 2024, 21:36 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2024, 20:55 WIB
Pelatihan Lapas
Foto: Lapas Narkotika Kelas IIA Pangkalpinang

Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Kelas IIA Pangkalpinang menggelar pelatihan kemandirian bagi para warga binaan pemasyarakatan (WBP). Pelatihan yang diberikan kali ini berupa budidaya ikan air tawar melalui media bioflok.

Kegiatan tersebut diikuti oleh 20 WBP yang dilaksanakan selama 10 hari, sejak 3-14 Juni 2024 mendatang. Pelatihan ini dilaksanakan dengan menggandeng Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Pangkalpinang, sebagai penyedia tenaga instruktur pelatihan.

Kepala Lapas Narkotika Pangkalpinang, Nur Bambang Supri Handono menyebutkan, budidaya ikan air tawar dipilih sebagai pelatihan kemandirian karena memiliki potensi yang dapat mendukung peningkatan ekonomi masyarakat.

"Budidaya Ikan Air Tawar dipilih sebagai pelatihan kemandirian kedua di tahun ini, karena memiliki potensi yang dapat mendukung peningkatan ekonomi masyarakat, khususnya bagi masyarakat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung," ungkap Nur Bambang Supri Handono, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (7/6/2024).

Ia juga berharap WBP yang mengikuti pelatihan ini dapat mengaktualisasikannya setelah selesai menjalani masa pidana. Sehingga hal tersebut dapat memperbaiki kehidupan perekonomian mereka di masa depan.

Berbeda dengan budidaya ikan air tawar lainnya, Kalapas menjelaskan dalam pelatihan ini Lapas Narkotika Kelas IIA Pangkalpinang menggunakan media bioflok sebagai media budidaya ikan air tawar. Adapun jenis ikan air tawar yang dapat dilakukan budidaya seperti ikan nila, gurame dan lele.

Sementara itu, Kepala Seksi Kegiatan Kerja, Ade Saputra menambahkan peserta diberikan materi terkait pelaksanaan budidaya ikan air tawar melalui media bioflok. Mulai dari pembuatan konstruksi kolam, persiapan air, pembenihan, pembesaran, pemberian pakan, perawatan hingga panen.

"Selain itu juga, warga binaan diajarkan bagaimana cara membuat pakan alternatif, sebagai pakan alami dan buatan. Pakan alternatif ini menggunakan ampas kelapa sebagai bahan utamanya," Ade Saputra menimpali.

Ia juga menyampaikan tujuan dari pelatihan ini merupakan bagian dari program pembinaan kemandirian. Hal ini agar para WBP memiliki bekal keterampilan berupa kemampuan dan kompetensi yang mumpuni dalam suatu bidang kerja. 

"Tujuan program pembinaan kemandirian tersebut selaras dengan slogan dari LPK (Lembaga Pelatihan Kerja) Lapastika Pangkalpinang, yaitu berlatih hingga terampil agar mandiri," pungkas Ade Saputra.

 

Simak Video Pilihan Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya