Liputan6.com, Cilacap - Nusakambangan di Jawa Tengah mengukir sejarah panjang sebagai pulau pemasyarakatan sejak era kolonial Belanda. Pulau yang membentang sepanjang 36 kilometer di selatan Kabupaten Cilacap ini bertransformasi dari Pulau Bunga menjadi kompleks lembaga pemasyarakatan berkeamanan tinggi.
Mengutip dari berbagai sumber, sejarah Nusakambangan sebagai pulau pemasyarakatan bermula pada 1861 ketika pemerintah kolonial Belanda memanfaatkan tenaga narapidana untuk membangun Benteng Karang Bolong di bagian tenggara pulau. Para narapidana yang disebut Perantayan ini menjadi cikal bakal masuknya orang-orang hukuman ke pulau tersebut.
Advertisement
Pembangunan lembaga pemasyarakatan di Nusakambangan dimulai dengan pendirian Bui Permisan pada 1908 di bagian selatan pulau. Lokasi ini dipilih dengan pertimbangan keamanan, mengingat kawasan tersebut dikelilingi Samudra Hindia dan hutan lebat.
Advertisement
Baca Juga
Pemerintah kolonial kemudian membangun sejumlah lembaga pemasyarakatan lain secara bertahap. Ekspansi pembangunan lembaga pemasyarakatan berlanjut dengan berdirinya Bui Karang Anyar dan Nirbaya pada 1912.
Selanjutnya, Bui Batu dibangun pada 1925, disusul Bui Karang Tengah dan Geliger pada 1928, serta Bui Besi pada 1929. Pembangunan terus berlanjut dengan pendirian Bui Limus Bunti dan Cilacap pada 1935.
Pascakemerdekaan Indonesia, pembangunan lembaga pemasyarakatan di Nusakambangan tetap berlanjut. Bui Kembang Kuning yang dibangun pada 1950 menjadi lembaga pemasyarakatan terakhir dengan kapasitas seribu orang.
Total terdapat 12 lembaga pemasyarakatan yang tersebar di pulau tersebut. Sebelum menjadi pulau pemasyarakatan, Nusakambangan telah dihuni penduduk yang tersebar di berbagai wilayah seperti Jumleng, Kembang Kuning, dan Kaliwangi.
Pada 1986, pemerintah kolonial memindahkan sebagian besar penduduk asli ke Kampung Laut, Jojok, dan Cilacap untuk mengamankan fungsi pulau sebagai basis pertahanan. Sistem pengelolaan narapidana di Nusakambangan menerapkan pola pembinaan melalui kegiatan perkebunan karet sejak era kolonial.
Populasi pulau terdiri dari tiga kelompok masyarakat yaitu pegawai lembaga pemasyarakatan, narapidana, serta guru sekolah dasar dan petugas mercusuar. Keberadaan lembaga pemasyarakatan mengubah wajah Nusakambangan yang sebelumnya dikenal sebagai Pulau Bunga pada masa Kerajaan Mataram.
Julukan tersebut muncul ketika Raja Mangkurat I mengutus abdinya mencari bunga Wijaya Kusuma di pulau ini. Kini, Nusa Kambangan yang dikelilingi Samudra Hindia menjadi simbol sistem pemasyarakatan Indonesia dengan pengamanan berlapis.
Penulis: Ade Yofi Faidzun