DPMPTSP Terus Berupaya Menarik Perhatian Investor ke Sulbar

Dari tahun ke tahun peningkatan realisasi investasi di Sulbar terus mengalami kenaikan

oleh Abdul Rajab Umar diperbarui 13 Agu 2024, 09:47 WIB
Diterbitkan 12 Agu 2024, 15:00 WIB
DPMPTSP Sulbar
Fungsional Penata Penanaman Modal Ahli Muda DPMPTSP Sulbar, Sudarman (Foto: Liputan6.com/Abdul Rajab Umar)

Liputan6.com, Jakarta Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sulbar terus berupaya melakukan perbaikan kinerja dalam menarik minat para investor dalam negeri maupun luar negeri untuk datang ke Sunbar untuk berinvestasi.

Hal itu disampaikan Pejabat Fungsional Penata Penanaman Modal Ahli Muda DPMPTSP Sulbar, Sudarman. Sejumlah upaya telah dilakukan, mulai dari promosi potensi investasi di Sulbar dengan memanfaatkan media sosial, hingga melakukan kajian-kajian akademik.

"Jadi, saat ini kita memang terus mendorong bagaimana agar investasi tetap bisa kita tarik ke Sulbar. Dan saat ini memang upaya-upaya yang kita lakukan mungkin dari teman-teman bagian promosi juga dengan berbagai banner dan promosi-promosi baik melalui media sosial dan lain-lain, itu yang tetap coba kita dorong agar investasi tetap meningkat di Sulbar," kata Sudarman, Minggu, 11 Agustus 2024.

Ia juga mengungkapkan, pada dasarnya dari tahun ke tahun peningkatan realisasi investasi di Sulbar itu, mengalami kenaikan. Meskipun sebenarnya, di tahun 2023 lalu, dari target Rp 2.9 triliun, hanya mampu mencapai Rp 2.3 triliun.

"Tetapi jauh lebih meningkat di tahun sebelumnya. Karena memang saat ini target dari kementerian itu naik terus. Sementara, tingkat pertumbuhan penanaman modal di Sulbar ini sepertinya stagnan dan adapun peningkatan tapi lebih besar kepada usaha mikro, usaha kecil dan menengahnya," ungkapnya.

Sudarman membeberkan, pada triwulan pertama, realisasi investasi di Sulbar sebesar Rp 1.1 triliun, jauh lebih besar dibanding tahun-tahun sebelumnya. Kemudian, memang di tahun ini naik lagi dari target Rp 600 miliar tiba-tiba naik ke Rp 2.9 triliun, tiba-tiba naik lagi ke Rp 3.6 triliun, karena penanaman modal yang stagnan.

"Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa upaya-upaya yang kita lakukan agar tetap meningkatkan realisasi, termasuk pemberian pasilitas insentif dan lain-lain, membangun pola kemitraan yang selama ini kita bangun, termasuk mendorong usaha-usaha kecil dan menengah itu bermitra dengan para pelaku usaha besar," jelasnya.

Hal itu, kata dia, pihaknya sudah lakukan melalui kegiatan bimbingan, sosialisasi kepada para pelaku usaha kecil menengah dengan menghadirkan para pelaku usaha besar untuk memberikan peluang bermitra untuk saling mendukung.

"Kemudian di triwulan kedua, kita saat ini memang berbeda jauh sebelumnya kita hanya mencapai di Rp 750 miliar. Artinya, saat ini memang gejolak krisis dan lain-lain, terus lemahnya investor yang berinvestasi di dalam negeri itu menjadi penyebabnya," tuturnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya