Liputan6.com, Jakarta Perekonomian global diprediksi tumbuh dalam kisaran 2,7% hingga 3,3% pada tahun 2025, meskipun masih dihadapkan pada berbagai tantangan ketidakpastian.
Faktor-faktor seperti kebijakan ekonomi global, kondisi geopolitik, perlambatan ekonomi di beberapa negara, inflasi tinggi, tekanan pasar keuangan, perubahan iklim, dan gangguan rantai pasok menjadi dinamika yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Baca Juga
Perekonomian Nasional Tetap Stabil dan Tangguh
Di tengah tantangan global, ekonomi Indonesia menunjukkan ketahanan yang kuat dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,02% pada kuartal IV-2024 (yoy).
Advertisement
Tingkat inflasi sepanjang 2024 tetap terkendali di angka 1,57%, sementara indeks PMI Manufaktur pada Januari 2025 tetap ekspansif di level 51,9.
Selain itu, Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) stabil di angka 127,2, dan neraca perdagangan mencatat surplus selama 57 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyoroti bahwa surplus perdagangan Indonesia mencapai USD 31 miliar berkat peningkatan ekspor utama, termasuk pertumbuhan nikel sebesar 17,3%, logam mulia 18,3%, dan alas kaki 10%.
Permintaan global terhadap tekstil dan produk turunannya juga masih cukup tinggi, meskipun beberapa industri menghadapi tantangan.
Stimulus Ekonomi dan Kebijakan 2025
Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi 2025, pemerintah telah menyiapkan berbagai stimulus yang akan dijalankan pada kuartal pertama tahun ini. Beberapa di antaranya meliputi:
- Optimalisasi Bantuan Sosial pada Februari dan Maret 2025.
- Pencairan Tunjangan Hari Raya (THR) bagi ASN dan pekerja swasta pada Maret 2025.
- Paket Stimulus Ramadan dan Idul Fitri, termasuk diskon tiket pesawat.
- Paket Stimulus Ekonomi, meliputi diskon tarif listrik serta pembebasan PPN untuk sektor otomotif dan properti.
- Program Makan Bergizi Gratis guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Peningkatan Daya Saing dan Transformasi Ekonomi
Pemerintah terus berupaya meningkatkan daya saing melalui transformasi ekonomi jangka panjang dengan berbagai langkah strategis, antara lain:
- Program Ketahanan Pangan dan Energi untuk memastikan stabilitas pasokan.
- Optimalisasi Pengelolaan BUMN melalui inisiatif Danantara.
- Implementasi Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) guna mendukung sektor perumahan.
- Pengembangan Kawasan Industri dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) guna mendorong investasi.
- Kredit Investasi untuk Industri Padat Karya guna membuka lebih banyak lapangan kerja.
- Kebijakan Tax Holiday dan Tax Allowance untuk menarik investasi.
- Peningkatan Retensi Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam di dalam negeri.
- Implementasi Bullion Bank guna memperkuat ekosistem industri logam mulia.
- Penguatan Kerja Sama Ekonomi Internasional untuk memperluas pasar ekspor.
Airlangga menegaskan bahwa hilirisasi industri tidak hanya berfokus pada nikel, tetapi juga komoditas lain yang berpotensi berkembang pesat. Salah satu upaya yang dilakukan adalah pengembangan KEK seperti KEK Gresik dan KEK Kendal yang telah menarik investasi sebesar Rp 82,6 triliun serta menciptakan 42.930 lapangan kerja sepanjang 2024.
Advertisement
Komitmen Terhadap Energi Ramah Lingkungan
Sebagai bagian dari transisi energi hijau, pemerintah terus mendorong pemanfaatan kendaraan listrik. Indonesia memiliki keunggulan kompetitif dalam industri kendaraan listrik karena sumber daya alamnya yang mendukung produksi baterai. Selain itu, inisiatif Just Energy Transition Partnership (JETP) juga telah diluncurkan untuk mempercepat transisi energi berkelanjutan.
Regulasi Baru terkait Devisa Hasil EksporPemerintah juga memperkenalkan regulasi baru melalui Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2025 yang mewajibkan 100% Devisa Hasil Ekspor (DHE) dari sumber daya alam untuk ditempatkan di sistem keuangan Indonesia selama 12 bulan. Kebijakan ini berlaku untuk sektor pertambangan (kecuali minyak dan gas), perkebunan, kehutanan, dan perikanan, sementara sektor migas masih mengacu pada PP Nomor 36 Tahun 2023.
Turut hadir dalam forum ekonomi ini sejumlah pejabat tinggi, termasuk Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman, Mantan Wakil Presiden RI 2009-2014 Budiono, serta beberapa mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan pejabat terkait lainnya.
Dengan berbagai kebijakan dan strategi yang telah dirancang, diharapkan ekonomi Indonesia dapat tumbuh lebih kuat dan kompetitif dalam menghadapi tantangan global di tahun 2025.
