Politik Uang Bayangi Pelaksanaan Pilkada di Jateng

Praktik politik uang skala besar akan dilakukan oleh pasangan calon yang mendapat dukungan finansial tak terbatas atau bahkan kekuasaan.

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 19 Nov 2024, 09:00 WIB
Diterbitkan 19 Nov 2024, 09:00 WIB
Agustina Wilujeng
KH Shodiq Hamzah, pengasuh pondok pesantren As-Shodiqiyah mendoakan pasangan Agustina Wilujeng-Iswar Aminudin dalam pembekalan satgas anti politik uang. Foto: liputan6.com/edhie prayitno ige 

Liputan6.com, Semarang - Praktik politik uang terus diwaspadai peserta pemilihan Kepala Daerah di Jawa Tengah. Meskipun sejauh ini belum pernah ada pelaku politik uang yang digugurkan pencalonannya, namun perlawanan ini adalah salah satu bentuk edukasi kepada masyarakat. Hal itu disampaikan Supriyadi SSos, sekretaris Tim Pemenangan Agustina Wilujeng-Iswar Aminudin dalam Pilwakot Semarang. Menurutnya, PDI Perjuangan merasa perlu membentuk tim ini sebagai antisipasi kecurangan. "Kecurangan berupa politik uang biasanya dilakukan oleh calon dengan logistik melimpah dan dukungan oligarki atau bahkan kekuasaan, namun tidak punya rasa percaya diri," katanya.

Supriyadi memimpin apel Satuan Tugas (Satgas) Anti Money Politics di Lapangan Kantor sekretariat DPD PDI Perjuangan Jateng (Panti Marhaen), Kota Semarang, Minggu (17/11/2024). Apel diikuti 800 orang dari 16 kecamatan. Supriyadi memastikan tiap TPS selain ada saksi juga ada satgas anti politik uang. Ia menyebut tak ragu untuk bertindak menjaga kejujuran pelaksanaan Pilwakot.

"Tugas anggota Satgas Anti Money Politics yang utama adalah  mengamankan perolehan suara pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Semarang Agustina Wilujeng-Iswar Aminudin, serta pasangan Andika Perkasa dan Hendrar Prihadi (Hendi) pada pilkada," katanya.

Ingat Pertanyaan Bertrand Russell

Supriyadi
Anggota Komisi D DPRD Kota Semarang, Supriyadi menjadi sorotan karena namanya tiba-tiba menyodok di urutan teratas dalam survey calon Wali Kota Semarang. Foto: liputan6.com/edhie prayitno ige 

Ditambahkan, mereka juga ada tugas tambahan yakni menjaga masa tenang agar tidak terjadi kegiatan kampanye terselubung. Ia lalu bercerita tentang keadaan masyarakat yang sering disudutkan saat pemilu. Berdasarkan pengalaman, sebelum tanggal pencoblosan itu, banyak yang berupaya mempengaruhi masyarakat, baik dengan politik uang, intimidasi, premanisme dan tekanan lain agar memilih salah satu pasangan calon. Lagi-lagi, ini dilakukan oleh mereka yang mendapat dukungan finansial sangat kuat.

"Bertrand Russell pernah bertanya, jika seseorang menawarkan kepadamu demokrasi dan orang lain menawarkan sembako atau uang, pada tingkat kelaparan seperti apakah kamu akan menyukai sembako daripada pemungutan suara? Masalah utamanya bukan pada kelaparan belaka namun ada nafsu dan keserakahan," kata Supriyadi.

Gerakan anti politik uang ini dipastikan akan bergulir membola salju semakin besar. Modal awal adalah 800 orang anggota satgas. Hingga hari H dipastikan akan mencapai jumlah ribuan 

Sementara itu pengasuh Pondok Pesantren Ash-Shodiqiyah, KH Shodiq Hamzah ikut hadir dalam apel tersebut. Ia mendoakan agar pasangan Agustina Wilujeng menjadi pilihan masyarakat sebagai Wali Kota Semarang. "Hadirnya seorang kiai yang mendukung tentu pertanda baik bahwa masalah agama tak lagi menjadi isu utama. Jelas kami bukan pengusung isu politik identitas," katanya.

Apel Siaga Satgas Money Politics ini dihadiri calon wali kota Semarang dari PDI Perjuangan Agustina Wilujeng, Ketua Tim Pemenangan Jaguar Arnaz Agung Andrarasmara, Anggota DPRD Kota Semarang PDIP Rahmulyo Adi Wibowo, Pengasuh Ponpes Sandal Muhammad Nurul Huda.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya