Arumi Bachsin: Pemberian ASI di Jatim Masih Ngos-ngosan, Hanya 60 Persen

Pemberian ASI, lanjut Arumi, itu bukan hanya berdampak pada faktor kesehatan tapi juga faktor ekonomi dari masyarakat juga.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 05 Agu 2024, 07:43 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2024, 07:34 WIB
Mantan Ketua Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Jawa Timur, Arumi Bachsin. (Istimewa)
Mantan Ketua Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Jawa Timur, Arumi Bachsin. (Istimewa)

Liputan6.com, Surabaya -D Mantan Ketua Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Jawa Timur, Arumi Bachsin mengungkapkan, pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif di Jatim hanya mencapai 60 persen.

""Faktanya di lapangan, pemberian ASI di kita itu masih ngos-ngosan, hanya 60 persen. Itu juga sudah angka yang bagus itu yang pertama," ujarnya, usai Roadshow Menyusui Mom Uung Goes to Surabaya, Minggu (4/8/2024).

Arumi mengatakan, dengan pemberian ASI eksklusif selama dua tahun, dapat mencegah anak stunting.

Pemberian ASI, lanjut Arumi, itu bukan hanya berdampak pada faktor kesehatan tapi juga faktor ekonomi dari masyarakat juga.

"Jadi bagi keluarga yang mempunyai anak itu biasanya kalau memakai susu formula, harga susu formula itu kan biasanya lebih mahal," ucapnya.

"Jadi secara ekonomi juga pasti memberatkan tapi gizi yang diberikan itu tidak sebaik yang ada di ASI," ujar istri Emil Dardak ini.

Arumi mengungkapkan, dengan pemberian ASI eksklusif dapat mengembalikan bentuk rahim itu menjadi lebih sempurna, hormon ibu lebih sehat.

Selain itu, lanjut Arumi, jangka panjangnya bahkan ada korelasi dengan bagaimana ibu yang tidak menyusui pada setelah melahirkan itu mempunyai risiko lebih tinggi terhadap kanker payudara dan seterusnya.

"Jadi kelebihan memberikan ASI ini sangat penting tapi pada faktanya tidak mudah dilakukan kalau support sistemnya enggak ada," ucapnya.

Untuk itu, Arumi mengaku mendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan larangan kepada distributor susu formula bayi, untuk melakukan kegiatan yang dapat menghambat pemberian ASI eksklusif.

Arumi mengatakan Presiden Jokowi atau pemerintah pusat memberikan larangan kepada susu formula sebagai satu hal yang patut diapresiasi.

"Jadi susu formula sebetulnya masih dibutuhkan untuk anak-anak yang punya indikasi medis tertentu atau juga ibu-ibu yang punya indikasi medis tertentu. Tapi tidak boleh disalahgunakan sebagai pengganti ASI," ujar pegiat ASI tersebut.

Posyandu di Jawa Timur, kata Arumi, mempunyai program pemberian sertifikat untuk lulus ASI eksklusif untuk ibunya.

"Harapannya ini sebagai salah satu indikator kita untuk mengontrol para Ibu supaya bisa konsisten memberikan ASI eksklusif penyemangat untuk meneruskan sampai 2 tahun, sebagai apresiasi," ucapnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Upaya Memutus Stunting

Menyambut Pekan ASI Sedunia: Investasi Melalui ASI
Menyambut Pekan ASI Sedunia: Investasi Melalui ASI

Founder Mom Uung, Uung Victoria Finky menambahkan, pihaknya menggelar acara ini sebagai upaya memutus angka stunting.

"Kami bersama-sama memberi semangat kepada ibu-ibu menyusui, dan ini juga bertepatan dengan hari pekan menyusui sedunia," ujarnya.

Melalui kegiatan tersebut, Uung berharap ibu-ibu sudah tidak ada lagi yang merasa punya jarak, ibu-ibu juga merasa didukung, apalagi seperti yang paling penting itu adalah lingkungan.

Pihaknya juga memberikan fasilitas konselor menyusui bersertifikat, dan dokter laktasi, yang bisa diakses oleh semua ibu di Indonesia, mulai dari konsultasi menyusui daring yang sedia 24 jam nonstop, konsultasi home visit, dan juga offline di breastfeeding home mom uung.

“Sudah ada segala fasilitas yang diberikan, tolong ibu-ibu yang hadir di sini, semoga bisa menjadi perpanjangan tangan kebaikan ASI, supaya makin banyak ibu menyusui terbantu, hingga bisa berhasil menyusui sampai dua tahun," ucap Mom Uung.

Infografis Manfaat Berjalan Kaki Bagi Kesehatan
Infografis Manfaat Berjalan Kaki Bagi Kesehatan. Source: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya