Liputan6.com, Cirebon - Umat Tionghoa Cirebon merasa ada yang tidak lengkap dalam menjalankan prosesi ibadah di Vihara Dewi Welas Asih Cirebon.Â
Perasaan tersebut lantaran dua rupang atau patung dewa di Vihara Dewi Welas Asih Cirebon hilang. Diketahui, peristiwa patung dewa hilang tersebut terjadi pada Minggu 12 Januari 2025.Â
Baca Juga
"Ketika itu salah satu pengurus Romo Yanto datang untuk sembahyang. Beliau kaget melihat dua pengawalnya tidak ada kemudian lapor security dan kami cek CCTV dan ternyata ada dua wanita tak dikenal pakai masker dan topi masuk area altar sembahyang kemudian ambil dua rupang," kata Admin Vihara Dewi Welas Asih Cirebon Yeni Andriani, Kamis (16/1/2025).
Advertisement
Ia menjelaskan, dua patung yang hilang tersebut merupakan pengawal panglima perang Dewa Kwan Kong bernama Guan Ping dan Jau Cang.Â
Kedua pengawal tersebut menjadi salah satu simbol kesetiaan. Yeni menyebutkan, usia patung sudah ratusan tahun terhitung sejak berdirinya Vihara Welas Asih Cirebon tahun 1595.
"Kami langsung lapor polisi dan langsung ditindaklanjuti. Kalau total jumlahnya 19 patung yang masing-masing asal usulnya dari cerita Sam Kok asal Tiongkok," ujarnya.Â
Yeni mengakui, insiden hilangnya patung dewa tersebut membuat umat merasakan kehilangan. Hilangnya dua patung dewa tersebut dianggap cukup mengganggu jalannya prosesi ibadah umat Tionghoa Cirebon termasuk menjelang tahun baru Imlek 2025.Â
Perketat Kunjungan
Apalagi, katanya menjelang pelaksanaan Tahun Baru Imlek 2025. Oleh karena itu, ia mewakili umat Tionghoa berharap agar patung dewa kembali ke Vihara.Â
Yeni menyebutkan, biasanya menjelang Imlek ada prosesi mencuci patung dewa. Prosesi tersebut dianggap tidak lengkap karena dua patung hilang.Â
"Cukup mengganggu karena itu bagian dari diri umat Tionghoa Cirebon. Jadi ketika sembahyang kemudian dewanya tidak lengkap merasa kehilangan. Kami juga ada ritual dewa ke langit," ujarnya.Â
Oleh karena itu, Yeni memastikan akan memperketat Vihara setiap kali ada pengunjung. Termasuk saat menjelang Imlek.
Warga luar atau pengunjung yang datang ke Vihara akan diperiksa lebih ketat sebelum masuk lokasi. Di Vihara, pengunjung umum tidak diperbolehkan melewati altar atau area sembahyang.Â
"Kecuali ada izin yang keluar melalui proses persuratan,," ujar Yeni.Â
Advertisement