Melihat Jajanan Tradisional ala Siswa SMA, Dikemas jadi Kuliner Ramah Lingkungan

Peringati Hari bersih-bersih sedunia, salah satu SMA Negeri Kabupaten Sukabumi menggelar pekan kuliner ramah lingkungan dan kuliner tradisional Sunda. Jajanan yang sudah jarang ditemui dihadirkan oleh para siswa, dan menjadi serbuan orang tua.

oleh Fira Syahrin diperbarui 08 Okt 2024, 07:00 WIB
Diterbitkan 08 Okt 2024, 07:00 WIB
Pekan kuliner ramah lingkungan oleh siswa SMAN 1 Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi (Liputan6.com/Fira Syahrin).
Pekan kuliner ramah lingkungan oleh siswa SMAN 1 Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi (Liputan6.com/Fira Syahrin).

Liputan6.com, Sukabumi - Dalam pekan World Cleanup Day 2024 atau Hari Bersih-bersih sedunia, ratusan siswa SMA Negeri 1 Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi menggelar pekan kuliner ramah lingkungan bagi para siswa, guru, dan orang tua siswa. 

Para siswa SMA membuat beragam kuliner tradisional Sunda di Sukabumi yang disajikan ramah lingkungan terbuat dari daun pisang. Siswa pun menyajikan jajanan yang sudah jarang ditemui, seperti salah satunya cemilan bernama gatot.

Cemilan khas Sunda ini terbuat dari singkong fermentasi alam, disajikan dengan parutan kelapa hingga menghasilkan rasa gurih dan tekstur singkong yang kenyal. Alhasil, cemilan gatot ini pun langsung jadi serbuan para orang tua. 

Tak hanya itu, piring yang terbuat dari daun pisang pun terasa lebih nikmat dan beraroma harum. 

“Ada bedanya, lebih wangi lebih enak, aromanya lebih kerasa lah, ya enak kayak gini jadi lebih harum dan lebih enak,” kata Akia, salah seorang siswa kelas X SMAN 1 Jampangtengah, pada Kamis (3/10/2024).

Supiandi, orang tua siswa mengatakan, proses pembuatan gatot itu membutuhkan waktu cukup lama karena fermentasi alaminya yang mengandalkan panas matahari. 

“Namanya kalau di Sunda itu Gatot yah, itu bahannya dari singkong yang di jemur kurang lebih satu bulan lah, jadi di musim kemarau biasanya di daerah itu singkongnya di jemur di atas genteng, kehujanan kena panas yah fermentasi di Jampangtengah juga sulit lah ditemui sekarang karena orang tua orang tuanya kita sudah sementara generasi muda nya dan ini hal yang positif,” ungkap Supiandi. 

Selain sajian kuliner bakar, pekan kuliner ramah lingkungan ini pun menyajikan beberapa masakan khas Jawa Barat seperti berbagai macam pepes. 

 

Simak Video Pilihan Ini:


Para Siswa Dilatih Pembiasaan Menjaga Lingkungan

Cemilan gatot di pekan kuliner ramah lingkungan oleh siswa SMAN 1 Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi (Liputan6.com/Fira Syahrin).
Cemilan gatot di pekan kuliner ramah lingkungan oleh siswa SMAN 1 Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi (Liputan6.com/Fira Syahrin).

Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi, Bahrudin mengatakan, kegiatan itu diharapkan dapat menumbuhkan gaya hidup menjaga lingkungan terhadap para siswa. 

“Hari ini ada makanan makanan dan sebagainya masaknya memang terbuat dari bahan-bahan yang tidak mengandung plastik seperti daun pisang dan sebagainya satu pembiasaan, lalu yang kedua kita tahu bahwa pencemaran lingkungan sudah luar biasa kalau anak-anak tidak dibiasakan begini entah nantinya akan seperti apa,” kata Bahrudin. 

Selain menjaga lingkungan, pekan kuliner ramah lingkungan ini pun bisa membuat siswa untuk memilah sampah bekas makanan. Dengan memilih sampah, diharapkan siswa bisa mencintai lingkungan sekitar sekolah, dan lingkungan tempat tinggalnya.

“Saat mereka terbiasa terus nanti di masyarakat mereka sudah terbiasa mengolah sampah, kesadaran itu kan masih kurang nah kita tanamkan dari sekarang,” tuturnya. 

Pekan kuliner dalam memperingati Hari Bersih-bersih Dunia ini berlangsung selama dua hari, 3-4 Oktober 2024. Dengan melibatkan seluruh siswa dan orang tua siswa, sekaligus sebagai penerapan kurikulum pembelajaran tentang masa depan berkelanjutan P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila).

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya