Bacaan Imam Sholat yang Begini Bahaya, Simak Penjelasan Gus Baha

Gus Baha: Bacaan sholat yang terlalu lama membuat orang malas sholat, ini bahaya

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Jun 2024, 02:00 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2024, 02:00 WIB
Gus baha 22
KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha (TikTok)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam sebuah pengajian Gus Baha menyatakan bahwa jika bacaan imam saat sholat terlalu lama itu justru berbahaya.

Rais Syuriyah PBNU ini mengingatkan agar pemimpin sholat tidak menghabiskan waktu terlalu lama karena dapat merusak Islam

Gus Baha menjelaskan dengan detail bagaimana bacaan imam sholat ini dalam sebuah pengajian yang diunggah oleh Channel @Santri Gayeng melalui kanal YouTube.

Gus Baha mengilustrasikan dengan kisah sahabat Nabi yang menjadi imam sholat dengan bacaan yang terlalu lama.

Ada sahabat lain yang memilih untuk mufaraqah atau berpisah dari imam, karena sholatnya terlalu panjang karena ingin mengurus unta.

 

Simak Penjelasan Berikut Ini:

Karena Terlalu Lama, Sahabat Pilih Mufaraqah

Ilustrasi Sholat Tarawih (Istimewa)
Ilustrasi Sholat .(Istimewa)

Dalam kisah tersebut, sahabat tersebut mengeluh kepada Nabi bahwa dia terpaksa mufaraqah karena imamnya sholat terlalu lama.

Namun, ia malah dimarahi dan dianggap munafik oleh Nabi.

"Sahabat itu kemudian mengadu kepada Nabi: Ya Rasulullah, saya ini mufaroqoh dengan imam karena sholatnya terlalu lama. Saya dimarahi, dan dianggap munafik," ucapnya.

Imam yang dimaksud adalah Mu'adz, seorang sahabat Nabi, yang mendapat teguran dari Nabi karena sholatnya terlalu panjang.

Menurut Gus Baha, Nabi SAW menegaskan bahwa sholat yang terlalu lama dapat merusak Islam karena membuat orang tidak menyukai sholat.

Nabi juga mencontohkan agar Mu'adz membaca surat pendek seperti Al-A'la daripada surat panjang seperti Al-Baqarah.

Namun, dalam kenyataannya, Mu'adz membaca Al-Baqarah di rakaat pertama dan Al-Maidah di rakaat kedua, yang membuat jemaah merasa terganggu.

Sudah Takbiratul Ikhram, Malah Kejar Unta yang Lepas

ilustrasi sholat. ©2020 Merdeka.com
ilustrasi sholat. ©2020 Merdeka.com

Dikisahkan juga kejadian seorang sahabat pada masa Tabi'in yang mengejar unta saat iqamat dikumandangkan, sehingga membatalkan takbiratul ihramnya.

"Lihatlah orang tua ini, begitu cinta dunia. Dia ini hidup di masa Nabi, tapi lebih mendahulukan unta ketimbang Takbiratul Ihram (sholat)," kata si Tabi'in.

Mendengar itu, sahabat menangis dan berucap: "Aku (melakukan ini) di masa Nabi tak pernah jadi masalah. Kok, di masa sekarang (Tabi'in) malah jadi masalah?"

Hal yang melatarbelakangi sahabat itu menangis karena di masa Nabi Muhammad, Islam itu gampang. Ada orang yang mengurus unta, ada yang melakukan macam-macam. Tapi semakin ke sini, Islam kok jadi merepotkan.

Gus Baha menegaskan bahwa Islam sebenarnya memudahkan, namun beberapa kelompok seperti Khawarij malah membuat agama menjadi rumit dengan menuntut khusyuk dalam sholat.

Oleh karena itu, Gus Baha menekankan pentingnya menjaga keseimbangan dalam ibadah dan tidak menjadikannya sebagai beban yang berat.

 

Islam Memudahkan, Tidak Menyulitkan

Gus Baha juga menyampaikan perbandingan antara keadaan masa Nabi dan masa Tabi'in dalam menjalankan ajaran Islam.

Saat Nabi hidup, Islam terasa lebih mudah dan tidak membingungkan. Namun, seiring berjalannya waktu, muncul pemahaman-pemahaman yang mempersulit agama.

Hal ini diperkuat dengan kisah seorang sahabat yang merasa bingung dengan perubahan zaman, di mana sholat dianggap sebagai sumber masalah.

Gus Baha menegaskan bahwa sholat tidak boleh dijadikan sebagai masalah, namun harus dijalankan dengan ketaatan dan ketundukan kepada Allah.

Selain itu, Gus Baha menyampaikan pesan agar umat Islam tidak menjadikan sunnah-sunnah sholat sebagai kewajiban, karena hal tersebut dapat menimbulkan kerancuan dalam menjalankan ibadah.

Nabi Muhammad SAW telah dengan tegas menjelaskan bahwa hanya lima waktu sholat yang diwajibkan Allah, dan yang lainnya adalah sunnah.

Oleh karena itu, Gus Baha menegaskan pentingnya memahami ajaran agama dengan benar agar tidak menimbulkan kesalahpahaman dan kebingungan dalam menjalankan ibadah.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya