Tradisi Upacara Adat Wor, Warisan Budaya Masyarakat Suku Biak Papua Penuh Makna

Selama upacara ini, nyanyian Wor dinyanyikan untuk memberikan nasihat, memperkenalkan nilai-nilai kehidupan, serta memperkuat identitas budaya

oleh Panji Prayitno diperbarui 16 Feb 2025, 00:00 WIB
Diterbitkan 16 Feb 2025, 00:00 WIB
Tradisi Upacara Adat Wor, Warisan Budaya Masyarakat Suku Biak Papua Penuh Makna
Festival yang satu ini sangat ditunggu-tunggu oleh banyak orang. Bagaimana ceritanya?... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Masyarakat Biak, yang mendiami Kepulauan Biak Papua, memiliki warisan budaya yang kaya, salah satunya adalah tradisi Wor. Tradisi ini merupakan ekspresi budaya dalam bentuk nyanyian adat yang diwariskan secara turun-temurun oleh leluhur mereka.

Tradisi Wor bukan hanya sekadar nyanyian, tetapi juga merupakan bentuk komunikasi, pendidikan, dan penguatan identitas budaya masyarakat Biak. Setiap bait dalam Wor memiliki makna mendalam yang mencerminkan nilai-nilai sosial, sejarah, dan hubungan spiritual antara manusia, leluhur, dan alam sekitarnya.

Wor memainkan peran penting dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Biak Papua, mulai dari ritual keagamaan, upacara adat, hingga kegiatan sehari-hari. Dalam konteks ritual keagamaan, Wor sering digunakan dalam upacara inisiasi, yaitu proses transisi seorang individu dari satu tahap kehidupan ke tahap berikutnya, misalnya dari masa kanak-kanak ke dewasa.

Selama upacara ini, nyanyian Wor dinyanyikan untuk memberikan nasihat, memperkenalkan nilai-nilai kehidupan, serta memperkuat identitas budaya. Selain itu, dalam upacara perkawinan, Wor digunakan untuk menyampaikan restu dan harapan bagi pengantin agar hidup harmonis dan sejahtera.

Bahkan dalam kematian, Wor dinyanyikan sebagai penghormatan terakhir kepada almarhum, sekaligus sebagai bentuk penghiburan bagi keluarga yang ditinggalkan.

Di samping itu, Wor juga menjadi media penceritaan sejarah yang merekam jejak perjalanan leluhur masyarakat Biak. Banyak syair dalam Wor yang mengisahkan tentang perjalanan migrasi, peperangan, persaudaraan antar marga, serta hubungan dengan dunia spiritual.

Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Biak memiliki sistem pencatatan sejarah yang berbasis lisan, di mana pengetahuan dan ingatan kolektif diwariskan melalui nyanyian Wor.

Dalam setiap syairnya, terkandung simbolisme dan metafora yang menggambarkan peristiwa penting yang dialami oleh leluhur mereka, sehingga generasi muda dapat memahami asal-usul mereka dan menjaga kesinambungan identitas budaya. Selain berfungsi sebagai alat pendidikan, Wor juga merupakan sarana hiburan. Warisan Nenek Moyang.

Kearifan Lokal

Dalam perayaan-perayaan tertentu, seperti Festa Biak, masyarakat berkumpul untuk menari dan menyanyikan Wor bersama. Hal ini menciptakan suasana kebersamaan dan memperkuat hubungan sosial antar anggota komunitas.

Musik pengiring Wor biasanya berasal dari alat musik tradisional seperti tifa, gong, dan suling bambu, yang menambah nuansa magis dalam pertunjukan. Ritme dan melodi dalam Wor sangat khas, dengan pola nada yang berulang-ulang, menciptakan efek hipnotis yang membawa pendengar ke dalam suasana meditatif dan penuh penghormatan.

Namun, seiring dengan perkembangan zaman dan masuknya pengaruh budaya luar, tradisi Wor menghadapi tantangan dalam hal pelestariannya. Generasi muda semakin jarang mempelajari dan menyanyikan Wor karena terpengaruh oleh musik modern dan gaya hidup perkotaan.

Oleh karena itu, berbagai upaya dilakukan oleh para tetua adat dan komunitas budaya untuk melestarikan Wor, seperti mengajarkannya di sekolah, mengadakan festival budaya, serta merekam dan mendokumentasikan Wor dalam bentuk audio dan video agar dapat diakses oleh generasi mendatang.

Dalam konteks yang lebih luas, tradisi Wor merupakan cerminan dari kearifan lokal masyarakat Biak dalam memahami kehidupan dan hubungan mereka dengan alam serta leluhur. Setiap lirik dalam Wor bukan sekadar kata-kata, tetapi merupakan rangkaian pesan yang mendalam, penuh dengan nilai-nilai kebersamaan, solidaritas, dan spiritualitas.

Oleh karena itu, menjaga kelestarian Wor bukan hanya tanggung jawab masyarakat Biak, tetapi juga merupakan warisan budaya yang patut diapresiasi oleh seluruh bangsa Indonesia sebagai bagian dari kekayaan budaya Nusantara. Di tengah arus globalisasi yang terus berkembang, pelestarian tradisi seperti Wor menjadi semakin penting agar generasi mendatang tetap memiliki akar budaya yang kuat.

Dengan memahami dan menghormati tradisi ini, kita tidak hanya melindungi warisan nenek moyang, tetapi juga memastikan bahwa nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Wor tetap hidup dan menginspirasi generasi penerus untuk terus mencintai serta menjaga budaya mereka.

Penulis: Belvana Fasya Saad

 
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya